4

20 3 0
                                    

Selamat Membaca
.
.
.

Ada yang kangen Xian si cerewet kagak ?:vAbsen dulu deh :~>Vomen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen Xian si cerewet kagak ?:v
Absen dulu deh
:~>
Vomen.
°
°
Hujan itu bukan kesedihan , tetapi menutupi yang namanya kesedihan.

-Xian

}{

Xian mulai keluar dari mobil Jack , tidak lupa pamit dulu pada abangnya itu.

"Gue pergi ya , jangan kangen okey"

cup

Setelah pamit pada Jack , tidak lupa juga mencium pipi laki-laki itu , Xian mulai memasuki gedung sekolahnya.

"Xian"

Teriakan tidak asing didengar Xian , mulai melihat ke belekang dan tebakannya memang benar , yang memanggilnya Alvero.

"ya , ada apa ?" tanya Xian to the point , dia masih marah karna tidak di bantu Alvero saat berantem kemarin dengan si Lem itu.

"lo tinggal di apartement ?" Alvero juga tak kalah to the point.

"ga , gue tinggal di rumah , kenapa ?" kernyitan bingung terpampang di wajah Xian.

"oh gapapa , kalo orang tua lo ada di indonesia kan ?"

Kenapa Alvero jadi kepo gini , kemarin saja aneh , dan sekarang menjadi kepo melebihi dora.

"ada apa , kenapa lo jadi kepo hidup gue" Xian mulai berjalan lagi menuju kelas , mengabaikan celotehan Alvero yang tidak selsai-selsai.

"oh gapapa , cuma nanya , makasih" Alvero akhirnya pergi ke kelasnya , dan Xian juga mulai belok ke kelas nya.

"MORNING PIPEL PIPEL" teriakan melengking Xian , buat siswa-siswi kelas langsung menutup telinga , dengusan kecil terdengar dari mereka , tetapi tetap menjawab sapaan selamat pagi Xian.

"Morning Xian" ujar semua murid yang ada di kelas , tidak lupa senyum mengembang di bibir mereka.

Xian sekarang sudah terkenal seantero sekolah , karna kejadian waktu most kemarin , jangan lupakan warna mata yang berbeda sebelah membuat kaum adam banyak melirik dirinya.

Bahkan sekarang saja lokernya penuh coklat juga bunga dan surat , Xian menyimpan itu semua kedalam tasnya , lalu memasukan buku-buku ke dalam loker kelasnya dan kembali ke tempat duduk semula , karna bel masuk baru berbunyi.

kring...kring...kring

Bel istirahat berbunyi.

Xian POV

"Kino kantin kagak ? gue gada temen nih" Kino si kutu buku , dan juga KM di kelas nya sekarang.

"kagak , ada alvero kali di kantin juga" jawab Kino , matanya tidak lepas dari buku komik di depannya.

"oke , bye Kino es krim" Gue mulai jalan keluar kelas , sedangkan Kino sudah mendengus kesal karna namanya selalu di ganti-ganti.

Kantin

Mata gue mulai menjelajahi kantin , yang pastinya nyari si Alvero , dan ketemu , dia ada di meja deket pohon lagi berdua'an sama cewe.

brak

"DILARANG PACARAN DI SEKOLAH" udah gue mukul tuh meja , gue juga teriak gak kalah keras , anak-anak kantin mulai liat ke arah meja tempat duduk Alvero.

"du..du..du..du.duu" pura-pura gatau , gue duduk tepat di depan mereka , senyum semanis mungkin , sedangkan Alvero matanya udah melotot mau keluar.

"eh keluar tuh mata , amin" ujar gue menaik turunkan alis sambil menatap Alvero.

"anj*ng" umpatan Alvero sampe ke indra pendengaran gue , pacarnya langsung nyubit pinggang Alvero.

"MAMPUS , BUNUH AJA ALVERO BUNUH" gue teriak paling heboh di meja , bahkan sekarang udah berdiri dari tempat duduk , gak lupa tangan gue menggebrak-gebrak meja.

"Gue cekik tau rasa lo" tatapan tajam Alvero ga buat gue takut , malah sekarang pacarnya yang keliatan bingung.

"lo siapa ?" nah kan bersuara juga nih pacarnya Alvero.

"gue Xian , lo pacar Alvero kan , kalo gasalah nama lo Alena kan" ujar gue , lalu duduk manis lagi depan mereka.

"kenapa bisa tau nama gue ?" kernyitan bingung terpampang di dahi Alena.

"kan lo pembunuh" jawab gue santai , sekarang Alena nambah bingung.

"ngomong tuh di jaga" bariton suara laki-laki dari belakang gue , buat gue liat belakang.

"oh Bagaskara , gue panggil Bara , keren kan , duduk duduk"

Author POV

Xian yang notebe nya selalu SKSD memang agak tidak tahu malu.

"lo siapa sih , tau nama gue dari mana ?" tanya Bagas atau yang akan di sebut Bara oleh Xian.

"lo kan abang tiri Alena , ya gue tau lah" ujar Xian santai , tanganya ga lepas mengaduk lalu membumbui baso di depannya.

Sedangkan Alvero sudah menggeram kesal , karna basonya di ambil alih oleh Xian. Sabar , hanya kata itu yang mampu buat Alvero agar tidak mencekik betina menyebalkan di depannya ini.

"itu baso gue Xian" suara Alvero memenuhi indra pendengaran Xian , mulai mendongak , bisa dilihat sekarang wajah Alvero merah padam.

"oh baso lo yaa , nih , maap" dengan watadosnya (wajah tanpa dosa) Xian memberikan mangkuk yang tinggal tersisa mie nya saja pada Alvero.

hening.

Alvero menatap datar mangkuk didepannya ini , Xian hanya menatap Alvero aneh.

"lo gamau , yauda buat gue aja" tangan Xian terulur mengambil mangkok basonya lagi , lalu mulai melahapnya.

Murid-murid yang tadi menyaksikan meja mereka , tercengang dengan ke watadosan Xian.

brak

Gebrakan meja dari tangan Xian , buat satu kanting kaget dengan aksinya.

"Bara yuk pergi , jangan ganggu yang pacaran , buru" Xian menarik kerah baju Bagas tidak sabaran , sedangkan Bagas hanya pasrah.

Alena dan Alvero hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkah Xian yang seperti anak kecil.
.
.
.
Jangan Lupa Voment nya guys :-)
~
Tinggalin Jejak juga yaa , thanks semua.
love youuu..

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang