"ANAK GAK TAU DIRI YA LU, LUCAS. SUSAH-SUSAH GUE KULIAHIN BIAR JADI DOKTER, KELAKUAN LU DI LUARAN MALAH KAYA GINI?!"
Suara wanita paruh baya dengan tubuh montok menggema di seluruh penjuru restoran. Daster berwarna merah menyalanya ia angkat tinggi-tinggi sampai atas lutut, memperlihatkan betisnya yang sebesar paha orang biasa.
Lucas yang tengah duduk bersebelahan dengan Guanlin langsung terperanjat kaget. Apalagi ekspresi ibunya yang sudah -arrrgh menyeramkan.
"SINI LU CAS!"
Ibunya berjalan menghampiri Lucas yang entah sejak kapan sudah berdiri.
"Maaak, Xuxi bisa jelasin! Ini gak seperti yang Mama liat."
"Diem lu!" bentak ibunya sambil menjewer telinga Lucas. "Gue susah-susah lahirin sama ngurus lu biar ganteng, sekarang lu malah mau kaya gini?!" ibunya menunjuk wig rambut panjang, anting berbentuk bunga, serta make up di wajah Lucas.
Persis seperti banci.
"Ini Xuxi lagi bantuin sepupu si Alin buat praktek di sekolah." Lucas menunjuk Guanlin yang duduk diam sambil menahan senyum.
Sepertinya Guanlin menikmati pertunjukan antara Lucas dan ibunya tersebut. Teman sialan memang.
"Woy bantuin dong!" Lucas menggerakkan bibirnya ke arah Guanlin tanpa suara.
Tapi percuma saja, Guanlin hanya menggedikkan bahunya tidak perduli. Pengunjung restoran juga terlihat kaget, tapi mereka yang tau kalau Lucas tadi di make up oleh seorang anak kecil hanya tertawa.
"Pulang sekarang!"
"Tapi Maaaak."
"Wong! Pulang atau gua hapus dari kartu keluarga?!"
"Iya Mak, Xuxi pulang nih. Ayo ayo." Lucas meraih jaket kulitnya di atas meja.
"Nak Alin, Ibu duluan ya, lain kali mampir lagi kalo udah marahin Lucas." Ibu Lucas tersenyum kikuk ke arah Guanlin.
"Iya, Bu gakpapa kok. Yang penting Lucas harus dijagain, wah sekarang pergaulannya aneh-aneh soalnya." Adu Guanlin tanpa ragu.
Lucas yang diseret keluar hanya melotot sambil terus mengumpat dalam hati pada pria yang kini mengangkat gelas anggur ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi 2 - Memories - [LENGKAP]
Fiksi PenggemarDisarankan untuk baca Ahjussi yang pertama dulu. "Tidak ada yang permanen di dunia ini - termasuk permasalahan kita." Kutip Charlie Chaplin (14 May 2020)