이(I)

92 2 0
                                    

"Gue duluan ya Hye, mau nyicil tugas dikit di perpus. Jaem, lo nyusul nanti ya, gue tunggu. Ntar gue bakal balik cepet ke BEM bareng Jaemin," Ucap Haechan setelah membereskan cup minumannya.

"Oke," Jawab Hyeri.

Setelah Haechan pergi, Jaemin menyereput Iced Americano nya hingga habis lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Yuk Jin. Gue duluan ya, Hye. Mau nganter Heejin ke poli dulu. Lo mau di sini? Atau lo mau nunggu di ruang BEM? Atau lo bisa bareng Heejin di poli?" Tanya Jaemin.

"Iya lo bisa bareng gue kok Hye. Di poli paling cuma ada Gowon," Ajak Heejin.

"Ngga usah deh gue di sini aja sambil nunggu kalian kelar. Di BEM sepi banget, lagi ngga mood nge drakor gue. Ntar di poli gue baku hantam sama Gowon, takutnya ngerepotin," Tolak Hyeri.

"Yaudah lah terserah lo. Gue duluan ya," Ucap Jaemin sambil menepuk bahu Hyeri dua kali.

Sedangkan Heejin tersenyum manis ke Hyeri sambil melambaikan tangannya.

"Ngga nyangka Jaemin bisa jadi bucin," Hyeri terkekeh pelan ketika dua orang itu hilang dibalik pintu cafetaria.

Gubrak!

Suara gebrakan meja itu membuat orang-orang di cafetaria melihat ke sumber suara tersebut. Tak terkecuali Hyeri.

Laki-laki itu sedang memandang marah seorang laki-laki yang satunya, yang kemungkinan besar adalah maba.

"Lo bilang lo ngga sengaja?" Tanya Jeno dengan nada menyeramkan.

"Maaf senior, saya bener-bener ngga sengaja," Jawabnya.

Semua orang di cafetaria hanya melihat kejadian itu tanpa berani mengeluarkan suara. Mereka lebih baik diam dan tidak berurusan dengan Lee Jeno dkk yang tempramen dan tak segan membully yang lemah.

"Baju gue kotor semua! Lo tau! Maba ngga punya sopan santun emang."

"Nanti akan saya bersihkan seni--"

"Banyak bacot lo."

Buk!

Satu tinjuan melayang dari tangan Jeno, membuat semua orang yang ada di cafetaria itu terkejut dan sebagian memekik pelan serta memandang dengan tatapan tak percaya.

Hyeri, gadis itu sudah terbangun dari duduknya sambil memegang sudut bibirnya yang berdarah.

Sedangkan Jeno beserta kedua anteknya, Chenle dan Renjun juga tak kalah terkejut ketika Hyeri tiba-tiba berdiri di depan maba itu dan pukulan Jeno mendarat di pipi mulus Hyeri.

Sial, pukulan Jeno emang ngga main-main. Batin Hyeri.

Hyeri hanya menatap datar Jeno yang tengah memberikan tatapan menyesal kepadanya.

"Kalian berdua saya tunggu di ruangan BEM. Besok. Karena hari ini saya ada urusan lain," Ucap Hyeri dengan datar.

Detik berikutnya Hyeri langsung beranjak dari sana sambil menarik tangan maba itu.

"Apa lo masih ngeliatin. Gue beli harga diri lo ntar," Ucap Chenle ke mahasiswa yang masih ngeliatin mereka bertiga.

"Sial," Gumam Jeno.

✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺

Hyeri menarik pelan lengan maba itu menuju koridor sepi. Lalu ia berhenti dan memandangnya yang tengah menunduk.

"Lebih baik lo ngga usah berurusan sama tuh cowok. Dia susah dinasehati soalnya kalo udah berulah."

"Iya senior, terima kasih."

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang