Bab 9

4.5K 429 13
                                    


Naruto membuka mata dan berusaha menggerakkan tubuhnya. Menatap malas pada tangan yang melingkar manis di pinggangnya. Mendesis menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya ulah Sasuke semalam. Padahal hari sudah siang, bagaimana anak-anak?

"Teme, bangun. Sudah siang. Anak-anak belum makan"

"Hn"

"TEME" Naruto berteriak tepat di telinga kanan Sasuke.

"Argh dobe, kau lebih baik mendesah. Teriakanmu benar-benar . . ." jawaban Sasuke terputus.

"Apa? Cepat bantu aku mandi teme. Aku harus memasak" jawaban Naruto di tangkap dengan makna yang berbeda oleh Sasuke.

"Aku pasti membantumu mandi dobe sayang"

...

____

"Malam ini dan seterusnya kau tidur di sofa ruang tamu" Naruto mengatakan dengan nada sing a song, jangan lupa tangannya yang berusaha memakai kaos digerakkan sepelan mungkin menggoda Sasuke.

"Dobe~, kau bercandakan?" Sasuke meneguk ludah. Rubahnya mulai nakal.

"Sarada, bantu kaasama menyiapkan makan malam" Naruto berlalu melewati Sasuke yang tengah berusaha membujuknya.

"oi, oi Dobe, kau tega sekali. Semalam kan kau yang minta lagi, tadi waktu mandi juga kau minta lebih keras, lebih dalam dan .."

PLAK

"Mulutmu teme, kau ingat tidak punya tiga tuyul." cerocos Naruto setelah menggeplak kepala Sasuke. Mereka sudah ada di ruang keluarga dan ketiga anak mereka memandang mereka.

Himawari memandang Sasuke dan Naruto bergantian "Tuyul tiga? Apa itu?" tanyanya polos.

Menma segera kabur dari ruang keluarga "Tousan benar-benar mesum" gerutunya.

Sarada terkikik geli dan segera ke dapur menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak.

Naruto tepok jidat, "Urusanmu Teme. Jelaskan apa itu ti-ga tu-yu-l pada putri kesayanganmu".

'Ck, dasar. Awas saja kalian nanti' batin Sasuke. Menghela nafas lalu menatap putri bungsunya yang masih menatap dengan tatapan polosnya, tidak beranjak sedikitpun.

"Nah Hima sayang, tiga tuyul itu ...."

Mari tinggalkan Sasuke yang sedang menjelaskan tiga tuyul pada Himawari.

__

Sasuke datang bersama Himawari dalam gendongannya. Himawari tampak tenang dan tidak menyebutkan mengenai tuyul lagi.

Naruto, Menma dan Sarada sudah menunggu di meja makan. Suasana makan berjalan tenang. Bahkan Himawari yang biasanya ribut, tampak asik dengan makanannya.

Naruto dan Sarada sedang mencuci piring, Menma membereskan meja dan membersihkannya. Sasuke memangku Himawari. Sasuke masih memikirkan masalah tempat tidurnya yang akan pindah ke sofa. Sasuke melihat ke arah dapur lebih tepatnya Sarada, menatap Menma dan Himawari bergantian. Tiba-tiba Sasuke menyeringai. Sasuke berdehem perlahan, mulai membuka suara

"Kaasan" Naruto menegang mendengar Sasuke memanggilnya dengan sebutan itu. Si ayam ini, sepertinya dia merencanakan sesuanu.

"Kaasan, apakah toto benar-benar harus tidur di sofa?" Sasuke dalam mode penjilat. Naruto semakin waspada.

"Jangan protes. Itu hukuman untukmu" jawab Naruto tidak bisa dibantah.

"Eh, tousama akan tidur di sofa kaasama?" tanya Sarada memastikan.

Naruto hanya mengangguk.

"Kaasan yakin?" Menma ikut bertanya, kepo.

"Tentu saja. Itu pantas untuk tousan kalian. Kalian jadi tidak sarapan dan makan siang karena ulah tousan kalian ini. Kalau kalian sakit bagaimana?" Naruto menjelaskan alasannya.

Sasuke menghela nafas, mengelus puncak kepala Himawari sebagai pengalih pikiran.

"Kaasama, bukankah itu tidak baik. Maksudku tousama harus bekerja setiap hari dan tidur di sofa kurasa tidak nyaman. Aku hanya tidak ingin tousama sakit" Sarada mengeluarkan argumennya, melirik Sasuke lalu menatap Naruto.

Sasuke mendengus geli.

Sarada menggenggam kedua tangan Naruto masih menatap kaasamanya itu dengan tatapan khas Uchiha

"Kalau tousama sakit dan tidak bisa bekerja, jatah uang untuk membeli kentang pasti berkurang kaasama".

Himawari memberontak dari pangkuan Sasuke dan berlari ke arah Naruto. Naruto memikirkan alasan yang Sarada berikan, masih ragu.

"Kaachan. Toto siyan. Bubu sopa dinyin" Himawari menarik-narik ujung kaos yang dipakai Naruto.

"Dinyin toto gak bisa tidul. Toto sakit" air mata sudah menumpuk siap mengalir turun dari Uchiha bungsu ini.

Naruto menggendong Himawari "Hima tenang saja, nanti kaachan beri selimut. Jadi toto tidak akan kedinginan dan tidak akan sakit. Ok" jelas Naruto pada Himawari.

Sasuke masih duduk tenang di meja makan. Naruto sudah melewati ruang makan dan akan pergi ke kamar ketika

"Kaasan, kaasan yakin akan membiarkan tousan tidur di sofa?" tanya Menma. Naruto baru akan menjawab ketika Menma melanjutkan kalimatnya.

"Bukankah kaasan tidak bisa tidur sendiri? Harus selalu ada tousan. Atau perlu ku perjelas lagi? Kaasan tidak bisa tidur jika tidak dalam pelukan tousan"

Skakmat

Tbc



aku gak mood nulis.

moodnya baca doang.

semoga gak aneh lah chapter ini.

jaa

Dad? Complex?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang