Chapter 3

11 9 0
                                    

Haiii....
Happy Reading gays...
jangan lupa follow ig : vii_aprln

🌻🌻🌻

Gadis itu melihat kembali lelaki berjas hitam itu, namun kini sudah bertambah satu lagi, gadis itu melotot kenapa jadi ada dua? ia sangat ingat kalau tadi hanya ada satu orang berjas hitam, apa itu temannya? sudah pasti bodoh.

lalu apa yang harus ia lakukan jika nanti mereka mendekati keempat lelaki itu? ia bingung, khawatir dan takut secara bersamaan. ia takut tidak bisa menjaga mereka, rasanya ia ingin menangis saja saat ini. kemudian keempat lelaki itu datang berhamburan.

"Kau kenapa El? kenapa kita harus cepat-cepat pulang?" tanya Jungkook.

"apa ada masalah?" tanya Ten.

"sudah jangan banyak tanya, ayo aku bayar baju kalian, lalu cepat pulang" ucap Elina kemudian menarik tangan Ten bergegas menuju kasir.

Sesampai dikasir keempat lelaki itu memberikan pakaiannya untuk dibungkus, dan Elina memberikan kartu kreditnya setelah tau berapa nominal yang harus ia bayar, cukup besar namun ia tidak peduli dengan itu, ia hanya ingin cepat-cepat keluar dari mall ini dan pulang kerumahnya.

Mata gadis itu terus berkeliling berharap orang yang berjas hitam itu tidak mengikutinya. Ia dan keempat lelaki itu cepat-cepat keluar dari mall setelah membayar pakaian yang mereka beli.

Dengan cepat mereka menuju mobil dan memasukinya, dari kaca mobil Elina mencari orang yang berjas hitam itu dan ia tidak melihatnya, ia menghembukan nafasnya lega dan ia akan bersyukur jika orang-orang itu tidak mengikutinya.

Elina menyalakan mobilnya, keluar dari parkiran menuju jalan pulang dengan cepat, ia takut, jantungnya berdetak dengan kencang, ia tidak tenang kalau sudah begini. Elina menatap ketiga lelaki itu dari kaca dan menatap Hyunjin yang berada disampingnya, ia tersenyum lega melihatnya. Semoga ini bukan awal dari masalahnya nanti.

"Elina, kau kenapa tadi? menyuruh kami cepat-cepat pulang?" tanya June.

"ah itu anu, ck aku tidak apa-apa" ia berdecak bingung untuk menjelaskannya.

"kau jangan berbohong" ucap Ten.

"aku tidak berbohong, aku hanya ingin cepat pulang badanku sudah sangat pegal" ucap Elina berbohong.

"Yasudah kalau seperti itu" ucap June. Biarlah hanya ia yang mengetahui tentang ini, Elina takut mereka menjadi kepikiran tentang itu.

Keempat lelaki itu seperti biasa mengoceh tidak jelas, namun berbeda dengan Elina kali ini, ia hanya diam menatap jalanan. pikirannya tidak fokus ia masih memikirkan orang yang berjas hitam itu, apa yang mereka inginkan? kepalanya berdenyut nyeri memikirkan itu.

tak lama ia sudah sampai dirumahnya, keluar dari mobilnya dan masuk kerumah bersama keempat lelaki itu, duduk disofa ruang tv, ia sedikit tenang sekarang karena sudah berada dirumahnya. Disisi lain ada seseorang yang tersenyum miring melihatnya, seseorang itu mengetik sesuatu dilayar handphonenya kemudian menempelkan benda tersebut ditelinganya.

"semuanya aman"

"saya sudah mengetahui tempat tinggal mereka tuan"

"tuan tenang saja, saya akan terus mengikuti mereka"

"iya sama-sama"

Seseorang itu mematikan telephonnya dan memasukan kembali kesaku celananya. kemudian menaiki mobilnya, dan menjalankan mobilnya menjauh dari lingkungan tersebut.

Pukul 09:24, ini sudah malam ia lupa akan kecaffee sebaiknya ia cepat kecaffee dan segera pulang kerumah ayahnya. Elina menatap keempat lelaki itu yang sedang melihat-lihat bajunya dan mencobanya. Tubuh gadis ini sangat lelah dan besok ada jadwal pagi. ia harus cepat pulang.

Meet My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang