°°Chap 3 : Kesal

18 4 0
                                    

Maafkan klau tidak jelas yaww.
Pencet bintangnya yaw. Makasiih.

Selamat menikmati, wkwk.

--

Kriing.. Kriing..

Bel tanda istirahat pun berbunyi. Zora bergegas meninggalkan lapangan dan berjalan kearah kelas. Sesampainya di kelas ia langsung duduk dan menelungkupkan kepalanya kedepan meja.

“Loh dari mana aja Zo? Kok baru dateng?” tanya Alin.

“telat terus dihukum” jawab Zora malas.

“ooh kok bisa sih? Biasanya kamu enggak telat kan?” tanya Alin sambil membereskan buku-bukunya kedalam tas.

“bangun kesiangan” balas Zora seadanya.

“ooh, yaudah kekantin yuk” ajak Alin.

“hmm, duluan aku mau tidur dulu” jawab Zora kemudian mencari posisi yang nyaman untuk tidur dan tidak lupa earphone yang sudah bertengger manis ditelinganya.

“yaudah aku duluan ya” kemudian Alin beranjak dari kursinya menuju kantin. Suasana kelas sudah sepi semenjak Zora datang, teman-temannya memilih untuk menghabiskan jam istirahatnya di kantin. Mengisi perut yang kosong, nongkrong, pacaran dan banyak hal yang dilakukan dikantin.

Mata itu masih terpejam, menikmati heningnya suasana kelas dan suara radio dari earphonenya. Sampai di suatu iklan diradio menarik perhatiannya. Pembukaan universitas kepolisian. Zora pun segera mendongak, merenggangkan tangannya keatas, kanan, dan kiri. Kemudian ia membuka ponselnya, mencari situs pembukaan universitas kepolisian yang tadi ia dengar dan yang kemarin ditunjukan Alin di papan mading.

Tangannya dengan lincah mencari-cari, sampai akhirnya dapat. Zora menemukan 2 universitas yang berbeda, kemudian ia membukanya melihat-lihat syarat-syarat beasiswa. Ya, Zora ingin sekali mendapat beasiswa ke universitas kepolisian.

“gue pengen banget dapet beasiswa. Mudah-mudahan kali ini gue dapet” semangat Zora dalam hati. Setelah melihat-lihat. Ia pun segera beranjak menyusul Alin yang sudah pergi sejak 20 menit yang lalu.

---

Seperti biasa, suasana kantin ramai. Banyak yang berlalu lalang membawa nampan makanan, mengobrol, pacaran, nongkrong dan lainnya.

Zora pun segera melangkahkan kakinya, mencari keberadaan Alin. Itu pikirnya. Setelah mencari-cari, ia melihat Alin sedang fokus memainkan ponselnya. Kemudian Zora pun mendekat kearah meja yang diduduki Alin.

Alin yang merasa ada seseorang yang menduduki kursi depannya pun segera mendongak dan melihat Zora sudah duduk manis didepannya dengan tangan yang bersedekap kedepan dan wajah datar andalannya. Alin pun segera memasukkan ponselnya kedalam kantung roknya.

“oh udah dateng” ucapnya setelah memasukkan ponselnya.

“hm” balas Zora.

“mau dipesenin atau pesen sendiri?” tanya Alin menawarkan. Kemudian Zora pun beranjak dari sana. Alin pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sifat sahabatnya itu yang terlalu dingin dan cuek. Dia pikir mood Zora sedang tidak baik.

Zora pun membeli nasi box dan sebotol air mineral. Ketika ia berbalik ada yang sengaja menabrak pundaknya dengan keras. Alhasil nasi box yang ia pegang terjatuh dan tumpah berceceran kemana-mana. Botol mineralnya pun sudah terjatuh ntah kemana. Kantin pun seketika menjadi hening, mereka semua fokus melihat kearah Zora. Melihat apa yang akan terjadi selanjutnya tetapi tidak ada yang berani mendekat.

Zora mendengus kesal. Cukup sudah mood yang sedari tadi buruk sekarang menjadi lebih buruk. Kemudian ia mendongak untuk melihat si pelaku dengan tatapan yang semakin dingin dan tajam. Pelaku yang sama dengan yang kemarin.

The Hidden Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang