Pertemuan yang kita kira tidak sengaja sebenarnya adalah kesengajaan yang sudah direncanakan Tuhan
Entah bagaimana ujungnya, tapi aku harap itu bukanlah sesuatu yang menyakitkan di masa depan
Semoga kalimat "senang bertemu denganmu" akan tetap bertahan sampai akhir tanpa penyesalan
Hari ini Sera akan memulai kegiatan dengan mengunjungi Islamic Centre di Zagreb. Zagreb adalah salah satu dari dua kota yang dikenal sebagai pusat peradaban Islam di Kroasia. Islam sendiri masuk ke Kroasia pada masa Kekaisaran Ottoman pada abad ke-15. Meski Islam bukan mayoritas disini, tapi pemerintah sudah mengakui keanekaragaman yang ada di negara ini, seperti halnya di Indonesia.
Sera sudah berdiri di depan mesjid terbesar di Zagreb sekaligus menjadi Islamic Centre pertama di Kroasia. Dia takjub melihat kemegahan mesjid ini. Meski tidak sampai 2 persen penduduk yang memeluk Islam, tapi mesjid ini terlihat aktif.
Sesampai di mesjid, Sera disambut oleh pintu besar, selanjutnya tampak mimbar yang tidak kalah mewahnya. Susunan kaligrafi berukir emas tampak menghiasi dinding dan sudut dalam mesjid. Bola lampu dengan berbagai ukuran dan warna turut menghiasi interior mesjid. Karpet terlihat bersih dan rapi memanjakan tiap jamaah sehingga mereka bisa berlama-lama dan khusyu' beribadah di dalamnya.
"Melihat dari kemegahan mesjid ini, tidak mungkin butuh waktu yang sedikit untuk membangunnya, ditambah lagi mayoritas penduduk disini adalah nonmuslim."
"Ya, betul sekali." Sebelum Sera mengajukan pertanyaannya, imam mesjid langsung memotong seakan tahu arah pertanyaan Sera. "Makanya butuh proses dan waktu yang lama untuk membangun mesjid ini. Karena banyaknya kepentingan yang menghambat dan izin, makanya butuh waktu 40 tahun untuk menjadikannya seperti mesjid sekarang. Untuk itu kita patut mensyukuri apa yang telah diusahakan para pendirinya dengan meramaikan mesjid ini. Kita sering mengadakan acara keagamaan disini."
Panjang lebar bapak itu menjawab pertanyaan Sera. Beliau juga tampak bersemangat sehingga Sera membiarkan beliau berbicara meski terkadang Sera ingin sekali memotongnya. Dari wawancara ini Sera juga tahu kalau disini juga terdapat Gymnasium Islam, TK, perpustakaan, ruang pameran, kongres, klub remaja, klub sepak bola, restoran, dan toko buku. Semua fasilitas ini membuat Masjid Zagreb menarik dikunjungi.
Setelah Sera merasa cukup dengan wawancaranya mengenai kehidupan dan aktivitas umat muslim di Kroasia, Sera melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan-jalan batu bulat yang indah menikmati atap-atap bangunan merah di Grad Gornji abad pertengahan, Kota Atas Zagreb. Kota ini memadukan artistik dan modernisasi Eropa. Tak lupa Sera mendokumentasikan perjalanannya.
Tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner lokal negara yang masuk semi final sepak bola dunia 2018 ini. Sera akhirnya menemukan kafe dan restoran di tepi sepanjang Jalan Tkalciceva yang penuh warna.
Sera memesan Brodet. Untuk menemukan makanan yang terlihat enak dan halal, Sera sudah mencarinya di internet terlebih dahulu. Akhirnya pilihan Sera jatuh pada sup ikan khas Kroasia ini. Selain makanannya yang kelihatannya enak, makanan ini juga cocok dimakan dengan nasi. Sera tidak akan bisa tidur jika dia belum bertemu dengan makanan pokoknya ini.Eh, dia lagi? Padahal seharian ini Sera tidak pernah mengingat dia karena kesibukannya dari pagi hingga sore ini. Dan sekarang dia muncul lagi di depan Sera. Ini adalah takdir yang tidak bisa ditolak. Lebih baik aku pura-pura tidak tahu saja.
Akhirnya Sera berjalan pelan ke kursi yang ada di depannya, dan segera membalik badan. Sekarang dia sudah menghadap ke dinding, tidak peduli dengan keberadaan sosok misterius itu.
"Permisi, boleh duduk disini?" Sera terkejut kenapa sosok misterius ini masih tahu keberadaannya. Sampai kapan laki-laki ini mengintainya?
Tanpa menjawab Sera mengarahkan pandangan ke kursi lain. Masih ada beberapa kursi kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa, Saranghaja
RomanceAssalamualaikum, annyeonghaseo yorobun... Novel ini berkisah antara seorang travel vlogger dan blogger yang ditakdirkan untuk bertemu dengan seorang idol. Di saat berjuta orang ingin bertemu dengan bias mereka, Sera malah tanpa sadar sudah bertemu...