Seminggu berlalu..
Ya, sudah seminggu berlalu setelah Zora menerima kabar tentang mimpinya yang menjadi kenyataan. Tentang seorang pria dengan manik hitam legam yang memakai jaket hijau army dengan bercak darah.
Kali ini ia sudah menerima kenyataan. Sedikit mengurangi beban pikirannya.
Minggu pagi yang cerah, membawa semangat baru setelah hari-hari sebelumnya di sibukkan dengan sekolah. Di hari yang cerah ini, Zora telah siap dengan seragam kerjanya dengan wajah datar seperti biasa. Minggu ini kafe hitz black ramai pengunjung. Banyak yang mengisi waktu luang di kafe, bertemu teman, makan bersama pasangan, nongkrong santai, dan lainnya.
"eh Zo gantiin gue dulu ya, gue udah gak tahan ni mau ke toilet" panik Yudita sambil memberikan nampan berisi pesanan pelanggan kepada Zora, ia sudah tidak tahan dengan perutnya yang sakit.
"hm" Zora pun segera melangkah keluar menuju meja pelanggan.
Setelah memberikan pesanan kepada pelanggan, Zora kembali kedapur untuk membawa pesanan-pesanan yang lainnya.
Sampai teriakan histeris pengunjung memecahkan konsentrasi Zora. Hampir saja makanan yang ia bawa tidak tumpah. Heera yang berada di ruangannya pun segera keluar ketika mendengar teriakan tersebut. Sama seperti Heera, Yudita pun segera keluar dari toilet untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"waahh ya ampun gans pisun"
"gila gila! Gue berasa nonton drama, cogan semua"
"itu sapa woe?!"
"itu yang tengah matanya tajem banget, meleleh gue"
"pacar gue gak ada apa-apanya njr ma mereka"
"aaa njr itu yang pake kaos biru imut bangeettt!!"
"semuanya aja boleh gak sii!!"
Tatapan memuja, kagum diberikan pengunjung kepada 5 cowok yang baru saja memasuki kafe.
Zora yang jengah dengan teriakan pengunjung pun akhirnya keluar dari dapur sembari membawa nampan. Kemudian ia melihat ada apa yang terjadi. Ia memutar bola mata malas ketika melihat siapa yang sudah memasuki kafe.
"eh itu anak sekolah lu kan Zo?" tanya Rena menyenggol lengan Zora.
"ck, hm" balasnya.
"gilaaa! Gans semuaa!" heboh Yudita. Pecinta cogan ya begitu.
"gans banget ya, gue jadi seger njr" ucap Adel, sedari tadi ia menjaga kasir dengan mata yang sudah 5 watt. Ingin tidur tetapi masih ramai pengunjung. Dan ketika melihat para cogan matanya langsung fresh kembali.
"gue rela kalau kafe ini jadi tempat tongkrongannya mereka, mayan nambah pelanggan" kata Heera, matanya membinar melihat kearah 5 cowok gans tersebut.
Kemudian 5 cowok tersebut menduduki bangku pojok. Mereka seakan tidak sadar jika mereka menjadi pusat perhatian. Setelah duduk, tetap saja mata ciwi-ciwi masih ingin melihat maha karya ciptaan tuhan.
"ck, kerja lagi lu pada" ujar Zora. Kemudian ia segera mengantarkan pesanan pelanggan yang tadi sudah ia pegang.
"ck ganggu aja lo" balas Rena, Yudita, dan Adel berbarengan. Heera yang melihat itupun hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"mbak, mbak cantik sini mbak!" teriak salah satu dari 5 cowok yang tadi menghebohkan kafe.
Zora yang mendengar pun segera menoleh ke sumber suara. Memang tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang. Sekitar 5 meja mungkin. Kemudian menunjuk dirinya sendiri sembari mengangkat sebelah alis. Tetap dengan muka datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Truth
Mystery / Thriller"kakak?" ucap Zora tak percaya. "Gw bukan kakak lo! " sarkas cowok bertopi hitam. --- Di tinggal oleh seseorang yang berharga memang menyakitkan. Selepas dari semua kenangan yang ada dan kita harus secepatnya melupakannya, walau kita tahu tak semu...