part 17

756 40 8
                                    

Happy reading guys😘




"Hai pacar" Aslan menyapa Farabele dengan senyum yang merekah. Mereka sudah resmi jadian, namun belum diketahui oleh publik bahkan sahabat Farabele pun Risya, belum tahu
"Hai jugaa"
"Semangat yah belajarnya" fixs kata-kata yang meluncur dari Aslan ialah awal dari perhatian yang diberikanya.

"Lo juga sama, semangat belajarnya jangan bolos" ujar Farabele meski agak canggung namun dia berusaha untuk bersikap manis didepan pacarnya.
Meskipun Farabele cewe ansos tapi dia masih bisa bersikap manis dan sopan.

"Enggak dong yakali bolos ntar gue gabisa nyari kerja ntar gue ga bisa kawin sama lo" Aslan mengedipkan sebelah matanya.

Lah sejak kapan nih bocah pinter ngegombal, pas awal ketemu aja sok cuek, sekarangngnya dah berani bucin nih anak_ucap Farabele dalam hati.
Pasalnya diawal pertemuan mereka Aslan sangatlah cuek kepada Farabele. Heran aja gituu.

"Hah kawin? Nikah dulu mas baru kawin"
Yang benar saja Aslan
"Yaudahlah sama ajakan"
"Lagian siapa juga yang mau nikah sama lo ih kodok jangkung" sebutan itu muncul kembali setelah tadi Farabele berkata manis namun berubah kembali ke mode awal.
"Mulai lagi nih si pendut tadi aja sikapnya manis eh sekarang udah bikin kesel aja"
"Biarin wle" Farabele menjulurkan lidahnya, entah kenapa akhir-akhir ini dia suka membuat Aslan kesal dan marah

"Berani yah lo pendut sini ngga" Aslan mengejar Farabele yang berlari, karena Farabele seorang perempuan dia mudah cape berbeda dengan laki-laki yang punya tenaga kuat
"Hahah kena juga lo" Aslan mengapit leher Farabele dengan lengannya. Kebayang ngga sih??

"Aduh lepasin ih Aslan ketek lo bau tauu"
"Kata siapa orsng ketrk gue bau wangi kok
"Aslan, Farabele kalian sedang apa?, cepat masuk kekelas bel masuk sudah berbunyi dari tadi, kalian ini masih bermain-main saja seperti anak kecil"  Bu Tika selaku guru BK yang setiap hari keliling sekolah dan menghukum siswa yang telat.
"Eeh Bu iya bu" Aslan segera melepaskan lengannya dari leher Farabele. Mereka kemudian merapikan seragamnya dan pergi memasuki kelasnya masing-masing.
"Permisi bu" Wajah Bu Tika memang tidak galak namun beliau sangatlah tegas dan disiplin jadi wajar saja jika siswa banyak yang nurut dengannya.
"Fa lo kemana aja sih? Untung Bu Dini belum masuk" Risya merasa heran kenapa Farabele bisa agak telat masuknya, biasanya ia akan selalu rajin jika sekolah.
" e e ituu tadi aku kekantin dulu Ris soalnyakan dirumah ada mamah mamah otomatiskan aku ga boleh sarapan dulu" ya biasanya Farabele disuruh makan disekolah dan disuruh diet, padahal untuk ukuran Farabele tidaklah terlalu over namun Ibunya tetap saja memaksa Farabele.
"Ouh gitu kamu udah ngerjain PR belum?" Gawat, Farabele lupa kalau hari ini ada PR, karena semalam ia harus membantu Ibunya menyiapkan makan malam dan setelahnya belanja bulanan ke mall.
"Aduuh Ris gawat" Farabele sangatlah panik
"Wah jangan-jangan kamu belum ngerjain ya?"
"Seratus buat kamu, haduh mana pelajaranya Bu Dini lagi, gimana ini Ris?" Bu Dini guru yang sangat baik kepada Farabele Dia selalu membanggakan Farabele atas kecerdasannya dibidang matematika.
"Santai aja kali palingan kamu cuma diceramahin doang, kamukan murid kesayanganya"
Santai katanya? Bisa rusak reputasinya nanti didepan Bu Dini
"Gapapa lah dihukum juga orang wajarlah manusiakan tempatnya salah" ucap Farabele pasrah, dia sudah tidak ada lagi waktu untuk mengerjakan maupun menyalin dari sahabatnya itu.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi semua" Bu Dini sudah memasuki jam pelaharannya, gawat ini Farabele pasti akan dihukum.

"Wa'alaikumsalam, pagi juga bu"
"Baik anak-anak, Kemaren ibu ngasih tugas ke kalian, sekarang kumpulkan tugasnya di depan"
Perintah Bu Dini. Seluruh siswa mengumpulkan tugas rumahnya, hanya Farabele yang tidak  mengumpulkannya.
"Udah semua? Apakah ada yang tidak mengerjakan, jujur yah semua"
"Eemm saya Bu" ucap Farabele sembari mengangkat tangannya
"Ya Farabele kamu kenapa?"
"Maaf Bu saya lupa kalau hari ini ada tugas rumah dan saya belum mengerjakannya Bu"
"Tumben kamu Farabele tidak mengerjakan tugas"Bu Dini sangat heran kenapa muridnya yang selama ini rajin tiba-tiba bisa tidak mengerjakan PR.

"Yaelah Bu manusia kan tempatnya salah dan lupa, maklumin ajalah Bu toh cuma sekali ini aja"ucap Wibu salah satu murid yang lumayan kocak tapi suka nyeramahin orang

"Nah bener tuh Bu kata Wibu Farabele kan lupa Bu dia jugakan manusia" ucap Risya ikutan membela Farabele
"Yasudah kali ini Ibu maklumi, tapi jangan sampai lupa lagi ya Farabele" akhirnya Bu Dini bisa memaklumi Farabele.

Huuhh selamat_ucap Farabele dalam hati.

"Makasih Bu insyaallah Farabele ngga akan telat lagi"untung sajaaa
"Tapi sebagai hukumannya, tolong ambilkan buku cetak matematika di perpustakaan"meskipun Bu Dini mau memaafkan kesalahan Farabele, tetap saja hukuman itu masih berlaku
"Baik bu, saya permisi dulu"yah tetep aja ini mah,  dihukum deh. Farabele menghela nafas, kemudian berdiri dan segera menuju perpustakaan.

"Buku matematika dimana yah"Farabele sibuk menelusuri setiap buku-buku yang ada di perpustakaan, Ia memang rajin sekali ke perpustakaan, tapi hanya sekedar menumpang baca buku, meminjam pun hanya buku novel saja, untuk buku pelajaran sendiri Farabele lun malas membacanya.
"Ini dia ketemu, tapi lumayan tinggi sih aku kan jadi ngga sampai" Farabele sudah menemukan bukunya, namun letak buku tersebut sangatlah tinggi untuk Farabele raih.
Farabele mencoba menggapai buku tersebut, namun sialnya rak buku yang tertarik dan akan menimpa Farabele.

"Aaa"

Brukk

Beruntunglah Aslan yang datang tepat waktu menggantikan posisi Farabele, jadilah Aslan yang terkena tumpukan buku dan rak.
Pandangan mata mereka bertemu, entah sejak kapan jantung Farabele dan Aslan berdetak lebih cepat. Apakah kedua nya saling merasa jatuh cinta? Mungkin
"Eeh" Aslan segera memposisikan rak buku itu kembali ketempatnya, kepala Aslan sedikit merasa pusing akibat kejatuhan banyak buku-buku.
"Aduh Aslan lo gapapa?" Farabele merasa panik karena tubuh Aslan yang agak limbung
"Gue gapapa, lo sendiri ga kenapa-napa kan?"
Gapapa katanya kejatuhan rak plus buku-buku gapapa katanya Aslan ini bagaimana.
"Yaudah yuk ke UKS dulu biar lo istirahat dulu"
Farabele memapah Aslan agar tidak jatuh dan membawanya ke UKS.

_
_
_


"Farabele, dari mana saja kamu?, Ibu kan nyuruh kamu buat ambil buku, kenapa lama sekali?"
Haduh gawat ini Farabele harus bicara apa.
"Anu Bu tadi nyari bukunya susah Bu udah gitu tinggi pula" alibi Farabele, tapi lebih tepatnya itu semua memang benar
"Bukan bukunya yang tinggi bele, tapi lonya aja yang kecil, makanya tumbuh tuh ke atas bukan ke samping" ucap Wibo, yang mebuat seisi kelas tertawa.
"Ye lo dasar kampret mau gue pukul lo" Farabele merasa kesal dengan temannya yang satu ini selalu saja mengibarkan bendera perang setiap harinya. Wibo memanglah ganteng memiliki kulit hitam manis serta tinggi yang dibilang standar untuk laki-laki seumurannya.
"Uuh mau dong di pukul, palingan lo gak bisa mukul pala gue"
"Hahaaa"
"Diem lo kebo, sekali lagi lo ngomong gue bener-bener pen jadiin lo bubur"
"Wlee" sungguh Wibo hanya membuat dirinya darah tinggi dan membuang waktu berharganya.
"Sudah anak-anak, sekarang kamu Wibo bagikan buku paketnya"
"Lah kok saya bu"
"Yah karna dari tadi kamu ribut terus"
"Sabar ajadah" Wibo sudah pasrah dan menurut saja dengan perintah Bu Dini

_
_
_

"Kamu bawa motor ngga fa?"

Farabele setiap harinya akan naik motor kecuali kalau motornya dirawat di bengkel barulah Dia naik bus yang kalau nunggu suka lama kaya balasan cintanya dia ke guee, abaikan author lanjuut
"Bawa dong Ris, kenapa mau bareng?"
"Boleh, yuk capcus"






To be continue

_
_
_

Hai guys ada yang kangen ngga nih sama pendut?
Atau sama Kodok jangkung?
Spam komen dong biar author semangat nulisnya😉😘😘

See you next part😘😗





Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang