Mobil Pajero sport hitam kebanggaan bapak guru yang terkenal killer itu berhenti di salah satu tempat yang ramai sekali dengan anak kecil.
Zee melirik tajam pada pria di sampingnya. Mendengus kesal sambil sesekali melirik anak-anak kecil yang masih sibuk bermain walau mentari sudah hampir kembali ke persemayamannya.
"Kenapa masih diam, ayo keluar."
"Ga, ga mau. Bapak apaan si, kemarin di tanyain mau kemana jawabannya rahasia. Sekarang mau gimana?" oceh Zee sambil menaruh kedua tangannya di depan dada.
Bukan bukan, bukan karena Zee tidak suka bertemu adik-adik kecil yang ada di hadapannya. Permasalahan terbesar saat ini adalah Zee salah kostum. Ia memakai dress putih tulang ala ala pakaian Korea, panjangnya dibawah lutut tepat, dengan bagian bahu yang sedikit menggelembung menambah kesan cantik dan elegan secara bersamaan.
"Emang kenapa sih Zee, perasaan ga ada yang salah deh."
"Ga ada yang salah gimana, salah kostum gini. Udah ah, saya mau ganti baju dulu. Mending pake baju sekolah daripada kayak bidadari gini."
Zee mendengus kesal sambil meraih ranselnya di jok belakang, mencari keberadaan seragam yg ia lepas tadi. Lagian percaya diri sekali gadis itu mengira pria disampingnya itu akan mengajaknya makan malam atau bagaimana, boro-boro makan malam, rencana itu bahkan mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran Kafka, mungkin.
Mengajak muridnya makan malam? haha Zee kira dirinya siapa?
Gadis itu tersenyum kecut, menggelengkan kepalanya pelan.
"Alah kelamaan, gitu aja udah cantik." ujar Kafka yang tiba tiba sudah di samping Zee membukakan pintu mobil. Kapan pria aneh itu berpindah tempat?
Belum jua Zee menemukan jawaban, tangannya sudah ditarik keluar yang langsung di sambut pelukan kecil dari anak-anak yang menyadari kehadiran Kafka.
"Om Kafka Om Kafka, lama sekali tidak ke sini. Padahal kemarin ayca bikin roti bolu enak sekali sama teman-teman dibantu ibu. Om Kafka sih, ga dateng. Sudah satu bulan bapak tidak berkunjung, ayca menghitungnya." omel gadis yang berkisar umur empat tahun itu dengan ekspresi polosnya.
Kafka tersenyum tipis, menyamakan tinggi dengan gadis kecil itu yang membuat beberapa bocah lainnya mundur sedikit memberi ruang untuk keduanya.
"Benarkah sudah satu bulan? Kok om rasanya sudah lama sekali ya tidak berkunjungnya. Ini ayca yang salah hitung atau om yang sudah sangat rindu ya?" ucap Kafka dengan nada yang ia buat buat seimut mungkin- walau sebenarnya itu cukup lucu sih di mata Zee.
"Iya Om, sudah lama sekali. Kami sudah sangat rindu juga." sahut anak anak lainnya yang kembali mendekat.
Kafka memeluk mereka sejauh yg ia bisa. Tulus sekali, Zee di buat terharu melihatnya.
"Om om, kakak cantik ini siapa?" celetuk ayca yang baru menyadari kehadiran Zee.
Kafka mengurai pelukannya lalu berdiri di samping Zee.
"Anak-anak bisa mendekat ke sini, Om ada kejutan untuk kalian." teriak pria yang masih lengkap dengan setelan batik dan celana kain hitam itu, membuat beberapa anak yang tadinya sibuk sendiri berlari kecil menuju arahnya.
"Oke karena setidaknya hampir seluruh penghuni sudah berkumpul, Om mau memperkenalkan seorang gadis cantik yang sekarang di depan kalian. Silahkan Zee," ujar Kafka mempersilahkan.
Zee terbelalak kaget, ini tidak ada dalam breafing sebelumnya. Ia melirik menuntut jawaban pada Kafka, sedang pria itu hanya tersenyum lembut seakan berbicara 'sudah, ikuti saja alurnya.'
"Hmm, Halo semua." ujar Zee terbata.
"Halo juga kakak cantik," teriak anak-anak itu bersemangat.
"Hmm perkenalkan namaku Rainzee. Kalian bisa memanggilku kak Zee atau Kak Rain. Kakak suka sekali taro, tapi ada satu hal yang kakak sukai melebihi taro. Kalian tau gak?" tanya Zee diakhir perkenalannya.
"Kopi susu,"
"Teh,"
"Susu coklat,"
"Jus apel,"
Jawaban dari anak- anak yang sangat beragam. Mereka sepertinya menyebutkan minuman favoritnya masing-masing, bukan menebak sesuatu yang dipertanyakan Zee.
"Bukan, ayo coba tebak lagi." jawab Zee membuat mereka semakin semangat untuk menebaknya.
Berbagai jawaban muncul, ada yang menjawab air es, air tebu, jus jeruk dan lain berbagai hal.
"Om Kafka," celetuk ayca yang sejak tadi belum melontarkan jawabannya, asyik berpikir.
Seketika ocehan dari berbagai mulut berhenti. Mencoba memikirkan jawaban ayca yang mungkin masuk akal.
"Hal yang paling kakak sukai melebihi taro itu Om Kafka?" tanya ayca memastikan kembali.
Zee yang awalnya tersenyum lebar langsung terdiam, menatap anak-anak yang menanti jawaban dari mulutnya. Mata-mata gemas itu menatap penasaran, apakah benar jawaban ayca atau ada jawaban lainnya. Sungguh gadis itu tidak sanggup lagi melihat mata-mata menuntut jawaban itu.
Ia menoleh menatap Kafka, berharap laki-laki itu dapat membantunya, tapi sepertinya semesta belum berpihak padanya. Kafka juga tidak jauh berbeda, laki-laki itu juga sama menanti jawaban dari mulut Zee.
"Sayang sekali Ayca, jawaban kamu hampir tepat. Hal yang paling kakak sukai melebihi suka kakak terhadap taro adalah bertemu kalian. Jadi kalau ayca bilang apakah kakak menyukai Om Kafka, maka kakak akan menjawab iya. Karena berkat om Kafka, Kakak bisa berjumpa kalian anak-anak manis." ujar Zee lengkap dengan senyum manisnya.
Semua bersorak gembira. Tidak menyangka bahwa mereka sendirilah jawaban dari pertanyaan gadis cantik itu.
"Sudah sudah. Sekarang, ayo kita semua masuk ke rumah. Om bawakan es krim kesukaan kalian. Semua antri yaa, jangan berebutan." tambah Kafka yang membuat anak-anak manis itu bersorak lebih riang lagi lantas beramai-ramai menuju rumah.
Sedang Kafka dan Zee mengambil es krim yang entah kapan pria itu beli, di bagasi mobil.
"Jadi saya belum jadi
sesuatu yang kamu sukai melebihi taro Zee?" celetuk Kafka saat mengambil satu box es krim pada bagasi mobilnya."Lah, bapak mau gitu saingan sama taro?" tanya Zee meraih bungkusan lain yang entah berisi apa.
"Ya mau dong, kan biar jadi seseorang yang penting di hidup kamu,"
"Tanpa bersaing dengan siapapun, bapak sudah jadi hal terpenting untuk saya. Karena di hidup saya, hanya ada bapak dan Raina." ujar Zee pelan lantas pergi mendahului Kafka dengan dua bingkisan yang ia tenteng pada kedua tangannya.
tbc
Sudah direvisi❤️
Ramaikan kolom komentar yaaa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
R A I N Z E E (Re-upload)
Teen Fiction"Sampek dunia mau roboh, gw gak bakal suka bahasa inggris" -Zee "Ada banyak sekali hal yang terjadi di luar rencana kita Zee, buktinya saya dan kamu" -Kafka _ "Pelit amat" "Harus dong,biar cepet kaya" "Nikah aja sama saya,auto kaya kamu" -Kafka "Aut...