Pagi ini keluarga Pramoedya tengah asik menyantap sarapan, ditemani suara musik dangdut remix yang digunakan ibu-ibu untuk senam di Lapangan.
"Oh iya Bunda baru inget, udah bilang ke teman mu kalau hari ini pindah?" tanya Bunda.
Calya mengangkat kepalanya, lalu mengangguk.
"Udah kok Bun," jawab Calya setelah berhasil menelan makanannya.
"Kalian berangkat jam berapa?"
"Tunggu yang lain selesai mandi aja Bun," jawab Calya.
"Oke, setelah ini Daun mandi di kamar mandi bawah, Jeje jangan lama-lama mandinya, Brian mandi duluan, biar ga tidur lagi." Mereka yang namanya disebut hanya bisa mengangguk patuh.
Jangan heran mengapa Satya dan Wisnu tidak disebut, karena mereka sudah rapi sejak adzan subuh berkumandang. Berbeda dengan 3 abang yang lain, mereka memang bangun untuk menunaikan solat, tapi kembali lagi melanjutkan wisata mimpi yang tertunda.
Seperti yang Bunda Yena bicarakan, hari ini mereka akan ke Kosan Calya untuk mengambil semua barang-barangnya, karena Papa El memaksanya untuk tinggal bersama. Mau tak mau, ia harus pindah.
Para abang pun turut membantu proses pindahan nanti, jelas karena ini salah satu perintah mutlak dari seorang Yena. Jika Bunda Yena sudah memberikan perintah, jawabannya hanya satu, laksanakan!
Kini mereka sudah sampai di Kosan Calya. Ia sudah sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam tas, lalu Wisnu dan Satya membantu merapikan koleksi lipstik dan parfum yang terpajang rapi dalam lemari kayu.
Wisnu pun sesekali mencium wangi parfum milik Calya, beda dengan Satya yang cekatan merapikan seluruh alat kosmetik milik Calya ke dalam tas besar.
"Daun, bantuin sini, ngapain di luar aja?" tanya Wisnu heran, ia pun menghampiri Daun yang masih asik menyandar pada handrail tangga depan kamar Kos Calya.
Walah, ternyata Daun lagi asik menggombali mba-mba kamar sebelah! Bisa-bisanya si Daun, saudara-saudaranya sedang sibuk di dalam, ia malah asik merayu wanita.
Setelah satu jam membereskan barang-barang Calya, mereka pun kembali ke mobil yang dikendarai oleh Jeje.
Jeje memasang raut wajah masam, berharap adiknya peka bila dirinya sangat bete karena harus menunggu selama satu jam sendirian di mobil. Tapi sayang, adik-adiknya tidak ada yang peka satupun. Mereka terlihat sangat lelah, sehingga hanya bisa duduk diam bersandar selama perjalan pulang.
Sebenarnya, barang-barang Calya tidak begitu banyak, untuk ukuran anak Kos. Hanya saja yang membuat mereka lelah karena tadi Satya salah memasukan koleksi lipstik milik Calya, sehingga ia meminta mereka memasukan ulang ke dalam wadah sesuai warna masing-masing. Hal itu jelas membuat Satya, Daun, dan Wisnu mual dengan banyaknya lisptik milik Calya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings + Day6
FanfictionInspired by @fnza__ Apa sih yang Calya tidak punya? Papa tampan yang selalu memanjakan ia layaknya Princess? Bunda yang selalu siap menjadi pendengar keluh kesahnya? Kebahagiaan yang selalu meliputinya? Atau Para Abang yang selalu menemaninya? Cal...