SP : tentang mimpi

170 23 1
                                    

"Aku penasaran. Mimpi kamu yang sebenarnya apa sih?"

Jungkook mendongak ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Eunbi. Mereka baru saja selesai beres-beres rumah dan ini hari kedua mereka jadi sepasang suami-istri.

Pertanyaan itu membuatnya terdiam, merasa tidak punya mimpi. Sejak awal dia memang tidak punya mimpi. Jadi ia hanya mempelajari apa yang sudah disediakan, "Gak ada." jawab Jungkook.

Apa yang Eunbi ingat sekarang ini, Jungkook sangat suka terhadap fisika. Dia terlihat enjoy ketika dihadapkan dengan ilmu itu, sama seperti Eunbi menyukai kimia.

Tiba-tiba tangan Jungkook terulur memeluk pinggangnya dan bersandar kepala pada bahunya, Eunbi mengelus puncak kepala Jungkook yang sedari tadi diam setelah pertanyaan tentang 'mimpi' itu ia keluarkan.

"Gak perlu khawatir. Sekarang aku bukan abg lagi yang cemas sama hal-hal itu. Aku punya ilmu di bidang bisnis, aku juga punya pekerjaan yang baik, aku punya kamu disisi aku. Gak ada yang perlu di-"

"Kamu suka pekerjaan ini?" tanya Eunbi lagi memotong kata-kata suaminya.

Dan lagi-lagi Jungkook terdiam sesaat, "not bad kok, sering capek dan ingin menyerah, tapi aku ikhlas, segalanya jadi lebih mudah."

Tak ada lagi yang dapat Eunbi katakan. Ia mengeratkan pelukannya pada sang suami. Merenungkan kemungkinan ada saat-saat Jungkook yang merasa iri pada banyak orang yang berhasil mendapat dan meraih mimpi mereka.

Suka dan ikhlas. Makna keduanya baik, namun terdengar agak berbeda satu sama lain.

Jika suka bukankah otomatis ikhlas? Jika ikhlas, apa bisa dibilang individu ini juga suka?

Eunbi berharap ada ingatan yang mungkin saja hilang mengenai mimpi pria disisinya ini, jika itu memang ada, Eunbi akan sekuat tenaga membantu Jungkook untuk meraihnya.

-----------

Rumah
Jaemin.

"Bisa gak stop dateng kesini terus?"

Plak!

Duh!

Ibu Jaemin datang dan memukul punggung anaknya. Ia mengomel akan sikapnya Jaemin, "Kamu tuh! Pelanggan kok dikasarin, wanita lagi. Mama emang ngajarin kayak gitu?"

Pelanggan wanita yang dimaksud yaitu Minju. Wanita itu tersenyum karena dapat pembelaan dari calon ibu mertua. Eh?

Sudah satu minggu sejak dapat kontak Jaemin. Minju sering beli makanan di toko ibunya Jaemin. Selalu tepat jam 6.30, sekalian berangkat kerja. Untuk sarapan sekaligus melihat Jaemin.

Jaemin kesal. Namun ia memilih duduk dan makan buburnya dibandingkan menghadapi Minju dan Ibunya sendiri.

"Neng mau tambah kerupuknya?" Tanya Ibu Jaemin.

"Mau Tante."

Lalu Minju diberikan lebih banyak kerupuk. Ibunya Jaemin duduk di depannya karena emang belum ada pelanggan lagi selain Minju saat ini.

"Kamu teh perawat ya?" Tanya beliau lagi.

Minju mengangguk membenarkan, "Iya Tante, di rumah sakit tempat bibinya Jaemin dirawat."

"Nah kebetulan kalau gitu mah!" Beliau bangun dan menarik Jaemin yang tengah makan di meja dekat pintu.

"Duh, kenapa mah?"

hello again! (hwang eunbi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang