part 3

1.1K 67 3
                                    

Berceritalah sedikit tentang masalahmu walau kau tak menemukan solusinya        setidaknya kau akan merasa sedikit lega

  

"Aku kangen banget sama Kakak, aku telfon aja ah"

Tuttt

"Hallo assalamu'alaikum kak, kakak jangan sedih yah nanti kapan-kapan Tiska main ke sini."ucap Tiska disebrang sana.

Entah sejak kapan air matanya turun begitu saja

"wa'alaimumsalam iya Tiska Kakak tidak apa-apa tinggal sendiri disini kan nanti ada Bi Iem yang nemenin."

"Jaga diri baik-baik yah kak disana, maafin mamah sama Papah yah kak yang udah memperlakukan Kakak ngga adil "

"Iya kamu juga jaga diri baik-baik yah disana, Kakak tutup telfonnya dulu yah"

"Eeeh bentar kak Tisya mau ng-"

Tututtt

Sambungan telfon terputus Farabele sengaja memutuskanya karena jika Farabele menangis adiknya akan bersedih, dia tidak mau membuat Adiknya bersedih.

-
-
-

Disinilah Farabele ditempat yang biasa menjadi saksi bisu atas semua kekesalan dan kesedihannya dia sama sekali tidak mempercayai satu orangpun untuk bercerita.
Yah di tepi Danau lah tempat ia mencurahkan ke tidak adilan orangtuanya tempat itu ia temukan ketika kejadian itu dan sampai sekarang tempat itu masih sama persis.

"Ya allah kenapa orang tua ku bersikap tidak adil terhadapku yaallah, kenapa  mereka begitu kejam hingga tak sadar bahwa salah satu dari anak mereka ada yang tidak mendapatkan kasih sayang. Ya allah aku mohon sekali saja orang tua ku menyayangiku bahkan di hari ulang tahunku pun mereka tak pernah mengucapkannya."

"Apakah aku bisa melewati semua cobaan ini Ya Allah?, rasanya aku ingin mengakhiri hidupku saja Ya Allah"

Tanpa dia sadari bahwa ada yang seseorang yang memperhatikannya dari tadi.

"Aku harus kuat, ya aku tidak boleh bersedih aku harus bisa mewujudkan impianku dan membuat orang tuaku merasa bangga."ucapnya sambil berusaha menyeka air matanya, walau tak tahan dengan penderitaannya saat ini.
Orang itu adalah orang yang sama yang memperhatikan Farabele waktu di Rooftop sekolahnya.

Setelah beberapa jam Farabele bercerita kepada sang air yang mengalir di danau dan angin yang membawa perasaannya terbang dan sedikit menghilang.
Akhirnya Farabele memutuskan untuk pulang kerumah menurutnya berlarut-larut disana hanya membuat waktunya terbuang sia-sia.

Sesampainya dirumah Farabele melihat lantai rumah yang sudah bersih dan dimeja makan sudah tersaji berbagai jenis masakan.
Dalam hati Farabele bertanya siapa yang sudah mengerjakan semuanya?

Tiba-tiba

"Eh non sudah pulang?"
"Aduh yaallah ternyata orang kirain siapa."

"Iya non saya Bi Iem pembantu baru yang ditugaskan oleh nyonya Reni untuk menemani non disini"
"Oh ternyata Bi Iem kirain Aku siapa bi."
"Yaudah atuh non mandi aja dulu abis itu makan Bibi udah nyiapin makanannya di meja non."

"Ouh iya makasih yah Bi"
"Iya non itukan sudah menjadi kewajiban Bibi non,yaudah kalau gitu Bibi kebelakang dulu yah non"

Didalam kamar Farabele hanya duduk termenung memikirkan keluarganya yang sudah meninggalkannya.

Tiba-tiba ada suara bel rumah berbunyi Farabele langsung turun dan membukakan pintu.

"Hai Fara"

"Eh hai Risya yuk masuk dulu"ajak Farabele kepada sahabatnya, memang hanya Risyalah yang sering mendengarkan curhatan hati Farabele jika ada masalah namun hanya beberapa masalah saja yang ia ceritakan selebihnya hanya tuhan yang mengetahuinya.
Kemudian mereka berjalan menuju kamar Farabele yang berada diatas.

"Menangislah Farabele, karena dengan menangis hati kita akan lebih sedikit tenang."

"Ris apa aku salah jika aku mengatakan kalau Orang tua ku sungguh tidak adil kepadaku? mereka selalu saja mementingkan Adikku ketimbang diriku, apa aku terlalu egois jika Aku meminta sedikit kasih sayang dan perhatian orang tua ku?" Farabele berusaha menjaga suaranya yang terisak.

"Fara,kamu tidak salah jika harus meminta sedikit kasih sayang dan perhatian orang tua mu, tapi Aku yakin dibalik sikap orang tua mu yang tidak peduli denganmu orang tuamu pasti memiliki rasa kasih sayang hanya saja mereka menutupi itu dengan sikap egois mereka."

"Kamu yang sabar yah mungkin suatu saat nanti orang tua mu akan sadar dan bisa sedikit melihat kearahmu." ujar Risya yang berusaha menenangkan Farabele.

"Tapi aku lelah Ris aku lelah jika harus menunggu  orangtua ku sadar rasa-rasanya aku ingin mengakhiri hidupku saja Ris, semua masalah ini terlalu berat Ris bahkan didunia ini tidak ada yang menyayangiku dan  membutuhkanku ."

"Farabele kamu tidak boleh berbicara seperti itu disini ada yang masih menyayangimu, Aku Farabele Aku orangnya, Aku yang akan selalu menyangimu Aku juga membutuhkanmu, apa kau tak menyadari kalau kau mengakhiri hidupmu akan ada sahabatmu ini yang merasa kehilanganmu."

"Maafkan aku Ris maaf karena Aku tak melihatmu dan tak menyadari bahwa masih ada sahabatku yang masih menyayangimu."

"Yaudah sekarang kamu nggak boleh bersedih lagi kita Happy fun aja, gimana kalau kita ke Mall aja shopping abis itu mampir ke Toko Buku kita beli Novel hm."

"Baiklah sebentar Aku akan bersiap-siap terlebih dahulu"

"Nah gitu dong masalah boleh datang namun ada saatnya kita untuk berbahagia walau hanya sederhana."

"Iya iya Risya bawel" sambil mencubit pipi sahabatnya yang cubby dan berlari menuju kamar mandi.

"ishhh aku ngga bawel tauu"

****

"Fa yang ini cocok ngga sama aku?"Risya mengambil sebuah dress berwarna navy.

"Emm cocok kok pas sama model tubuh kamu yang agak gendutan hihihi" canda Farabele sambil terkikik melihat ekspresi sahabatnya yang sedang mengerucutkan bibir

"Ih aku ngga gendut tau cuma berisi aja hehehe"

"Yee sama aja bambang"

"Eh Fa kamu cuma beli itu aja"melihat hanya satu baju yang dibawa oleh Farabele.
"Iyaa aku udh banyak kok bajunya mau beli novel aja"
"Novel mulu perangsaan udah banyak tuh novel dirumah"

"Bodo wlee"sambil menjulurkan lidahnya.
"Yaudah yuk kita bayar abis itu makan dulu yah"
"Iya dah kuy"

Sepulang dari Mall Farabele langsung membersihkan dirinya kemudian melanjutkan membaca novel hingga tertidur.

===
====

To be continue

Terimakasih yang udah baca cerita ini,maafin aku yang kemaren ngga updet.🙎
Makasih juga yang udah vote sama komen😘

Happy teruss yah gusy😙

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang