10. Nenek

224 79 13
                                    

Bahagia itu sederhana, tersenyum bersama dan berbagi duka bersama akan menjadi hal terindah.
«««

Sudah lebih dari jam tujuh malam, mereka berdua keluar dari Rumah Sakit.

Mereka berjalan menuju parkiran, Davin langsung menstrater motor dan memakai helmnya, sedangkan Nadine hanya berdiri disamping motor Davin dan melihat ke arah Davin seperti orang yang minta dikasihani.

Davin menghela napasnya pelan, lalu menatap Nadine dengan tatapan datar, "Naik."

"Iya, iya," serah Nadine.

Setelah Nadine naik ke motor Davin, Davin langsung melajukan motornya dengan kecepatan standar.

Melihat ini, Nadine bertanya. "Kak Davin capek ya?" Mata Nadine jatuh ke leher Davin yang sedari tadi di gerak-gerakkan.

Tangan Nadine tiba-tiba melingkar diperut Davin. Nadine membuka suara dengan lembut, "Jangan banyak gerak."

Davin tidak pernah sedekat ini dengan seorang gadis.

Dia merasakan kedua tangan yang melingkar diperutnya, tubuhnya menegang tanpa sadar dan perasaan aneh tiba-tiba muncul di hatinya. Seperti angin hangat yang bertiup di dalam hatinya. Davin tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

"Kak Davin nggak marah kan?" Nadine merasa lancang sehingga dia bertanya.

Mendengar pertanyaan Nadine yang seolah meminta persetujuan. Bibir Davin mengukir senyum dan hanya berdeham.

"Kak Davin nggak lapar?" Tanya untuk memecah keheningan.

"Nggak."

"Tapi Kak Davin belum makan sejak siang," sahut Nadine.

"Gue nggak lapar," jawab Davin ringan.

Saat berbicara, lampu hijau baru saja menyala, Davin melajukan motornya lurus ke depan.

"Manusia itu nggak bisa hidup tanpa makan Kak, kalau Kak Davin sakit perut terus mati, Kak Davin nggak bisa ketemu lagi sama gue!" Beo Nadine agar Davin mau makan.

"Ya bagus, gue tenang kalau nggak ketemu sama lo," sahut Davin enteng.

"Kak Davin!!!" Refleks Nadine memukul Davin.

Tiba-tiba Nadine merasa kesal dengan Davin, Nadine tidak tahu kapan dia bahagia dan kapan dia tidak bahagia.

Nadine meminta Davin untuk menurunkannya di depan Indomaret sebentar. Setelah berhenti, Nadine turun dan berjalan masuk ke dalam Indomaret.

Setelah selesai Nadine keluar dengan tas di tangannya, dia berjalan ke arah Davin.

Beberapa detik Davin menatap Nadine. Nadine bergegas menuju Davin.

Di depan Davin, Nadine menggantung sesuatu langsung di stir motor Davin.

Davin menatapnya tanpa sadar dan melihat ke stir motor dan melihat roti dan sekotak susu.

Nadine menunjuk plastik yang digantungnya, "Ingat dimakan ya, kalau Kak Davin sampai di rumah.

Davin akhirnya mendongak dan menatapnya, "Lo turun untuk beliin gue?"

DAVIN {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang