Yeonjun yang lagi ngeliat kedalem kamer Soobin pun ketauan sama Minho.
"Yeonjun?" - Minho.
"Ah om Minho maaf saya lancang ke kamar Soobin karna--"
"Khawatir??"
Yeonjun cuma ngangguk dan nunduk malu. Ternyata papahnya Soobin punya kemampuan baca pikiran nih.
"Gak usah takut gitu. Saya gak gigit ko. Kalo mau masuk ya masuk aja." - Minho.
"B-boleh?" - Yeonjun.
"Yang bilang gak boleh siapa"
"Ngg..gak ada sih."
"Ayo masuk. Saya juga mau ngontrol Soobin." - Minho.
Yeonjun ngikutin Minho dari belakang buat masuk ke kamar Soobin. Bisa Yeonjun liat kalo Soobin bernafas aja pake alat bantu dan matanya masih tertutup rapat.
"Kenapa kamu gak jujur aja sih sama perasaan kamu?" - Minho.
"Maksud om?"
"Kamu masih ragu sama Soobin kan?"
Pertanyaan Minho cukup buat Yeonjun mikir. Apa dirinya itu bener-bener menyukai Soobin? Atau karna Soobin udah berjasa banget buat Yeonjun?
"Sebenernya iya tapi....aku cuma gak tega liat Soobin begini. Soobin kritis juga karna saya, om." - Yeonjun.
"Sekarang saya tanya, Soobin ada ngeluh gak waktu dia nolongin kamu?" - Minho.
"Gak ada."
"Jadi, itu tandanya Soobin aja gak keberatan bantuin kamu ya kamu harus nerima. Saya juga kaget Soobin udah berubah banyak sejak saya adopsi dulu." - Minho.
"Ah iya saya tau kalo Soobin ini bukan anak kandung Anda." - Yeonjun.
"Selama ini yang ada dihidup saya hanya uang dan haus akan darah. Tapi, semenjak Soobin dirumah, semua berbeda. Rumah besar ini jauh lebih ramai." - Minho.
"Pasti Anda sayang banget sama Soobin ya?" - Yeonjun.
"Soobin udah kaya harta terakhir saya di dunia ini. Dan sepertinya aku akan berhenti jadi mafia." - Minho.
Niat Minho pun cukup buat Yeonjun kaget.
"M-maaf tapi apa gapapa kalo Anda bercerita tentang semua hal itu kepada saya yang cuma orang asing?" - Yeonjun.
"Buat saya, kamu emang orang asing. Tapi buat Soobin, kamu bukan orang lain."
Yeonjun melirik kearah Soobin yang masih terlentang lemah di ranjang.
"Bolehkah saya mendekat?" - Yeonjun.
"Silahkan. Saya tinggalkan kalian berdua."
"Terimakasih."
Minho hanya tersenyum dan bodyguard yang ada didalam ruangan Soobin pun ikut Minho keluar ruangan. Setelah pintu ditutup, Yeonjun mendekati ranjang Soobin.
Yeonjun melihat tangan besar ini yang selalu membuatnya aman dan nyaman setiap kali tangan ini memegang tangannya. Yeonjun perlahan mengenggam tangan besar itu.
"Hei.."
Yang diajak bicara pun hanya diam dan hanya terdengar suara indikasi jantung.
"Betah banget tidurnya? Gak kangen apa? Gak pegel apa kamu tidur terus?"
Yeonjun mengenggam tangan besar itu semakin erat dan bahunya mulai bergetar.
"Maafin aku karna aku kamu jadi begini. Gak seharusnya kamu ngebantu aku kemarin dan mempertaruhkan nyawa kamu buat aku."
Yeonjun ngerasa bersalah karna semua musibah ini karna salahnya. Salahnya yang membuat Soobin begini dan adiknya ikut jadi korban.
Tiba-tiba tangan besar itu memberikan respon berupa menguatnya genggamannya ditangan Yeonjun. Yeonjun ngeliat Soobin dan akhirnya Soobin buka matanya.
Beruntung bagi Soobin karna orang yang pertama kali dia liat adalah orang yang dia cintai.
"Soobin?? Apa masih pusing?? Kamu butuh apa? Aku panggilin papah kamu ya?"
Yeonjun ngerasa tangan Soobin mengenggam tangannya seakan-akan gak ngebiarin namja manis itu pergi.
Soobin ngegelengin kepalanya tanda kalo Yeonjun gak perlu manggil siapapun, karna yang dibutuhkan Soobin hanya Choi Yeonjun.
"K-ka Yeon-jun...?"
"Iya?? Kenapa?"
"Y-your answer?"
"Jangan mikir itu dulu! Kamu sehat dulu, Soobin!"
"I need your answer to recovery."
Yeonjun cuma nunduk malu karna situasinya ini Soobin abis sadar dari masa kritisnya masa ditanyain begitu sih?
"Would you be mine, Choi Yeonjun?"
"Yes, i would."
Soobin hanya senyum kecil ketika denger jawaban Yeonjun. Sekarang Yeonjun resmi menjadi miliknya.
E N D ?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Can't You See Me? [SoobJun]
Fiksi Penggemar"Kaka gak tau aja bahwa ada yang sayang sama kaka lebih dari siapapun." - Choi Soobin. "Kenapa gue gak sadar ya?" - Choi Yeonjun. Apa yang bakal kejadian??