"JEVRAN!"
Satu teriakan yang sukses menyumbat telinga Nichol hingga pengak. Nichol menoleh menatap datar Mahen.
"Jev, lo pulang sama siapa?"
Dan sekarang ia harus bersabar, karena Mahen malah ikutan memanggilnya dengan sebutan Jevran.
"Sendiri, kenapa?"
Mahen tersenyum bangga. "Gue boleh neb---"
"Nggak."
Belum sempat Mahen menyelesaikan ucapannya, Nichol terlebih dulu sudah memotong ucapan Mahen. Menyebalkan bukan?
Mahen mendesis menatap malas punggung Nichol yang sudah mulai tak terlihat. "Istigfar, Hen." ucap Mahen sambil mengelus dadanya mencoba untuk tetap sabar atas perlakuan Nichol.
***
Nichol mengembudi motor klx- Nya dengan tenang. Bersyukur ia diberikan keselamatan hingga sampai diperkarangan rumahnya. Nichol turun dan melepas helmnya.
"Assalamualaikum" ucap Nichol tanpa ekspresi tentunya.
"Walaikumsalam" jawab Rio--Papa Nichol yang tak sama sekali memalingkan wajahnya menatap Nichol.
"Pa,"
"Iya?" jawab Rio yang langsung memalingkan wajahnya dari koran kemudian menatap putranya.
"Nggak." ucap Nichol yang langsung pergi menuju kamarnya.
Nichol memang begitu, mencari perhatian setiap kali pulang sekolah.
Nichol merebahkan dirinya dikasur yang bergambar robot kesukaannya. Sesekali Nichol menghela napas lelah. Aktivitas Nichol kini terhenti karena ponsel Nichol bergetar.
Nichol meraih ponsel miliknya yang ditaruh diatas nakas. Dahinya berkerut membaca pesan itu.
+62 857581***** Hei
Nichol sudah menebak. Apakah ini cewek yang selalu mengejarnya tiap hari disekolah? Dari sapaannya pun sudah terlihat jelas. Cewek itu selalu mengucapkan kata 'Hei' jika bertemu dengan dirinya. Tapi dari mana ia mendapatkan nomor hp miliknya?
Tanpa ada niatan untuk membalas, Nichol langsung meletakkan ponselnya kembali diatas nakas. Dan beranjak berdiri meninggalkan kamarnya.
***
Sedangkan ditempat lain Ezil sedang mengangkat bibirnya keatas. Menunggu balasan dari Nichol yang tak kunjung masuk.
Ezil berdecak melempar ponselnya keatas kasur.
"Gak ada niatan buat tanya siapa gitu?" gumam Ezil.
Ezil menghela napas. Sia-sia dia mengirim pesan itu kepada Nichol yang hanya diread saja. Padahal Ezil memberanikan diri untuk mengirimnya, ia juga harus berpikir 50 kali untuk mengirimnya. Tapi apalah hasilnya, nihil.
"Gak di sekolah, gak dichat, sama aja, cuek!" ketus Ezil yang langsung merebahkan tubuhnya keatas kasur karena frustrasi.
***
Nichol berjalan disepanjang koridor dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya dan menampilkan kesan coolnya. Tak lupa sebuah earphone yang selalu menyumpal pada kedua telinganya.
Hari ini ia memutuskan untuk tidak pergi kekantin, karena ia harus mencari buku diperpustakaan yang sangat ia butuhkan untuk menyelesaikan proyek robotnya.
Nichol melangkahkan kakinya kesebuah rak khusus buku nonfiksi. Sesekali ia membaca sinopsis dan memilih buku yang cocok untuk ia sandingkan dengan proyek robotnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFERA [HIATUS]
Teen FictionBukan cerita tentang coolboy dan badboy! Bukan juga tentang coolgirls dan badgirls! Apalagi tentang most wanted, sangat salah! Ini cerita tentang seorang gadis yang berusaha mengejar laki-laki yang sudah menarik perhatiannya sejak kelas sepuluh...