"Ini hidup gua. Hidup sahabat-sahabat gua. Jangan coba mendekat kalo gak mau kualat." -Gevan Chiko Smithsonian
🌹
"Bawain pesenan gua juga, Bay."
Dia Asher Drake, salah salah satu inti VIXERB Rc."Elah punya kaki punya tangan, ambil sendiri kalo mau makan,"
jawab Bay sambil berjalan—menuju tempat pilihan makanan yg disediakan kantin sekolahnya itu.
Bay Aland. Salah satu inti VIXERB Rc yang paling hobi makan. Maka, tak heran jika tubuhnya sedikit lebih berisi dari temannya—tapi enggak gemuk juga, ya."Pelit amat lo jadi temen," kata Asher berdecak malas mengikuti Bay yang terus berjalan. Asher juga suka kuliner, tetapi tidak serakus Bay.
"Mageran amat," ujar Felix sambil membaca buku yang diletakkan di meja. Felix Albryan. Siswa terpintar dari mereka. Ranking 3 besar tak pernah lepas dari genggamannya. Wajahnya tak kalah tampan dari Gevan. Maka tak heran Felix jadi bahan incaran di SMA Mission. Santai dan tidak gegabah, itulah Felix.
"Lo gak mesen apa-apa?" tanya Felix kepada Ical.
"Gak. Lagi galau gua," jawabnya sambil menatap layar ponselnya. Faisal Aditiya—cowok yang tak kalah keren di gengnya. Namun, dia orang paling bucin di antara mereka. Sehingga dia dijuluki dengan nama 'Kang Bucin'. Postur tubuh sedang, tidak terlalu kurus atau gemuk.
"Malem ini jam 7,"
Gevan yang tadinya hanya sibuk memainkan ponselnya, kini membuka percakapan dengan Felix dan Ical.Felix menaikkan alisnya sebelah. "Udah yakin lo?" tanyanya memastikan, tidak mau membuat kesalahan yang pernah mereka alami sebelumnya.
"Percaya sama gua," jawab Gevan sambil menepuk-nepukkan punggung Felix.
"Apaan boy?" tanya Asher yang baru saja mengambil pesanan mereka bersamaan dengan Bay.
"Biasa. Mereka nantangin lagi,"
jawab Ical yang masih fokus dengan ponselnya."Wajib diladenin dong." Bay menimpali sambil duduk menikmati makanan yang dibawanya tadi.
"Motor gimana?" tanya Asher.
"Entar kalo udah balik kita ngumpul tempat biasa. Kita siapin di sana," jawab Gevan sebagai pemimpin mereka.
Mereka pun menganggukinya.
"Ada yang bening-bening nih," kata Bay setengah berbisik. "Eh, Neng mau ke mana? Sini bareng Abang," katanya diikuti gelakan tawa mereka. Namun, yang dipanggil tak menghiraukan.
"Lah sombong bener," ucap Bay dengan memasang wajah pura-pura frustasinya.
"Makanya lu ganteng kek gua. Biar cewek-cewek pada nempel ke lo," kata Gevan sedikit terkekeh.
"Sa ae lu bambang, gantengan gua juga," ujar Bay dengan percaya diri. "Nah kali ini pasti dibales dah," timpal Bay lagi seraya melihat cewek yg baru masuk ke kantin itu.
"Hai, Neng cantik, namanya siapa?"
Tanya Bay dengan gaya sok manis.Ozora hanya tersenyum tipis menanggapi Bay. Menurutnya, tidak baik bersikap cuek kepada orang yang telah menyapa kita.
"Eh, buset manis bener," kata Asher tak berbohong. Emang manis.
"Punya gua," ujar Bay menoyor kepala Asher.
Sementara Felix yang masih membaca buku, hanya bergeleng-geleng melihat aksi dua sahabatnya itu, lain hal dengan Gevan yang sibuk dengan ponselnya.
Gevan sempat melirik, seperti pernah melihat gadis itu. Namun, dia tak menghiraukannya dan memilih untuk bersikap acuh tak acuh.
"Gevan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOZORA [On Going]
Teen FictionBagaikan bintang Vega dan Altair. Bertemu dan mengenalmu adalah hal yang sulit kuterima. Menjauh pun tidak akan bisa. Kaulah alasannya aku ada. Saat semuanya benar-benar terpisah, akankah kembali lagi? Aku berharap jawabannya adalah iya. Namun jika...