t w e n t y

171 27 7
                                    

Mereka sekeluarga datang di akhir pekan. Dan disambut oleh keluarga kecil Eunbi dengan ramah.

Kini di ruang tamu yang belum berubah sejak lama. Tempat nostalgia bagi Jungkook dimana mereka saling belajar ataupun nonton drama apapun bareng.

"Saya masih banyak kekurangan. Tapi tolong izinkan saya untuk menghabiskan sisa waktu hidup saya bersama Eunbi untuk waktu yang sangat-sangat lama."

"Ralat, lebih tepatnya selama hidup saya." Jungkook mengoreksi.

Proses lamaran antara dua keluarga ini berlangsung mudah. Kedua pihak sudah saling mengenal dan merasa cocok satu sama lain. Tidak ada tentangan dari pihak Eunbi maupun Jungkook.

Kini Eunbi dan Jungkook diberikan waktu dan tempat agar bisa mengobrol satu sama lain. Juga orang tua juga berbincang, dan sudah mulai merencanakan pernikahan.

Mereka yang tengah bicarakan nostalgia di halaman rumah Eunbi tiba-tiba berhenti sejenak, karena Aeri datang, adik kandung Jungkook. Usianya terpaut jauh. Lebih dari 15 tahun.

"Pas kita sekeluarga pindah ke cabang, mama mengandung Aeri. Waktu itu gua beneran gak ada waktu buat mikirin hal lain selain belajar. Maafin gua, Bi. Gimana pun gua salah."

Eunbi hanya tersenyum, bukan sesuatu simbol rasa yang buruk, melainkan rasa ikhlas akan rasa sakitnya dulu. "Gimana hasil belajarnya?"

"Gua disini kan pinter. Tapi disana beneran ketat banget persaingannya, gua sempet dirawat 2 minggu karena drop kecapean belajar." jawab Jungkook.

"Kenapa belajar sekeras itu sih?"

Jungkook mengangkat Aeri dan memangkunya karena diminta, lalu ia menjawab, "Lu tahu kan, masa muda gua tuh beneran- huh gimana harus bilangnya..? Gua tuh beneran gak tahu mau jadi apa ke depannya."

"Karenanya gua sempet bimbang dan takut, gua takut jadi orang yang gak berguna. Emang, ada rasa kesel karena tiba-tiba dipaksa belajar bisnis dan ninggalin lu, tapi juga sebenernya bersyukur, Papa nyaranin gua sebuah jalan." Jungkook melanjutkan.

"Setelah beberapa hari bimbang sama tawaran Papa, akhirnya gua kebujuk juga. Tapi gua beneran benci diri gua sendiri karena bersikap seperti pengecut yang ninggalin lu dengan sikap kayak gitu. Maaf banget, Bi."

"Gapapa. Gua udah baik-baik aja sekarang."

Aeri yang tengah bermain ponsel dipangkuan Jungkook ditutup matanya oleh tangan sang kakak kandung. Lalu kepala pria itu maju dan mengecup pipi Eunbi.

Eunbi tentu kaget dan membeku. Ia memukuli lengan atas Jungkook, "Ih! Ngapain sih? Nanti kalau Papa Mama lu atau gua ngeliat gimana?!" protesnya.

"Perasaan situ yang mau," Jungkook menunjuk bibirnya, "disini malah."

Mata Eunbi membelak dan ia mengelak, "GAK!"

▶▶▶

Waktu berlalu dengan cepat.

Setelah lamaran, mereka menyegerakan untuk persiapan pernikahan. Dan kini sudah H-7 sebelum mereka menggelar pernikahan.

Kini Eunbi tengah melamun pada ruang kerjanya. Meski Eunbi sudah tidak ada kerjaan lagi karena produk sudah dipasarkan, ia hanya senang mengutak-atik otaknya untuk perkembangan produk maupun untuk memikirkan konsep produk baru.

Tok-tok

Eunbi menghentikan pekerjaannya dan membukakan pintu.

"Ya..? Siapa?"

Terlihat sosok ayah dari calon suaminya itu berdiri di depan ruangannya dengan senyuman, Eunbi segera mempersilahkan masuk dan memintanya duduk dengan nyaman.

hello again! (hwang eunbi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang