3. Waktu

82 34 14
                                    

Safiyya dengan handuk di pundaknya berjalan menuju kamar mandi, matanya menahan kantuk serta sesekali menguap. Ia ingin tidur siang sebentar setelah membersihkan diri.

Sedangakan di luar sana ada seorang gadis berjalan mendekati pintu rumah Safiyya, wajahnya berseri-seri. Gadis itu mengetuk pintu hingga pintu terbuka setelah cukup lama.

"Eh Delina," sapa Ibu Safiyya dari balik pintu.

"Iya tante," balas Delina ramah sambil menyunggingkan senyumnya. "Aku udah janjian sama Safiyya ke depan tan."

Ibu Safiyya menggeser sedikit badanya mempersilahkan masuk Delina.

"Ke depan mana Lin?" tanya Ibu.

"Ada tempat nongki cantik baru tan," jawab Delina.

"Jauh ga?"

"Ngga kok tan, ada baru deket rumah ini kok."

"Oh emang ada ya?" tanya ibu dengan raut wajah bingung.

Ibu anak sama aja, huft batin Delina.

"Ada tan, kemarin aku lewat sana."

"kirain jauh, soalnya tante kurang tau. Tunggu di kamar aja, Fiyya ada di kamar."

"Siap tante."

Delina berjalan menaiki anak tangga langsung menuju kamar Saffiya, perlahan membuka knop pintu kamar ingin mengejutkan Safiyya, namun ternyata sang pemilik kamar tidak ada disana.

Ia pun duduk di kursi berada dekat jendela yang sedang terbuka, Safiyya selalu membuka jendela kamarnya membebaskan udara di luar masuk.

"Fiyya mandi gitu ya? Semoga tuh anak kagak lama deh."

Benar saja, suara langkah kaki terdengar diikuti knop pintu yang terayun perlahan. Dari balik pintu itu seorang gadis sedang menunduk mengeringkan rambut dengan handuk. Lalu menutup pintu kamarnya dengan ujung kaki sedang kepalanya masih saja menunduk.

"Aku gak khawatir kalau nunggu kamu mandi," ucap Delina memperhatikan Safiyya.

"ASTAGHFIRULLAH!" Safiyya terkejut membuat handuk yang berada di tangannya terlempar, badannya melompat mundur ke belakang dengan tangan merentang.

"HAHAHA!" tawa Delina pecah tak kuasa melihat sahabatnya.

Safiyya masih dengan posisi terkejut, napasnya tersengal-sengal.

"SEJAK KAPAN DISINI?" tanya Safiyya marah.

Tak ada jawaban dari Delina selain suara tawa Delina yang masih terdengar.

Safiyya membenahi posisinya, dan duduk di tepian kasur setelah mengambil kembali handuk.

"Istighfar, ketawa mulu!" ucap Safiyya.

"A-a- Astaghfirullah," Delina menuruti Safiyya walau napasnya masih belum teratur.

Kini suasana hening. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.

"Jadi ...." Ucap Safiyya.

"Hah? Jadi apa?" ucap Delina yang kebingungan.

"Jadi kamu di sini ngapain?"

"Gue tau banget lo pura-pura doang Fiyy, pura-pura lupa."

"Gak mau ah," balas Safiyya

"Gue jamin sepi, buruan dah." Ucap Delina.

Delina menggerakkan ktangannya ke depan meminta supaya Safiyya segera bersiap-siap.

"Aku dah siap Lin," kata Safiyya.

Ruang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang