Chapter Two

21.1K 221 11
                                    

♥♥♥

Sebelum hal yang yang lalu terulang.

Segera aku berlari menaiki tangga menuju kamar, mengambil obat di laci nakas sebelah tempat tidur.

Obat ini, tidak langsung bereaksi. Butuh beberapa menit untuk aku dapat kembali baik baik saja.

Aku lelah, dan aku perlu beristirahat.

••••••••••••••••

Author POV

21.00

Tak terasa sudah tujuh jam rose tidur,
dia selalu seperti itu tidur panjang setelah mengkonsumsi obatnya.

Rose mempunyai alergi parah terhadap cokelat.

Tidak seorangpun yang tahu kecuali almarhum papinya. Bahkan mommy nya menutup mata akan hal yang sangat besar yang akan berdampak buruk jika rose mengkonsumsi cokelat dalam kadar sedikitpun.

👾👾

Dalam mimpinya, rose terganggu akan sinar cahaya lampu redup di kamarnya yang hanya menyala otomatis ketika keadaan gelap.

Mengernyit tanda ingin beranjak namun, masih duduk bersila di tempat tidur.

"Hoaaammm, nyenyak sekali tidurku" ucap rose dengan menyibak selimut putih tebalnya.

Bibir pucatnya sudah terganti dengan bibir merah muda alami. Badannya pun sudah tak selemas seperti sebelumnya.

Jessi beloved is calling...

"Damn! Aku lupa paksaan janji jessi. Sebaiknya aku cepat cepat bersiap siap" gerutu rose dengan secepat kilat berlari ke kamar mandi. Dan berganti dengan baju seadanya yang tersedia di walk in closet.

One message arrived...

"My dear rose, sialan kau! Pasti kau lupa dengan janjimu. Cepatlah turun aku sudah dibawah. Didepan rumah istanamu! Dan aku harap aku tidak akan berlumut menunggumu disini."

"Dasar perempuan ini, kalau saja bukan sahabatku, aku pasti tidak akan mau menemaninya berkeliaran di jam seperti ini. Apalagi dad pasti akan melarangku keluar. Ayolahh rose berpikirlah,berpikirlah. Ah ya.. aku tahu." ucap rose dengan membuka pintu kamarnya.

Rose berjalan mengendap ngendap seperti pencuri di rumahnya sendiri.

"Sepertinya mom juga belum pulang. Dan dad.. pasti sudah tidur di kamarnya. Oke teruskan rose sedikit lagi kamu mencapai pintu kebebasan di rumah ini." kata rose dengan terus berjalan mengendap ngendap.

Ceklekk..

"Hei ose, cepatlah naik!" teriak jessi dengan kencangnya.

"Heii, tenanglah jes. Kalau dad bangun habislah kita. Cepat lajukan mobilmu." perintah rose dengan memasangkan seat belt nya.

👾👾

22.00
Club tengah kota,

Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di club tengah kota. Bukan club mewah hanya mungkin berisikan remaja yang bosan dengan kehidupan flat nya atau mungkin berisikan pelajar pelajar yang bosan dengan rutinitas sekolah mereka.
Seperti jessica dan rose.

My Husband is My Daddy ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang