“Selalu ada hal yang buat diri ini selalu berurusan denganmu walau aku tak mau, sekuat apapun aku menolaknya.” -Ozora Felicia
🌹
“Zor, lo kenapa sih? Dari tadi gue perhatiin melamun aja, kayak gak ada aja gairah hidup lo.” Rara melihat Ozora yang tampak tidak seperti biasanya.
Mendengar suara Rara Ozora membenarkan posisinya di bangku. "Gak kenapa-napa kok," jawabnya.
“Gak kenapa-napa apanya? Muka lo lusuh gini, padahal ini masih pagi lho.” Rara duduk di samping Ozora sambil memperhatikan wajahnya.
“Gue cuma ngantuk aja, begadang soalnya.” Ozora berbohong, dia tidak begadang. Dia pun bingung mengapa dia lusuh begitu.
“Gue pikir lo kenapa-napa,” jawab Rara sedikit lega.
“Ra.” Ozora yang tadinya entah melihat apa, kini mengalihkan pandangannya kepada Rara.
“Em?”
“Lo kenal Gevan?” tanya Ozora sedikit ragu-ragu.
“WHAT?” tanya Rara dengan nada tinggi, membuat mereka menjadi pusat perhatian satu kelasnya.
Ozora langsung membekap mulut Rara, “Jangan kenceng-kenceng. Malu tau, dilihatin orang-orang.”
“Gimana gue gak terkejut, lo nanya tentang Gevan,” ucap Rara seraya mengecilkan volume suaranya.
“Emang dia siapa sih? Anak presiden?”
“Yaelah, Gevan itu leader VIXERB,” jawab Rara.
“Geng?” tanya Ozora memastikan.
Rara mengangguk sambil tersenyum, “Mereka tuh cakep-cakep. Ada Gevan, Felix, Asher, Bay, Faisal. Ahhh gak kuat,” ucap Rara yang menahan teriakannya. “Mereka itu incaran cewek-cewek SMA Mission.”
“Gevan, ganteng?” tanya Ozora tak percaya. Bagaimana mungkin hanya Ozora saja yang tidak suka dengan tipe wajahnya.
“Mata lo lagi sakit ya?” tanya Rara menyelidiki bola mata Ozora sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Dia bukan tipe gue.”
“Awas, nelen ludah sendiri itu sakit tau,” ucap Rara.
“Gak lah, gak bakal.” Ozora membuang bayangan Gevan jauh-jauh.
“Asal lo tau, yang paling ganteng di antara mereka itu Ical.” Rara menutup wajahnya sambil membayangkan wajah Faisal.
“Ical? Tadi lo gak sebut namanya.” Ozora mengingat-ingat perkataan Rara tadi.
“Iya, Faisal maksud gue. Tau gak, gue lagi deket sama dia.” Rara tak kuasa menahan suaranya yang ingin meledak.
“Idih, belajar yang rajin, jangan pacaran.” Ozora menoyor dahi Rara. Walau masih baru berteman, tapi mereka sudah seakrab itu.
“Alah, Zor. Sekali lo digombal sama mereka, pasti lo udah terbang ke saturnus, percaya deh,” ucap Rara sambil senyum-senyum. Dia membayangkan wajah Faisal—gebetannya itu.
Ozora hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah aneh temannya itu.
***
“Mimpi lo, Bay? Atau lagi sakit?” tanya Asher sambil meletakkan telapak tangannya ke dahi Bay.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOZORA [On Going]
Teen FictionBagaikan bintang Vega dan Altair. Bertemu dan mengenalmu adalah hal yang sulit kuterima. Menjauh pun tidak akan bisa. Kaulah alasannya aku ada. Saat semuanya benar-benar terpisah, akankah kembali lagi? Aku berharap jawabannya adalah iya. Namun jika...