f i f t e e n

159 31 0
                                    

(<<<)

Jungkook membanting pintu kamarnya. Karena beberapa saat lalu ia baru saja bertengkar dengan Ayahnya. Gimana enggak? Baru aja pulang sekolah. Ayah udah langsung ngomong dia bakal dipindahin sekolah, belajar di luar negeri.

Tentu Jungkook menolak keras. Lagi pula sebentar lagi dia naik kelas 12 dan lulus. Untuk apa susah susah belajar jauh-jauh? Begitu pikirnya.

Yaudah, bilang ke Ayah! Kamu mau jadi apa di masa depan?

Pertanyaan Ayahnya itu terngiang di kepalanya, disana berdenyut sakit. Ia merasa kesal karena tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Tentu ia cukup mahir di beberapa pelajaran. Namun ia tidak tahu mau jadi apa di masa depan. Bodoh sekali bukan?

"KAMU JANGAN BUAT AYAH EMOSI! KAMU BAKALAN TETAP DI JALAN AYAH!"

Beberapa kali Ayahnya mendobrak pintu kamar Jungkook. Namun, ia tetap menentangnya. Tidak membiarkan Ayahnya masuk.

-

Agak larut malam, Jungkook menyelinap keluar dan menghampiri Eunbi untuk sekedar jalan-jalan malam. Ia merasa sesak dengan masalah ayahnya.

"Aduh Jung! Mau kemana malem-malem gini sih? Lu nyulik gua pake motor, udah dapet sim belom?!" omel Eunbi yang duduk di belakang motor sambil memeluk pinggang Jungkook.

"Udah, santai aja, sayang." balasnya santai.

Tidak ada percakapan, hanya ada angin malam yang menimpa wajah mereka. Hingga mereka berhenti di sebuah taman, disini cukup ramai. Jungkook memarkirkan motornya.

Mereka turun dan duduk di rerumputan taman seperti kebanyakan orang.

"Mau mie gak?" tawar Jungkook dan disambut anggukan oleh Eunbi.

Gadis itu jadi lumayan paham kenapa taman disini ramai meski sudah larut malam. Pepohonan tertanam teratur membuat sejuk. Lampu-lampu malam diatur sedemikian rupa, memberi kesan romantis. Para pedagang yang berjualan di sekitar juga tidak merusak suasana, malah bisa mengisi perut lapar.

Tak lama Jungkook datang membawakan dua cup mie beda rasa. Eunbi mengambil yang Kari. Dia duduk disebelah Eunbi dan ikut memakan mienya.

"Coba bagi,"

Eunbi mengernyit dan menggeser tidak mau diambil sedikitpun mienya, "Ih? Gak mau!"

"Ih yaudah-yaudah gak jadi, sini jangan jauh-jauh!" Seru Jungkook merengek macam anak kecil, tangannya meraih lengan baju Eunbi pelan untuk mendekat.

Setelahnya pria itu nampak diam cemberut otomatis menarik netra Eunbi. "Jung," panggil Eunbi dan Jungkook tidak menjawab.

"Jungkook," panggil Eunbi sekali lagi. Dan hanya mendapat dehaman 'hmm' dari pacarnya.

yaampun gemes sampe keubun-ubun.

"Sayang," panggil Eunbi lagi dan pergerakan Jungkook terhenti. "Saayaang."

Ya gimana enggak? Eunbi itu jarang banget pake sayang-sayangan, biasanya kalo lagi ada maunya aja. Jungkook menoleh menatap pacarnya bingung, membuat tawa kecil Eunbi terdengar.

"Nih, coba buka mulutnya." Eunbi menyuapi Jungkook. Pria itu menggeleng menolak, "gak usah, jangan itu, yang lain aja."

"Hm?"

Jungkook meletakkan mie cup miliknya dan mendekatkan wajah menuju wajah Eunbi, telunjuknya menunjuk-nunjuk pipi, "Poppo disini."

Itu sukses membuat kaget, Eunbi tak segan mencubit lengan Jungkook, yang dicubit malah senyum-senyum tak jelas, senang melihat Eunbi yang salah tingkah.

(▶▶▶)

Gua masih sayang sama Jungkook.

Hening beberapa saat dan Jaemin kembali bersuara. "Oh, yaudah. Btw, besok gua jadi dikenalin sama orang tua?"

Seperti tidak terpengaruh. Jaemin tidak memberikan reaksi seperti apa yang Eunbi pikirkan.

Sepulang dari Sojung, Eunbi memikirkan apa benar dia masih sayang dengan Jungkook. Anehnya, Jungkook tiba-tiba menelpon, seperti tau dia sedang dibicarakan.

Hanya melontarkan pertanyaan sederhana. Dimana? Udah makan? Besok ada waktu gak? Mau dijemput? Dan ucapan selamat malam.

Ia ingin memukul dirinya sendiri saat merasa tidak masalah menerima telpon seperti layaknya kekasih Jungkook, padahal statusnya masih dengan Jaemin.

Jaemin sungguh orang yang baik. Hanya orang bodoh yang melepaskan pria seperti Jaemin.

"Eunbi?" panggil Jaemin yang menotis kekasihnya tengah melamun.

Wanita itu menoleh dan menggaruk belakang lehernya, "maaf gua ngelamun. Tadi ngomong apa?"

Yang tengah menyetir hanya ingin menghela napasnya. Bahkan Eunbi melamunkan pria itu dibanding memperhatikan ucapannya.

"Ngelamunin apa?" tanya Jaemin.

"Kerjaan." jawab Eunbi asal, bohong. "Sorry banget gua ngelamun tadi Jaem, tadi mau bilang apa?"

Jaemin membuang tatapan mulai sebal dengan situasi. Ia tahu Eunbi tengah berbohong, Eunseo sudah mengabarinya bahwa Eunbi mendapat libur khusus karena pekerjaannya telah usai.

Karena Jaemin sempat ke kantor Eunbi hari ini dan tak sengaja bertemu dengan CEO mereka dan sekaligus sahabat Eunbi.

"Sekarang kamu lagi bohong atau gimana? Aku ketemu Eunseo tadi, dia bilang kerjaan kamu udah selesai."

"I-itu.." Eunbi tidak terbiasa dengan sebutan aku-kamu dari Jaemin. Seakan memberi tahu bahwa ia— Eunbi, telah benar-benar membuat kesalahan.

"Kamu bener-bener mau bahas tentang Jungkook? Padahal aku udah coba gak nunjukin aku marah waktu kamu bilang masih sayang sama yang lain, tapi kok kamu nunjukin banget mau ngebahas dia sekarang?"

"Jaem.. bukan gitu-" kepala Eunbi tertunduk, merasa bersalah.

"Sakit bi..."

Hati Eunbi pun sakit mendengarnya.

Jaemin menepikan mobilnya didepan gang rumah Eunbi. Kepalanya ikut tertunduk, menghela napas mencoba menenangkan dirinya. Jaemin juga merasa tak enak membuat Eunbi bahkan tak berani mengangkat kepalanya.

"Eunbi.."

"Maafin gua, Jaem."

"Yaudah coba angkat dulu kepalanya." tangannya meraih kedua pipi Eunbi. "Maaf tadi udah marah-marah."

Jaemin menangkup pipi wanita itu. Padahal ia ingin bertahan bersama Eunbi. Namun ia sadar tidak bisa memaksa jika Eunbi dan Jungkook masih saling suka dan sayang. "Jangan nangis, Bi."

"Gapapa Jaem, lu berhak lah marah. Gua yang bego." tangannya sesekali mengelap air dari matanya mencegahnya lolos.

"Gak yaampun, kamu gak bego. Situ juara kimia, lah gua gak juara apa-apa, jadi gua lebih bego, nih?"

Eunbi tertawa mendengar jokes Jaemin. Itu menghiburnya sedikit.

"Bi.." panggil Jaemin.

Usaha Jaemin mungkin banyak buat bisa bareng Eunbi. Tapi dia gak bisa terusin kalo pada akhirnya, orang yang Eunbi sayang cuman Jungkook seorang.

"Yaudah, kita udahan aja, tapi kamu jangan nangis ya."

######

AJSJAJAJAJAJ
sakit bgt kampret. 😭😭😭😭
semoga suka chapter ini juga!^^

btw ada yg tertarik sama nct kah?? kalo urusan aing udah selese, mau buat cerita member nct. klepek klepek aing sama nana ecan.

hello again! (hwang eunbi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang