"Loh, kok malah tidur sih?" tanya Wisnu saat melihat Calya tertidur di bahu Brian, lalu menaruh masakannya di karpet.
"Wih udah mateng," ucap Daun, lalu melahap stik kentang goreng.
"Kebiasaan deh Un, tungguin yang lain kalau makan. Panggil Bang Je sama Bang Bear gih!" perintah Brian yang sedang asik membaca webtoon kesukannya.
"BANG JE, BANG BEAR, TURUN GIH MAKANANNYA UDAH MATENG!"
Mendengar teriakan Daun, Calya sedikit terganggu. Ia menggeliat, mencari tempat ternyaman dengan memeluk Brian lalu melanjutkan tidurnya. Sedangkan yang lain melihatnya sudah menahan napas, takut Calya terbangun dan mengomel seperti tadi siang.
Brian sendiri tak ambil pusing, ia malah merangkul Calya sambil menepuk-nepuk pelan lengan gadis itu agar kembali lelap dan berhasil!
Calya sudah lelap tertidur seakan-akan ia tak mendengar teriakan Daun tadi.
Tak lama Satya dan Jeje pun turun, lalu mulai membentuk posisi lingkaran, Jeje bahkan sudah mencomot kentang goreng bersama Daun.
Satya baru saja ingin membangunkan Calya, namun urung saat mendengar bisikan Brian.
"Jangan dibangunin, nanti ngamuk kayak tadi siang," bisik Brian.
Satya yang paham akan hal itu pun ikut melahap makanannya.
Brian memilih melanjutkan bacaannya, ia bisa makan nanti, yang terpenting adik perempuannya tidur. Setelah mendengar teriakan Calya tadi siang, mereka sadar bila Calya dan Bunda mirip. Sama-sama garang. Jadi, lebih baik mereka pilih aman.
"Wah, Calya dari kapan tidurnya bang?"
Mereka serentak menoleh ke arah Bundanya yang baru saja pulang, lalu menaruh telunjuk di depan bibir dengan panik, takut Calya terbangun.
Papa El dan Bunda Yena pun diam tak mengerti.
"Tadi Calya ngamuk, jadi Papa sama Bunda jangan berisik," jelas Jeje lalu kembali melahap makanannya.
Mendengar perkataan Jeje, Papa El berlalu begitu saja entah kemana. Bunda pun menghampiri para anaknya, ingin tahu cerita lengkapnya.
"Kok bisa sih Calya ngamuk, diusilin Jeje ya?" tuduh Bunda sambil menunjuk Jeje.
"Ih enggak Bun, tanya aja yang lain," bantah Jeje tak terima.
"Bukan sama Jeje Bun," ucap Satya lalu menceritakan kejadian sesungguhnya, Bunda pun mengangguk percaya.
Di rumah ini, Bunda hanya percaya dengan perkataan Satya dan Wisnu, selain itu tidak ada. Sedangkan ketiga anaknya yang lain sama sekali tidak bisa dipercaya.
Tiba-tiba saja Papa El datang dengan segelas jeruk peras, lalu mengelus rambut Calya bermaksud membangunkan putrinya itu. Jeje sudah siap dengan ponselnya, berniat mengabadikan saat-saat Papa El diamuk oleh putri kesayangannya.
Iya ges, selaknat itu Jeje sama Papanya sendiri.
"Aya, bangun dulu, Papa udah bikinin jeruk peras kesukaan kamu nih," ucap Papa El tanpa menghentikan elusannya.
Calya menggeliat lalu membuka matanya perlahan, "Mana Pa jeruknya?"
Secepat itu Calya terbangun cuma karena jeruk.
"Nih, minum dulu."
Calya meminum segelas jeruk peras itu dengan cepat, lalu mengembalikan gelasnya ke Papa El.
Tiba-tiba saja Calya menangis sesegukan, membuat yang lain heran.
"Kenapa sayang?" tanya Papa El lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings + Day6
FanfictionInspired by @fnza__ Apa sih yang Calya tidak punya? Papa tampan yang selalu memanjakan ia layaknya Princess? Bunda yang selalu siap menjadi pendengar keluh kesahnya? Kebahagiaan yang selalu meliputinya? Atau Para Abang yang selalu menemaninya? Cal...