9. Bertemu (Lagi)

29 2 0
                                    

"Terkadang getaran itu muncul dan kurasakan tapi aku tidak tahu dari mana sumbernya."

--Ozora Felicia--

🌹

"Ini udah mateng gak sih?" tanya Rara yang tengah mengintip adonan pancake mereka di oven.

"Ya dilihat dong Ra," jawab Ozora yang masih sibuk membersihkan alat-alat dan sisa-sisa bahan yang berserakan.

"Gue gak paham, kayaknya sih udah." Rara masih setia memperhatikan adonannya.

"Payah banget sih lo, gimana mau jadi mantu, gini aja gak bisa." Ozora memberhentikan aktivitasnya lalu beralih mengecek oven.

"Eh, gue gak pernah ya main tiktok yang lagunya pipipipip calon mantu," ujar Rara sambil menirukan lagunya.

"Gue 'kan enggak bilang gitu."

Ozora mematikan oven lalu membukanya, dan jadilah pancake ala calon mantu.

"Nah gini kalo udah mateng," ucap Ozora sambil mendiamkan pancake-nya sebentar.

"Belajar dari mana sih lo?" tanya Rara tampak terkagum-kagum melihat kemampuan Ozora.

"Tante gue, dulu gue sering banget diajarin masak sama dia," jawab Ozora sambil menerawang masa-masanya di Yogyakarta.

"Tante, ini tepungnya berapa kilo?"

"Tante, ini adonannya kok enggak ngembang?"

"Tante, bolunya bantat. Gimana dong?"

"Tante ...."

"Ozora kalo gitu kayak Mamah deh."

Ozora kembali mengingat bayangan masa-masa indah itu.

"Gue jadi rindu sama bokap nyokap gue. Nyokap gue mirip banget sama Tante Lina, makanya gue udah nganggep Tante Lina itu ibu kandung gue," ucap Ozora. Suaranya terdengar lirih, dan tanpa disadari matanya sudah berkaca-kaca.

"Ozora, kok tiba-tiba sedih gitu? Harus strong dong!" seru Rara sambil mengelus kedua pundak Ozora.

"Gue enggak punya kenangan banyak dengan mereka, satu-satunya yang gue punya yaitu ...."

"Yaitu?" tanya Rara ingin mendengarkan lanjutan ucap Ozora.

"Eng ... Maksud gue, ya kenangan kecil lah," jawab Ozora cepat.

"Lo kok gak jujur sih?" tanya Rara. Dia tahu betul, maksud ucapan Ozora bukan itu.

"Surat," jawab Ozora singkat.

"Surat dari bokap nyokap lo?" tanya Rara ingin memastikan lagi.

Ozora hanya mengangguk pelan.

"Surat apa?" Rara makin penasaran tentang surat yang dikatakan Ozora.

"Nanti juga lo tau sendiri," jawab Ozora sambil tersenyum tipis.

"Yee! Lebih baik gak usah dikasih tau dulu, bikin anak orang mati penasaran aja lo." Rara menoyor Ozora pelan.

"Udah ... udah. Nih udah jadi, cuss kita  abisin!" ajak Ozora semangat.

"Eh, gak dibagi ke nenek juga?" tanya Rara. Masa iya dihabisin berdua.

"Oh iya, sampai lupa," ucap Ozora sambil menepuk jidatnya. Bisa-bisanya dia lupa dengan neneknya sendiri. Cucu durhaka!

Rara hanya menggelengkan kepalanya.

GEOZORA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang