• IGATT - 23 •

1.3K 191 10
                                    

••••

Jeffrey membuang blazer ke atas sofa, lalu menyusul untuk mendaratkan diri di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeffrey membuang blazer ke atas sofa, lalu menyusul untuk mendaratkan diri di atasnya. ia mengecek ponsel, pukul tujuh malam waktu setempat. Ia mengusap wajahnya sebelum bangkit untuk membersihkan diri, dan memakai pakaian yang baru saja dibelinya tadi. Karena jika kalian lupa, Jeffrey bahkan tak sempat mengganti pakaian, apalagi berkemas.

Raven sialan. Untungnya, Raven menghubungi dengan nada sepanik itu memang karena ada sesuatu hal yang penting, dan Jeffrey tak jadi untuk percobaan pencurian stok mie instan terakhir miliknya.

Setelah semuanya selesai, Jeffery kembali terduduk di atas sofa kamar penginapannya tersebut. Sesaat ia berpikir, terus sekarang ngapain?

kemudian ia mengingat-ingat apa yang dilakukannya selama beberapa jam terakhir ini. Dimulai dari Raven yang menelponnya ... Dilanjut dirinya yang bergegas ke Kanada hanya bermodalkan badan-uang-handphone-pasport ... Lalu, ah! Dia belum mengabari siapapun!

Jika Jeffrey sedang ada di dalam drama India, mungkin saat ini wajahnya sedang di zoom-in zoom-out berulang-ulang sebagai kesan dramatis yang kentara.

Duh, gue goblok banget anjir, batinnya memaki diri sendiri.

Jeffrey langsung menyambar ponselnya, sebagai anak-baik-sayang-orangtua ia memutuskan untuk menelpon Bundanya terlebih dahulu.

satu detik, dua detik, dan pada detik ketiga saat ponsel sebrang berdering, suara seorang wanita paruh baya yang khawatir memenuhi pendengaran Jeffrey.

"Halo, bunda?"

"Jeffrey? Ini kamu? Kamu kemana kok bunda cariin di kos-an gaada?"

Cowok itu menggaruk keningnya yang tak gatal mendengar rentetan pertanyaan itu. "Bunda ke kos-an aku? Ngapain?"

Terdengar suara helaan nafas dari ujung sana, "ayahmu mau kamu kuliah di Kanada, Jef."

Lagi, Jeffrey berada dalam situasi yang dramatis. "Hah? Gimana-gimana?"

"Ayahmu, dia pingin kamu kuliah di Kanada. Bahkan semuanya udah di urusin sama dia, kamu tinggal bawa badan aja untuk mulai kuliah lusa."

"Loh bun?"

"Jangan teriak di telpon, Jef!" ucap wanita paruh baya itu tak kalah ngegas.

"Iya-iya, maaf. Tapi bunda, Jeffrey udah ada di Kanada sekarang."

"Hah? Kok bisa?"

"Bunda, jangan teriak di telpon."

Lihatlah, sekarang anak dan ibu ini malah sama-sama ngegas kagetnya. Lenggang sesaat, Jeffrey bisa mengira jika ibunya itu pasti sedang berpikir keras, atau bahkan menularkan sikap ngegas-nya ke seisi rumah lewat suara grasak-grusuk yang terdengar.

Ice Girl And The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang