Selamat Membaca
.
.
.Ada yang kangen Xian si cerewet kagak ?:v
Absen dulu deh
:~>
Vomen.
°
°
Hujan itu bukan kesedihan , tetapi menutupi yang namanya kesedihan.-Xian
}{
Xian mulai keluar dari mobil Jack , tidak lupa pamit dulu pada abangnya itu.
"Gue pergi ya , jangan kangen okey"
cup
Setelah pamit pada Jack , tidak lupa juga mencium pipi laki-laki itu , Xian mulai memasuki gedung sekolahnya.
"Xian"
Teriakan tidak asing didengar Xian , mulai melihat ke belekang dan tebakannya memang benar , yang memanggilnya Alvero.
"ya , ada apa ?" tanya Xian to the point , dia masih marah karna tidak di bantu Alvero saat berantem kemarin dengan si Lem itu.
"lo tinggal di apartement ?" Alvero juga tak kalah to the point.
"ga , gue tinggal di rumah , kenapa ?" kernyitan bingung terpampang di wajah Xian.
"oh gapapa , kalo orang tua lo ada di indonesia kan ?"
Kenapa Alvero jadi kepo gini , kemarin saja aneh , dan sekarang menjadi kepo melebihi dora.
"ada apa , kenapa lo jadi kepo hidup gue" Xian mulai berjalan lagi menuju kelas , mengabaikan celotehan Alvero yang tidak selsai-selsai.
"oh gapapa , cuma nanya , makasih" Alvero akhirnya pergi ke kelasnya , dan Xian juga mulai belok ke kelas nya.
"MORNING PIPEL PIPEL" teriakan melengking Xian , buat siswa-siswi kelas langsung menutup telinga , dengusan kecil terdengar dari mereka , tetapi tetap menjawab sapaan selamat pagi Xian.
"Morning Xian" ujar semua murid yang ada di kelas , tidak lupa senyum mengembang di bibir mereka.
Xian sekarang sudah terkenal seantero sekolah , karna kejadian waktu most kemarin , jangan lupakan warna mata yang berbeda sebelah membuat kaum adam banyak melirik dirinya.
Bahkan sekarang saja lokernya penuh coklat juga bunga dan surat , Xian menyimpan itu semua kedalam tasnya , lalu memasukan buku-buku ke dalam loker kelasnya dan kembali ke tempat duduk semula , karna bel masuk baru berbunyi.
kring...kring...kring
Bel istirahat berbunyi.
Xian POV
"Kino kantin kagak ? gue gada temen nih" Kino si kutu buku , dan juga KM di kelas nya sekarang.
"kagak , ada alvero kali di kantin juga" jawab Kino , matanya tidak lepas dari buku komik di depannya.
"oke , bye Kino es krim" Gue mulai jalan keluar kelas , sedangkan Kino sudah mendengus kesal karna namanya selalu di ganti-ganti.
Kantin
Mata gue mulai menjelajahi kantin , yang pastinya nyari si Alvero , dan ketemu , dia ada di meja deket pohon lagi berdua'an sama cewe.
brak
"DILARANG PACARAN DI SEKOLAH" udah gue mukul tuh meja , gue juga teriak gak kalah keras , anak-anak kantin mulai liat ke arah meja tempat duduk Alvero.
"du..du..du..du.duu" pura-pura gatau , gue duduk tepat di depan mereka , senyum semanis mungkin , sedangkan Alvero matanya udah melotot mau keluar.
"eh keluar tuh mata , amin" ujar gue menaik turunkan alis sambil menatap Alvero.
"anj*ng" umpatan Alvero sampe ke indra pendengaran gue , pacarnya langsung nyubit pinggang Alvero.
"MAMPUS , BUNUH AJA ALVERO BUNUH" gue teriak paling heboh di meja , bahkan sekarang udah berdiri dari tempat duduk , gak lupa tangan gue menggebrak-gebrak meja.
"Gue cekik tau rasa lo" tatapan tajam Alvero ga buat gue takut , malah sekarang pacarnya yang keliatan bingung.
"lo siapa ?" nah kan bersuara juga nih pacarnya Alvero.
"gue Xian , lo pacar Alvero kan , kalo gasalah nama lo Alena kan" ujar gue , lalu duduk manis lagi depan mereka.
"kenapa bisa tau nama gue ?" kernyitan bingung terpampang di dahi Alena.
"kan lo pembunuh" jawab gue santai , sekarang Alena nambah bingung.
"ngomong tuh di jaga" bariton suara laki-laki dari belakang gue , buat gue liat belakang.
"oh Bagaskara , gue panggil Bara , keren kan , duduk duduk"
Author POV
Xian yang notebe nya selalu SKSD memang agak tidak tahu malu.
"lo siapa sih , tau nama gue dari mana ?" tanya Bagas atau yang akan di sebut Bara oleh Xian.
"lo kan abang tiri Alena , ya gue tau lah" ujar Xian santai , tanganya ga lepas mengaduk lalu membumbui baso di depannya.
Sedangkan Alvero sudah menggeram kesal , karna basonya di ambil alih oleh Xian. Sabar , hanya kata itu yang mampu buat Alvero agar tidak mencekik betina menyebalkan di depannya ini.
"itu baso gue Xian" suara Alvero memenuhi indra pendengaran Xian , mulai mendongak , bisa dilihat sekarang wajah Alvero merah padam.
"oh baso lo yaa , nih , maap" dengan watadosnya (wajah tanpa dosa) Xian memberikan mangkuk yang tinggal tersisa mie nya saja pada Alvero.
hening.
Alvero menatap datar mangkuk didepannya ini , Xian hanya menatap Alvero aneh.
"lo gamau , yauda buat gue aja" tangan Xian terulur mengambil mangkok basonya lagi , lalu mulai melahapnya.
Murid-murid yang tadi menyaksikan meja mereka , tercengang dengan ke watadosan Xian.
brak
Gebrakan meja dari tangan Xian , buat satu kanting kaget dengan aksinya.
"Bara yuk pergi , jangan ganggu yang pacaran , buru" Xian menarik kerah baju Bagas tidak sabaran , sedangkan Bagas hanya pasrah.
Alena dan Alvero hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkah Xian yang seperti anak kecil.
.
.
.
Jangan Lupa Voment nya guys :-)
~
Tinggalin Jejak juga yaa , thanks semua.
love youuu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Mystery / Thriller#Cool Girl Mafia/1 #Pluviophile/2 . . . ~Bukan Hujan Kalau Tidak Bisa Menutupi Tangisan.~ Gadis tanpa orang tua tetapi dengan kekayaan melimpah. Gadis pecinta hujan , gadis penguasa kegelapan , dan gadis muda cantik yang cerdas Xiana Aldebaran Putri...