12|| Karena Kue Mochi

3.2K 356 189
                                    


Hari ini double update yaaa ❤❤
Mohon maaf minggu lalu aku belum sempat update karena revisi nya makan waktu juga di tengah kesibukan sekolah aku.
Semoga part ini menghibur dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian!!! 🔥🔥🔥

•••

12. Karena Kue Mochi

“Vi, lo ke sekolah bawa keripik kentang, doang? Mana tadi lo sempet dihukum gak bawa buku, ternyata isi tas lo cuma keripik,” kata Alvina kemudian menatap keripik kentang kedua yang akan dimakan Viola.

Viola mencebikkan bibirnya. “Mana ada! Gue cuma bawa tiga, biasanya juga lima,” balasnya. Cewek itu membuka kemasan keripik lalu mulai melanjutkan makannya. Viola terlalu suka makan, bukan makan nasi, makan keripik maksudnya.

“Buset, mau jualan lo?” Viola tak membalas. Memangnya apa yang salah? Keripik kentang makanan kesukaannya.

“Gue jadi inget salah satu tokoh di film Boruto yang suka makan keripik. Siapa namanya? Chocho?” tanya Galuh sambil memakan bekal makan siangnya.

“Oh, iya. Gue inget! Anaknya Choji bukan? Yang gemuk itu,” balas Viola antusias. “Wuih, anime kesukaan gue sama Vian dulu. Sebelum berangkat sekolah, gue harus selalu nonton itu, kalau enggak jiwa gue gak tenang rasanya.”

Viola memakan satu keripiknya sebelum dia menyadari ada sesuatu yang salah. “Oh! Lo nyamain gue sama Chocho?! Lo pikir gue gendut, hah?!” Cewek itu bangkit dari duduknya, menatap Galuh dengan tajam. Perempuan sensitif dengan dengan berat badannya, iya kan?

“Gue gak niat nyindir, tapi lo ngerasa gitu. Ya udah, salah gue?” Galuh mengedikkan pundak. “Tapi kalau dipikir-pikir, bukannya lo memang…” Galuh mengembungkan pipinya, sengaja cari gara-gara pada Viola yang mudah emosi.

Wajah Viola memanas. “Berani lo shaming-shaming sama gue? Sendirinya juga cebol,” balasnya sarkas.

“Lah, lo sendiri body shaming, anjir!”

“Eh, stopstop! Kita lagi makan, kok, kalian berantem?!” Kisya ikut bangkit dari duduknya, hendak melerai Viola dan Galuh. Cewek itu melirik Alvina yang justru terbahak-bahak, merasa terhibur. Mendapat tatapan tak bersahabat, Alvina kembali memakan sandwich-nya yang belum habis.

“Kalian cewek, berantemnya kenapa kayak gini?” tanya Kisya. Sosoknya sudah seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya karena bertengkar.

“Oh, lo mau gue sama dia jambak-jambakan? Sini gue ladenin! Lo pikir gue takut?!” Viola hendak menjambak rambut Galuh, namun ditahan Kisya.

“Lo pikir gue juga takut sama lo, mochi?!”

Kedua pipi Viola kembali memerah, seakan beberapa saat lagi akan meledak. Mulai detik ini juga, Viola sangat membenci kue mochi!

“Awas lo, goblin pendek mata empat! Gue giles lo biar nambah penyet,” murka Viola membalas Galuh.

“Sini aja kalau bisa. Udah, terima kenyataan aja kalau lo—”

“DIAAAAMMM!” Teriakan melengking itu diikuti dengan aksi lari marathon dadakan antara Viola dan Galuh. Untung lah kelas ini hanya diisi oleh Viola dan teman-temannya, jika tidak, siswa lain pasti akan terganggu akibat ulah kedua partner super gaduh itu.

“GUE BENCI MOCHI!” teriak Viola. Tangannya hampir saja menggapai Galuh, namun cewek berkacamata itu dengan sigap mendorong meja, membuat batasan antara dirinya dan Viola.

Viola terpaksa memutar, kembali berlari mengejar Galuh. Sahabatnya itu tak kehilangan akal, Galuh menendang bangku dan menggeser beberapa meja, membuat Viola terjebak di bagian belakang kelas.

CAKRAWALA: I Found You, Violet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang