(5)

104 15 2
                                    

-Selamat datang di Indomar3t,
Selamat berbelanja~~~
Ehgadeng, selamat membaca 🌼-
.
.
.
.
.
.
.
.


Handphone yang ada disaku, bergetar. Ku lihat ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Ku baca isi pesan hal itu membuatku terkejut.

"Masih berani untuk comeback ternyata? Grup kamu tuh tidak akan pernah terkenal"

Entah siapa yang mengirimkan pesan itu. Nomor itu berbeda dengan nomor yang menerorku beberapa hari yang lalu. Tapi aku rasa, itu orang yang sama. Orang yang terus berusaha untuk membuatku down.

Aku segera menghapus pesannya, kemudian membiaskan diri agar Rocky tidak menyadarinya. Syukurlah Rocky sedang asik dengan game yang baru saja ia unduh. Setidaknya, ia tidak menyadari perubahan sikapku.

Mobil terparkir di parkiran basement. Aku dan Rocky bergegas menuju kamar Sanha. Kurasa anak itu telah menunggu kami. Pasti ia sangat bosan terus berada di rumah sakit.

Kami masuk ruang kamar inap. Senyum merekah dari bibir Sanha menyambut kedatangan kami. Aku menyapa Sanha dan menanyakan kabarnya.

"Ciyeelah. Pulang juga akhirnya. Sedih deh gabisa rebahan lagi" goda Rocky pada adik satu-satunya itu.

"Apa sih Hyung. Yang ada aku capek tau rebahan mulu. Aku kan mau ikut latihan sama kalian. Maaf ya gara-gara aku, persiapannya jadi terhambat" raut wajah Sanha berubah menjadi murung.

"Apaansih lebay ah. Ayo siap-siap pulang. Yang lain udah nungguin di dorm" Aku membantu membereskan barang Sanha. Rocky membantu Sanha berjalan menuju mobil.

Selama perjalanan Sanha lebih memilih untuk tidur. Mungkin karena efek obat yang ia minum. Atau mungkin ia masih merasa kelelahan. Aku dan Rocky pun sibuk dengan dunia masing-masing. Aku membuka sosial media, dan memposting beberapa foto hanya untuk menyapa aroha.

Aku selalu rindu bertemu dengan aroha. Aku harus bekerja keras agar segera menemui aroha. Sanha sudah kembali, itu artinya kami bisa mempersiapkan semuanya dengan lengkap.

Setelah makan siang, kami ada jadwal rekaman. Sekarang masih pukul 9 pagi. Masih ada beberapa waktu untuk Sanha istirahat sebentar. Aku sudah melarangnya untuk ikut kali ini. Namun, ia bersikeras untuk ikut. Alasannya tetap sama, tidak mau menjadi beban.

Pesan teror itu muncul kembali di pikiranku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku bercerita pada member? Atau haruskah aku melaporkan ini pada agensi? Ah kurasa itu berlebihan. Mungkin itu hanya orang iseng. Aku memblokir nomor itu, agar tidak menganggu ku lagi.

Tidak terasa sudah sampai di depan dorm. Rocky terlihat sangat melindungi adiknya. Ia memang merasa paling kehilangan ketika Sanha dirawat. Hampir setiap hari ia menyempatkan waktu untuk menjenguk Sanha. Jika tidak bisa, ia terus menelpon Sanha, hanya untuk mengatakan "bagaimana kabarmu?".

"Hyung aku pulanggggg" ucapku menyapa member yang lain.

Member yang terlihat sedang asik bermain. Permainan terhenti, semua langsung memeluk Sanha. Kami semua merindukan maknae kami. Meskipun kadang menyebalkan.

Suasana kembali hangat dan ramai.

"Gimana kalo kita main game online? Yang kalah harus membeli bahan makanan untuk makan siang. Selain itu membelikan pesanan kita? Gimana?" Usul MJ.

"Ah M-hyung, kamu kan tau aku tidak pandai bermain game. Sudah pasti yang menang itu Sanha sama Jinjin Hyung" protes Moonbin. Diantara kami berenam memang aku dan Sanha yang paling pandai dalam bermain game.

Berat | Park Jinwoo ASTRO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang