• IGATT - 33 •

894 167 19
                                    

⚠︎ harsh words

•••

"Lo beneran nggak papa?" Jeffrey bertanya untuk yang kesekian kali, "nama doang ngumpul-ngumpul, padahal jadi tempat pamer."

Mulutnya sibuk beralibi, sementara matanya sibuk berkutat dengan ponsel. Sesuai dengan arahan Mark, keduanya sedang berada di koridor SMA Garuda yang sepi.

"Iya, beneran. Tapi, ini lo beneran mau sparing di sini?" cewek jangkung itu menoleh ke sekeliling, mengamati interior SMA Garuda sebagai salah satu SMA swasta terkemuka di Jakarta.

Jeffrey mengantongi ponselnya. "Iya."

Keduanya berbelok menuju sebuah gedung yang terpisah dari gedung utama, melewati jalanan paving yang dibatasi tanaman.

"Alumni SMA Garuda dibolehin keluar masuk sekolah? Meskipun sekolah lagi libur?"

Cowok itu tertawa, mengayunkan tas olahraga miliknya. "Boleh-boleh aja sih," keduanya menjadi orang yang paling terakhir tiba. Menggunakan dagunya, Jeffrey menunjuk seorang cowok yang sedang berkutat dengan kunci pintu gedung olahraga, melanjutkan, "yang punya sekolah, kan bapaknya."

Tepat setelah Jeffrey berkata demikian, pintu gedung terbuka dan orang-orang yang sedari tadi berdiri di sana berhamburan masuk.

"Lis, gua ke ruang ganti dulu, mau langsung main. Lo ke tribun aja."

••••

"Kak lalis, sendirian?" tanya Haechan, menghampiri mantan kakak kelasnya itu yang tengah duduk sendirian.

Dari total dua puluh cowok yang hadir di sana beserta pasangan masing-masing, ada sepuluh orang yang bermain di lapangan, termasuk Jeffrey. Sedangkan sisanya sibuk mengomentari alur pertandingan dari kursi tribun.

Lalisa sendiri duduk diantaranya, namun semua orang yang ia kenali tengah bermain, sehingga terpaksa harus berdiam diri karena kikuk untuk memulai obrolan dengan orang lain.

"Nggak ikut main, chan?"

"Nanti, diputaran kedua. Gue mana mau ngelawan tim sadis begitu," jawab Haechan, sembari menunjuk tim Jeffrey menggunakan dagunya.

Cewek itu mengikuti arah tunjuk Haechan, menatap lapanhan dengan panjang 28 meter dan lebar 15 meter di mana Jeffrey tengah bermain di sana.

"Woi, badan lo tiang banget, geser dikit," ucap salah satu cowok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Woi, badan lo tiang banget, geser dikit," ucap salah satu cowok. Lalisa ingat, dialah yang tadi Jeffrey tunjuk sebagai anaknya yang punya sekolah.

Lalu Jisung, yang tadi menjemput Jeffrey dan dirinya, tengah sibuk memantul-mantulkan bola. "Kalo gua geser ya bolanya bakalan lo ambil dong."

"Ya emang itu niat gua," lalu secepat kilat memanfaatkan kelengahan Jisung untuk merebut bola, mengoper pada Doyoung.

Ice Girl And The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang