Jatuh cinta itu unik.
Ketika hati terisi, otak mulai kosong.
«««Hari ini hari pertama sekolah setelah libur, pagi ini Nadine dan Gizel belajar matematika.
Mereka ada tiga personil, hanya Nadine dan Gizel yang ada di kelas sepuluh satu. Anetha kelas sepuluh dua.
Pada pukul 10:00 pagi, ada pelajaran sejarah.
Guru sejarah sekarang adalah kakek tua yang sangat berpengetahuan. Biasanya Nadine suka mendengarkan ceramahnya, namun hari ini pemikirannya penuh dengan cowok itu dari tadi malam dan tidak bisa fokus mendengar.
Nadine duduk di barisan terakhir, memegangi kepalanya dengan satu tangan dan menggigit rambutnya.
Gizel tersenyum padanya dan berbisik. "Lo mikirin apa?"
Nadine tersenyum. "Pangeran gue lah."
"Lo itu fall in love Nad."
Nadine menunduk, berpikir sejenak dan tiba-tiba berkata dengan sangat serius. "Gue nggak pernah merasakan hal ini."
"Seperti apa rasanya?"
Nadine berpikir sejenak dan kemudian berkata. "Rasanya seperti menjadi ironman."
"Dasar gila. Lo tahu nggak, dia sekolah dimana?"
Berbicara tentang ini, Nadine agak frustrasi dan menghela nafas. "Nggak."
Bel berbunyi, kelas sejarah berakhir. Nadine menarik Gizel untuk menemaninya ke toilet.
Setelah jam pelajaran selesai, ada banyak orang yang mengantre di toilet.
Gizel keluar untuk menunggu Nadine.
Setelah beberapa saat, Nadine juga keluar. Dia berjalan ke wastafel untuk mencuci tangannya dan bertanya kepada Gizel di luar. "Gizzy, lo sudah cuci tangan belum?"
"Iya Cutie pie," teriak Gizel.
Gizzy adalah nama panggilan yang diberikan Nadine pada Gizel.
Nadine tertawa keras, kemudian meletakkan tangannya di bawah keran dan mencucinya.
Seorang cowok keluar dari toilet pria di sebelahnya, dia berdiri di sebelah Nadine dan mencuci tangannya dengan keran.
Nadine Aurelia Arleta melirik tangan cowok itu dan mendongak tanpa sadar.
Saat Nadine mendongak dia melihat wajah tampan dan akrab.
Mata Nadine membulat sempurna dan dia hampir melompat kegirangan. "Ini lo kan! Kita satu sekolah!"
Dengan senyum simpul, Davin menunduk lalu memandang Nadine dengan malas. Tanpa sepatah kata pun dia berbalik dan berjalan keluar.
Gizel berlari dengan semangat ke arah Nadine. "Cuite pie, cuite pie. Ayo balik!"
Nadine menatap lurus ke arah orang-orang, Gizel berteriak dan mencapai telinga Nadine, lalu berteriak cuite pie.
Desibelnya besar sehingga Nadine terkejut dan segera kembali ke akal sehatnya. Menunjuk ke arah depan, meraih tangan Gizel dengan penuh semangat. "Itu dia! Itu dia!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIN {Slow Update}
Teen Fiction[On Going] Semua orang mengenal Davin dengan baik. Di dunia ini, mungkin tidak akan ada seseorang yang bisa menaklukkan hatinya. Bahkan gadis paling cantik di sekolah pun dengan dingin ia tolak. Sampai suatu hari, ketika ada pertandingan bola basket...