二十五

6.6K 1.2K 791
                                    



bright santai minum susu jahe tanpa menggubris pesan terakhir dari win perihal ayahnya mau datang.

padahal dua puluh menit yang lalu bright ketar-ketir. belum siap kalau harus dihajar bapaknya win. lalu nggak tau darimana bright bikin cocokologi sendiri yang berujung pada kesimpulan;

"ya nggak mungkin lah dateng." gumam bright, abis itu buka handphone dan milih game mobile legends sambil nunggu win selesai les.

sesekali bercanda bareng pemilik burjo tentang pernah ada syuting katakan putus sampai kisah horor hantu di pohon samping burjo, tepat dimana motor bright terparkir.

"dulu ya mas sekitar tiga tahun yang lalu ada perempuan yang ngekost di belakang ketauan di bunuh sama pacarnya."

"kost belakang burjo ini, pak?"

bapaknya ngangguk, "iya, kamar nomer 19. sekarang jadi gudang mas."

"seremnya dimana?"

"lhooo, mayatnya di taruh di kresek terus di gantung di pohon samping burjo saya!" sadar ekspresi muka bright tidak berubah, bapak pemilik burjo lanjut cerita,

"kalo yang udah-udah mas, yang parkir persis di bawah pohon di ikutin sampe pulang!"

"di ikutin?"

"iya, apalagi kalo ganteng."

"kenapa?"

"yooo arep dirabi."

"hampura ini mah abdi teu paham."

"lah ngomong opo tho?"

abis itu bapaknya ngomong pake bahasa jawa campur indonesia yang tentu bright kurang paham.

bright sempat kepikiran sih, makannya sesekali nengok ke arah luar, ya ngeri aja kalo bener diikutin sampe rumah.

"bukan pacar yang di bonceng malah dedemit."

bapak pemilik burjo ngeri sendiri liat bright diem, matanya memincing lalu bengong.

tapi sumpah, bright bengong begitu seseorang baru saja masuk dan duduk di sebelah bright bersama satu perempuan terbalut setelan piyama dengan cardigan rajut warna coklat.

"ini bright ya?" sapa perempuan yang bright kira berumur 40 tahunan, "ganteng kok, pah."

"percuma ganteng tapi main bola pake sarung."

ibunya ketawa, bapaknya udah sibuk mesen burjo.

"bright pacarnya win, anak saya kan?"

SUEEEEER BRIGHT MINGKEM SEMINGKEM MINGKEMNYA ORANG MINGKEM.

hingga notifikasi sms masuk muncul di handphone bright,

win☺︎︎: papa aku udah sampe ya?


chimon:
WKWKWKWKKWK PANIK
DISAMPERIN BOKAP GUAAA

chimon:
LEBIH PANIK LAGI
BOKAP NGAJAK MAMA WKWKWK

chimon:
gua udah siapin sarung, baju koko
sama buku yasin nih kalo lo ga kuat

chimon:
eiya kan beda server
WKWKWKKWKWK











pernah bikin nangis anak orang lalu ditangkap bapaknya terus di sidang?

kayak gitu lah gambaran mudah gimana kondisi bright saat ini. dihadapannya ada bapak dan ibu nya win paket lengkap sama anaknya.

minus chimon karena sibuk main sama empat sekawan.

"kalian apa nggak mikir ya?" buka papa nasution di tengah atmosfir sunyi di warung burjo malam itu, "gender sama, tapi beda agama. nggak kebalik?"

"apasih yang diharapkan dari hubungan kalian?"

"pa—"

"harusnya saya hajar kamu malam dimana kamu cium anak saya."

papa nasution menandaskan burjo miliknya lalu menatap win dan bright bergantian, "saya tahu resiko jika saya mukulin kamu. polisi sudah tentu.

saya nggak keberatan dihukum bui karena mukulin kamu."

tenggorokan bright tiba-tiba ada dua amandel gede banget sampe mau nelen air putih aja susah.

"tapi saya paling nggak bisa liat win nangis karena kamu saya hajar."

"bright, om sama tante dulu struggling banget untuk minta restu. kami mengerti betul bagaimana rasanya punya hubungan tapi ditolak oleh orang tua." mama win senyum.

dan beliau lanjut cerita gimana susahnya minta izin buat nikah karena orang tua dari mama win tidak setuju.

"panjang kalau kau minta cerita kan." papa nasution kembali dengan mangkok burjo ke-dua.

"pacaran sewajarnya aja ya." ucap mama win diakhiri dengan senyuman.

"i—ini, ki—kita—" bright mendadak gagap, bangsat.

"kau tak cerita pacar mu ada turunan aziz gagap."

win ngakak sedangkan kesadaran bright belum sepenuhnya pulih. iye doi shock berat.

"oiya, minggu depan bright papa rekrut sebagai anggota senam yang baru."

"PA—"

"no protest! kamu sama chimon resign jadi papa butuh anggota baru. final."

"turutin aja daripada—"

belum mama win selesai ngomong udah keburu di sela bright, "IYA OM PASTI!" katanya sambil acungin jempol.

"tapi kamu nggak pindah kan?" bright mendekat ke sisi win sambil bisik-bisik.

"dari chimon ya?" win malah ketawa, "nanti aku jelasin."

malam itu di tutup makan bebek goreng di kawasan matraman. win ikut pulang bareng ayahnya, bright biar langsung pulang karena udah malem juga.

tepat ketika bright udah duduk diatas motor dan mau pake helm, win buka kaca mobil lalu dadah-dadah ke bright, "jangan ngebut!" teriak win dari mobil.

bright senyum, "iyaa." katanya pasang senyum paling manis.

eh, bokapnya win ikutan, "bright, sudah bisa dua syahadat belum?"

win bersiap protes tapi keburu papanya ngomong, "seragam senam hari sabtu!" ucapnya ke bright abis itu cabut.





tamat






































































chapter 26 maksudnya tamat.

hm, tidak akan semudah itu ( ͡° ͜ʖ ͡°)

stupid | brightwin ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang