Setelah kekantin Ezil tidak memutuskan untuk pergi kekelas bersama Pelangi. Ia lebih tertarik menuju keruang lab dibanding harus kekelas. Seperti yang dilakukan Ezil tempo hari, masih ingat?
Ezil mengintip kedalam ruangan itu dari pintu lab. Ia tersenyum bangga, pasalnya didalam sudah ada MR. ZOEY.
Tanpa basa basi dan berpikir panjang Ezil menghampiri Nichol yang sedang sibuk mengurusi proyek robot tentunya.
"Hei," sapa Ezil.
Nichol menghela napas panjang tapi tatapannya masih setia kepada proyek robotnya.
Santai saja, Ezil sudah biasa.
"Hello," sapa Ezil lagi.
Nichol menoleh menatap datar Ezil. Nichol menaikkan satu alisnya lalu kembali menatap proyek robotnya.
Percayalah, jantung Ezil sudah berdebar seperti sedang berdisko.
"Lo gak kekelas?" tanya Ezil.
"Lo sendiri?" tanya Nichol dingin tanpa menoleh.
What What What, demi apa dia tanya gue?. Batin Ezil yang jantungnya sudah bergemuruh tak karuan.
"Mm--annu-gue--"
Ucapan Ezil berhenti karena Nichol menoleh menatapnya datar. Sial! Ezil baper dan Nichol berhasil membuatnya membeku ditempat.
"Kenapa?" tanya Nichol dingin.
"Gue pengen liat liat lab, soalnya gue udah lama gak ke lab." alibi Ezil.
"Oh."
Nichol melanjutkan aktivitasnya sementara Ezil masih menatap Nichol dengan tatapan tidak percaya.
"Boleh tau gak, kenapa lo buat robot begitu?" tanya Ezil memberanikan dirinya karena memang ia sudah mulai penasaran.
"Nggak."
Oke baiklah, lagi lagi Ezil dibuat menghela napas dengan jawaban Nichol.
"Lo suka banget ya sama robot?"
"Iya."
"Kenapa lo gak jadi robot aja?"
Nichol memberhentikan aktivitasnya. Sedangkan Ezil sudah mengeram malu. Benar benar mulutnya ini minta di lakban. Pertanyaan konyol anak TK ini Ezil.
"Udah lupain aja," ucap Ezil cepat cepat.
Tanpa menunggu ucapan Ezil pun Nichol terlebih dulu sudah melanjutkan aktivitasnya.
Ada lima menit Ezil diam memperhatikan wajah tampan Nichol.
"Lo pernah juara olimpiade tingkat nasional ya?"
"Iya,"
"Lombanya dimana?"
"Jakarta."
"Berapa pesertanya?"
"Banyak."
"Dari sekolah kita?"
"Dua,"
"Soalnya gampang apa susah?"
"Lo bisa diem gak?!" tanya Nichol dengan nada sedikit menyeramkan.
Ezil mendelik ngeri menatap Nichol. Ezil memutuskan untuk pergi dari lab sebelum Nichol benar benar berubah menjadi singa.
"Gue pergi." pamit Ezil yang tanpa dibalas apapun dari Nichol.
***
"Sumpah, Ngi, sumpah, gue baper gak ketolong, huaaa." ucap Ezil heboh sambil menggoyang goyangkan lengan Pelangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFERA [HIATUS]
Dla nastolatkówBukan cerita tentang coolboy dan badboy! Bukan juga tentang coolgirls dan badgirls! Apalagi tentang most wanted, sangat salah! Ini cerita tentang seorang gadis yang berusaha mengejar laki-laki yang sudah menarik perhatiannya sejak kelas sepuluh...