ada beberapa hal yang harus kamu hindari jika bertemu mantan gebetan pacar kalian;jangan mau di ajak makan bareng.
pokoknya jangan!
bright juga enggak tahu kenapa tiba-tiba ada di restauran bareng win dan tentu saja remahan nastar alias luke.
luke emang nawarin makan bareng tapi serius deh diantara bright sama win nggak ada yang bilang 'iya'
"kok diem?" tanya luke, "positive nih ya?"
win melotot, bright santai aja pokoknya kalo macem-macem baru turun tangan.
"bentar, pesen minum dulu." ucap luke seraya beranjak dari kursinya, tentu saja tertuju pada win.
dari apa yang bright amati bisa disimpulkan jika luke sedang menepuh pendidikan di universitas.
kemeja putih dengan lengan di gulung hingga siku, celana hitam, beberapa buku anatomi tubuh jika bright tidak salah lihat, luke meletakan tasnya di meja secara sembarang membuat isi dari tas tersebut mengintip dari dalam.
luke datang dengan nampan berisi air mineral dan dua gelas es jeruk.
"nih, es jeruk nggak terlalu manis, es nya banyakin." ucap luke, "masih sama kayak dulu kan?"
satu gelas untuk win dan satu lagi punya luke.
bright air putih aja cukup.
win berusaha banget mau senyum padahal disampingnya bright dengan muka datar, matanya tidak lepas mengamati gerak-gerik luke.
"jadi win gimana kabar om sama tante?" tanya luke, duduknya berhadapan dengan win.
"baik kak."
"alhamdullilah, chimon masih bandel ngak?"
sementara luke ha-ha-hi-hi, ini ada bright loh daritadi diem aja. nggak jauh beda sama patung hokben.
jadi pajangan doang.
"rumah masih di tempat yang dulu kan?"
"iy—"
"lo petugas sensus ya?" celetuk bright, abis luke nanya mulu.
suasananya jadi makin awkward karena respon luke cuma senyum paksa dan win langsung mingkem.
bright kalem aja lanjut main game tanpa peduli gimana luke daritadi natap bright, win ketar ketir lah mana baru pertama kenal malah begini.
"kak luke aku boleh bungkus aja?" tanya win setelah merasa dua orang ini nggak bakal bisa satu meja.
"kenapa?"
"nanya lagi." sahut bright sinis, pelan tapi luke bisa denger apa yang baru saja keluar dari mulut bright.
tangan bright disikut win, "udah sore juga, kak."
"loh bisa aku anter pulang kok."
"gak, gue masih bisa anter pacar gue pulang." bright beranjak dari kursi, tangan kirinya meraih tangan win mengajaknya segara pergi.
samar-samar bright masih bisa mendengar win melontarkan permintaan maaf.
_____
"kok diem?" bright bingung daritadi menduga-duga jika win marah, "gak suka ya makan di warteg?"
win geleng, "perut aku sakit, maag kayaknya."
"yA MAKAN DONG!"
"eneg tapi." keluh win, tangan kirinya megangin perut, tangan kanan merogoh sesuatu di dalam tas.
obat maag, tapi keburu diambil bright.
"sini." bright meraih sendok, membuka botol obat maag tadi dan mulai menuangkan di sendok, "a' buka mulutnya."
win nurut, membuka mulutnya lebar dan menelannya,
"bright, maaf ya—"
tahu arah omongan win mau kemana bright buru-buru menyela, "don't be sorry, aku cuma nggak biasa liat perhatian dia buat kamu."
"makasih."
"buat?"
"everything." win senyum.
rambut win diacak-acak bright, "dih nggak jelas." tapi bright ikut ketawa
win baru mau nyuap tau-tau matanya ngespot seseorang baru turun dari jok belakang motor, begitu tau siapa, win melotot sejadi-jadinya,
"kenapa?" bright mengikuti kemana arah pandangan win, dan begitu tau, "anjinggggg"
setelah obrolan yang tentu win tidak bisa dengar dan adegan usap-usap kepala, dua orang tadi masuk dna duduk tidak jauh dari win
win udah gatel mau bersuara tapi nggak bisa dan tiba-tiba,
"gulf?"
yang dipanggil nengok dan begitu tau siapa yang panggil, gulf kaget sampe kaku,
"sejak kapan lo main sama om-om?"
____
KAMU SEDANG MEMBACA
stupid | brightwin ✔︎
Historia Cortathis story is absolutely abnormal because was #1 in paranormal -052120 warn: -lowercase -non baku