Chapter One

23.6K 220 3
                                    

♥♥♥

2025

Rose POV

07.00
Istana George,

Pagi ini terlihat sama seperti pagi pagi lainnya, disini aku disibukkan dengan bersiap berangkat kuliah karena kuis dadakan.

Dasar dosen sialan bisa bisanya orang itu mengatur kuis di jam pagi seperti ini.

Kalau tidak karena nilai ipk ku yang rendah di semester kemarin, pagi ini pasti aku masih menyelami alam mimpi.

Dan tentunya absen kuliah sekali lagi.

Tapi sayang, jika nilai ipk ku ku tidak bisa lebih tinggi lagi maka mobil lamborghini silver kesayanganku akan disita sementara oleh mommy.

Gzz.. lalu dengan apa jika aku ingin berpergian?

Naik bus? Seorang rose menaiki bus?

Aku tidak bisa membayangkannya.

Ok i'm ready for party, ups..
maksudku i'm ready for study.

Make up natural, dress biru selutut, sling bag putih, dipadukan dengan flat shoes yang senada dengan warna dressku.

Kulangkahkan kaki menuruni tangga.

Lagi lagi pemandangan yang romantis melihat mom sedang mengikatkan dasi di kerah baju dad. Apa yang mereka lakukan di kamar tidur? Jika ruang makan seperti ini dipenuhi dengan sikap romantis mereka.

Ekhemm..

Aku berdeham, untuk menetralkan perasaan aneh yang terselip di perasaanku.

Ini tidak boleh terjadi, saat ini mom sosok yang lebih penting.

Aku tidak boleh mengacaukannya.

"Pagi dad, Pagi mom" sapaku dengan senyum tulus.

"Pagi kesayangan mommy, duduklah. Kamu ingin sarapan roti dengan selai strawberry atau dengan selai kacang? Ah tidak usah dijawab mommy tahu dari dulu kamu paling suka dengan selai kacang. Baiklah mom, akan mengoleskannnya untukmu" dengan semangat dan penuh kasih mom mengatakannya.

Aku terlalu bahagia saat ini, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di menit bahkan jam berikutnya.

"Terima Kasih mom" kataku dengan ku ulurkan tangan mengambil piring roti berselaikan kacang.

Dengan senyum terharu aku mengunyah sarapan dari mom. Sampai sampai aku tidak sadar dengan tatapan dad, yang membuatku bertanya tanya.

Aku tidak menghiraukannya dengan kata kata.
Aku hanya tersenyum menutupi degupan jantung yang rasanya ingin meledak.

"Dad, mom, rose berangkat dulu" ucapku dengan melangkah pergi dan terus mengunyah sarapan roti selai kacangku.

Sebelum itu, mom menyergapku dengan kata kata.

"Rose, nanti mommy akan pulang telat dari kantor karena mommy akan mengadakan inspeksi di setiap cabang divisi kantor. Baik baik di rumah dengan daddymu. Mommy tidak mau kamu pulang telat, kasihan daddymu sendirian di rumah" kata mom dengan juluran tangannya mengusap pucuk kepalaku.

Dan lihatlah wajah dad sekarang.

Seakan memang ia ingin ditemani olehku.

So what? memang daddy anak kecil yang harus dijaga setiap saat? rutukku dalam hati.

"Baik mom, nanti aku akan pulang setelah jadwal kuliahku selesai. Aku pamit" jawabku sekenanya agar mom berhenti untuk mengomel.

08.30
University,

"Rose..rose. Tunggu aku".

Sepertinya aku tahu milik siapa suara cempreng ini.

"Kau membuatku lari seperti mengikuti lomba marathon. Kau tahu? Ini sangat melelahkan. Dan pria pria di koridor itu kesenangan melihat kaki jenjangku yang mulus dan underwear lucu ku. Dasar mata jelalatan. Terkutuk lah kalian!"

Dia sahabatku, Jessica si pemilik suara cempreng. Dia juga cantik, tentu juga baik meskipun dengan sifat yang ceplas ceplos dan cerewet.

"Sudahlah ini masih pagi, jangan marah marah seperti itu" ucapku dengan menyeruput cup berisikan coffe milk yang kubeli di cafe depan universitas.

"Hey apa kau bilang? Ini juga gara gara kau dasar sahabat sialan! Aku tidak mau tahu nanti malam kau akan menemaniku ke club sebagai ganti permintaan maaf mu! Akan ku jemput kau dirumahmu pukul delapan malam, bersiap siaplah. Aku tidak mau ada penolakan lagi. " kata jessi sambil berlalu dari sebelahku.

Dasar perempuan keras kepala.

Setelah kuliah selesai, aku tidak menjadwalkan apapun untuk pulang terlambat. Aku lebih memilih menjadi anak berbakti dan tidur cantik di ranjang empukku.

14.00
Istana George,

Sepi.

Aku lupa dad baru akan pulang pukul lima sore. Dan mom akan pulang telat dari jam pulang biasanya.

Dan pembantu yang disewa dad dan mom selalu pulang begitu selesai menjalani pekerjaannya.

Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Kesepian, dan keheningan.

Dan aku tahu ini pasti terjadi.

Pusing, kesulitan bernafas, dan terkadang lebih parahnya, bisa saja tubuhku bereaksi anafilaksis.

Sebelum hal yang yang lalu terulang.

Segera aku berlari menaiki tangga menuju kamar, mengambil obat di laci nakas sebelah tempat tidur.

Obat ini, tidak langsung bereaksi. Butuh beberapa menit untuk aku dapat kembali baik baik saja.

Aku lelah, dan aku perlu beristirahat.

TBC

••••••••••••••••

Heiyoo guys!!
Salam kenal, panggil saja aku fina.
Huhuhu maafkan diriku yang updatenya molor sekali.
Dan, Thank you yang udah sempetin baca cerita abal abalku.

By The Way H💜ppy S💜tnight guys..

See you on next chapter!!

♥♥♥

My Husband is My Daddy ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang