"Taehyung-ah kemarilah"
"Taehyung? "
"Kemarilah, aku akan mengajarimu cara membuat kue"
"kau ibuku? "
" Tentu saja "
" Lalu, siapa yang lebih tua antara aku dan dia? "
" Apa maksudmu? Kau adalah anak tunggal. Kau satu satunya harta paling berharga yang kumiliki"
Taehyung kecil menjadi emosi setelah mendengar ucapan itu dengan mengepalkan tangan nya. Awal dari sebuah cerita tragis yang menimpa seorang Ibu hanya karena menjelaskan pada anaknya bahwa dia hanya memiliki satu orang putra.
"Taehyung-ah"
Tatapan Taehyung kecil berubah menjadi kosong datar melihat wajah ibu kandung nya itu yang sedang mencampurkan adonan kue. Taehyung merangkak ke sisi lain meja dapur mengambil sebilah pisau buah dari tempatnya
"ARGH! "
reaksi spontan yang keras terdengar ketika pisau buah yang tumpul itu memaksa masuk menusuk punggung kaki perempuan itu. Dia langsung terjatuh turun dari kursi memandang kakinya yang mulai mengeluarkan darah.
Taehyung kecil yang melihat itu hanya menatap tak bereaksi ketika Ibunya merintih kesakitan. Dia kemudian mendekat dan menarik paksa bila pisau yang tertancap itu, dan jelas ada semakin banyak darah yang keluar.
Perempuan itu kembali menjerit dan menyeret tubuh lemahnya kearah dinding menjauhi Taehyung kecil, anak kandungnya sendiri.
"Ini salahmu ibu, kenapa kamu tidak menganggap ku anakmu?"
"Ta-Taehyung-ah" terbata perempuan itu memanggil nama anaknya
"Kau selalu saja pilih kasih dan menganggap bahwa aku bukan anakmu, bahwa aku tidak pernah ada"
Mata perempuan itu membulat setengah ketakutan
"Tunggal katamu? Jadi, kau hanya memiliki satu orang putra? Lalu aku ini apa?"
Taehyung kecil kembali melontarkan pertanyaan aneh dengan tatapan kosong.
Dia membawa maju sepasang kaki mungilnya mendekat kearah ibunya, saat itu ekspresi ibunya semakin ketakutan seolah melihat monster dan itu semakin membuat Taehyung kesal menguatkan cengkraman jemarinya pada bilah pisau yang Ia genggam
Jleb!
"ARGH!"
rintih kesakitan yang sekali lagi terdengar menggema di ruang dapur. Kali ini bilah pisau menancap tepat di tengah perut perempuan itu
"Ibu, perutmu sangat lembut sama seperti kue pandan berisi slai strawberry yang pernah kita makan"
Ungkap Taehyung kecil yang tersenyum sambil menatap darah yang mengalir keluar dari perut ibunya.
Wanita itu tak bergeming karena merasakan tubuhnya yang telah mati rasa serta dibanjiri darah
"Ibu, seharusnya kau tidak berkata seperti itu. Maka akupun tidak akan berbuat sejauh ini untuk menyadarkanmu"
Ucap Taehyung menatap mata perempuan itu dan kemudian tersenyum
"Ibu, sudahkah kau ingat siapa aku? Apa usahaku berhasil? " tanya Taehyung kecil yang lagi-lagi tersenyum menatap
"Uhuk!"
Muntahan darah keluar memuncrat dari mulut perempuan itu dan Taehyung kecil mengambil langkah mundur. Dia perlahan menunduk dan menghentak satu tarikan napas panjang di tubuhnya, tangannya mulai gemetar diikuti pupil mata yang membesar menatap aliran darah yang telah sampai membanjiri telapak kaki mungil miliknya.
Dia lalu menatap tegak kearah Ibunya yang sudah lemas bersandar pada dinding lengkap dengan pisau yang masih menancap di perutnya.
Teriakan kencang dari Taehyung kecil mendadak terlontar hingga bergema ke seluruh rumahnya, Taehyung terus menangis memanggil ayahnya dengan kaki yang masih gemetar ketakutan melihat apa yang terjadi pada ibunya. Dia kembali berteriak keras memanggil manggil ayahnya sambil terus menangis
"Taehyung-ah! "
Ayahnya, Kim Joon Hyuk yang baru saja tiba begitu terkejut melihat istrinya telah tergeletak bersimbah darah. Dia lantas langsung memeluk Taehyung kecil untuk menenangkan nya agar tidak menyaksikan kondisi ibunya yang mengerikan dan naas itu.
***
Setelah kejadian itu, Taehyung dibawa ke psikiater mengingat bahwa Taehyung lah satu satunya saksi yang melihat secara langsung kejadian itu tepat di depan matanya.Kim Joon Hyuk sangat khawatir pada kondisi mental putranya itu, belum lagi usia Taehyung yang baru menginjak usia 7 tahun terbilang sangat muda untuk bisa memahami situasi yang telah menimpa ibunya.
Psikiater kemudian memulai rangkaian sesi dengan mengajukan beberapa pertanyaan dari yang umum sampai mendetail, hal itu jelas bertujuan untuk mengamati respon dari Taehyung
"Saya telah menyelesaikan sesi konsultasi ini, tapi saya sama sekali tidak mendapatkan respon darinya. Saya tahu bahwa peristiwa seperti ini sangat sulit dicerna oleh anak anak seusianya, saya harap anda tidak begitu melimpahkan beban tersebut kepada Taehyung. Tidak perlu sangat cemas dan mengkhawatirkan kondisinya, karena saat ini Taehyung mungkin hanya masih sedikit syok atau mengalami trauma pasca kejadian "
Ungkap psikiater itu menemui Kim Joon Hyuk
" lalu apa yang sebaiknya saya lakukan untuk Taehyung kedepannya dok? "
" Saya rasa anda perlu membuat lebih banyak janji temu dengan para psikiater untuk memastikan bahwa tidak ada efek samping berlebih di masa depan "
" baiklah, termakasih dok "
" ah satu lagi, saya harus mengatakan bahwa sepanjang saya mengajukan beberapa pertanyaan. Taehyung hanya terus mengeluarkan tatapan kosong dari matanya, entah apa yang sedang dia pikirkan tapi alangkah lebih baik jika saat ini kita menunggu, membiarkan nya untuk merasa lebih tenang "
Jelas psikiater itu, dan kembali mengajak Kim Joon Hyuk masuk kedalam ruangan untuk menjemput Taehyung kecil
" Itu bukan aku. Aku melihatnya menusuk perut itu dengan pisau, tapi itu bukan aku"
Ucap tidak terduga dari Taehyung dengan wajah datar yang sama sekali tidak menampilkan emosi
-
Tidak ada yang tahu
Taehyung
-
-Hi! Tolong tinggalkan jejak setelah membaca & Follow Author demi kenyamanan bersama-
-[Catatan : 'Update Setiap Jumat']Nangkring kuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO // [KTH]✔
Fanfiction[PSYCHO] "Kau hanya perlu berbohong agar bisa di percaya" -KTH ....