욕(Yook)

43 1 0
                                    

Ceklek!

Pintu dibuka oleh seorang laki-laki yang Hyeri tau adalah maba berkacamata yang bermasalah dengan Jeno. Haechan dan Jaemin memandang datar maba tersebut.

"Lain kali pintunya diketuk dulu baru masuk. Jangan asal buka," Ujar Jaemin lalu meminum minumannya.

"Mianhae, sunbae," Jawab laki-laki itu sambil menundukkan kepalanya.

"Masuklah, untuk kali ini dimaafkan. Kau tak sengaja, bukan?" Ucap Hyeri yang sudah menyiapkan dua buah kursi di depan mejanya.

Laki-laki itu masuk lalu menundukkan badannya ke arah mereka bertiga dan duduk di salah satu kursi yang sudah disiapkan Hyeri setelah Hyeri duduk. Sedangkan kursi yang satunya untuk Jeno. Tapi mungkin Jeno tidak akan datang.

"Joh-eun achim, hm?"

"Park Jisung, sunbae. Nama saya Park Jisung."

"Baiklah. Jadi Park Jisung, bisa kamu jelaskan kronologi kejadiannya?" Tanya Hyeri tanpa ekspresi.

"Sebelumnya, mianhae sunbae, kita tidak menunggu Jeno sunbae?"

"Tidak perlu. Jawab saja pertanyaan saya."

Ini bener noona yang kemarin? Batin Jisung.

"Nee. Kemarin saya ke cafetaria untuk membeli minuman. Setelah saya membayar dan mengambil minuman saya, tidak sengaja saya menabrak kursi yang diduduki Jeno sunbae. Lalu, minuman saya tumpah di atas bahunya. Aku sudah meminta maaf padanya. Setelah itu ia memukul meja dan--"

"Cukup. Saya tau kejadian berikutnya," Potong Hyeri sambil menghembuskan napasnya pelan.

"Baiklah, bagaimanapun kamu tidak sengaja walaupun sebenarnya kamu yang memancing amarahnya. Saya harap setelah ini kamu tidak pernah membuatnya marah lagi, dan sebisa mungkin tidak usah bertemu dengannya. Saya hanya takut kalian membuat keributan lagi ntah di mana."

"Baiklah, sunbae. Kamsahamnida. Sebenarnya Lee Jeno bukan masalah besar bagiku," Ujar Jisung memelankan nada suaranya.

"Mwo?"

"Ah, aniyo. Baiklah apa sudah selesai sunbae?"

"Sudah, apa kamu ada kelas hari ini?"

"Ehm, tidak."

"Segeralah pulang dan ingat, jangan masuk ke dalam ruangan ini lagi karena ulahmu."

"Bolehkah saya bertanya, sunbae?"

"Tanyakan saja."

"Apa lukamu masih sakit?"

"Eh? T-tidak sakit kok."

"Baiklah sunbae saya pulang. Sampai bertemu lusa siang. Saya permisi," Ujar Jisung sambil tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya. Sebelum keluar, dia membungkukkan badannya ke arah Hyeri, lalu Haechan, lalu ke Jaemin setelah itu menutup pintu ruang BEM itu.

"Wah, gila sih dia. Kiyowo banget. Gue kira anak SMP," Kata Haechan masih menatap pintu yang tertutup.

"Geli, bego," Balas Jaemin melempar botol minumannya yang sudah kosong ke arah Haechan yang langsung ditangkap spontan oleh Haechan.

"Lo tuh suka banget sih ngelempar gue pake apa-apa. Gue aduin eomma tau rasa lo," Ucap Haechan dengan wajah sedihnya.

"Cih dasar anak eomma," Jaemin berdecih pelan.

"Kalian tuh ya, berantem mulu kerjanya. Heran gue. Mau salah satu dari kalian gue pecat?" Ujar Hyeri yang sedari tadi diam.

Haechan dan Jaemin langsung diam, dan berpura-pura tidak pernah melakukan apa-apa dengan fokus pada pekerjaan mereka.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang