[ O5 ]

86 25 3
                                    

"i hope i could always see that smile on your face."

[ t e n t a n g  s e m e s t a ]
____________________________________

Hari ini, rasanya Anaya ingin membolos saja. Hari Rabu adalah hari yang paling tidak ia sukai. Alasannya?

Pelajaran olahraga.

Ia sangat benci kegiatan fisik. Ia lebih memilih berada di dalam kelas dan berpusing ria mengerjakan tugas sejarah yang tidak ada habisnya, daripada berada di luar bersama teriknya matahari.

"Nay, turun nggak?" Tanya Natasha, sahabatnya. Anaya mengangguk, menghampiri teman sekelasnya itu.

"Mana gurunya?" Tanya Anaya kepada salah satu teman sekelasnya, Bayu. "Gue nggak tau, Nay." Jawab Bayu.

Anaya berakhir hanya duduk di pinggir lapangan, karena sang guru tak kunjung datang. Namun sesuatu menarik perhatiannya.

"Loh, itu kelas IPS 4?" Tanya Anaya kepada Natasha. Natasha mengangguk. "Iya, hari ini jadwal kita barengan."

Sepertinya, bagi Anaya, hari ini tidak akan terlalu buruk.
____________________________________

Anaya hanya menonton dari pinggir lapangan saat teman temannya sedang berlari lima putaran. Ia sedikit kurang enak badan dan ia diizinkan untuk beristirahat, walau tidak boleh kembali ke kelas.

Natasha yang selesai berlari menghampirinya. Anaya otomatis memberi air kepada sahabatnya, saat sesuatu mendistraknya.

Semesta, Pingsan.
____________________________________

Semesta masih berlari saat kepalanya tiba-tiba pusing, matanya kehilangan fokus, ia merasa lemas.

Semesta terus berlari seperti ia baik-baik saja. Hingga persis setelah ia menyelesaikan putaran kelimanya, ia terjatuh. Gelap.

Ia pingsan.
____________________________________

Semesta terbangun di ruang kesehatan, dengan Anaya di sampingnya. Anaya tertidur dengan posisi yang pastinya tidak nyaman.

Baru Semesta akan membetulkan posisi tidur Anaya, dokter yang menjaga ruang kesehatan sekolah,  Airin, masuk.

Anaya terbangun, menatap Semesta dan Airin. Airin tersenyum melihat Anaya. "Anaya, Semesta nggak apa apa, kamu kembali ke kelas ya, nanti Semesta saya yang jaga," Ujarnya.

Anaya mengangguk, segera keluar dari ruang kesehatan, meninggalkan Airin dan Semesta berdua.

"Bu, ada apa?" Tanya Semesta. Airin menarik napas panjang, "Semesta..."
____________________________________

Anaya bingung, jika Semesta tidak apa apa, mengapa Airin membawa surat izin dari sekolah? Nama Semesta pun tertulis di sana. Juga keterangan "Sakit." Semesta tidak apa-apa, kan?

Anaya tersadar dari lamunannya saat guru Geografi memanggil namanya. "Anaya?" Anaya mengangguk. "Kamu kenapa? Sakit?" Anaya menggeleng.

"Anaya, ke ruang kesehatan gih, kamu pucet banget," Perintah sang guru. Anaya mengangguk, beranjak meninggalkan kelas.
____________________________________

Anaya tidak melihat keberadaan Semesta dan Airin dimanapun, yang ada di ruang kesehatan hanya kakak kelasnya, Nadia.

"Nay, kenapa? Sakit? Pucet banget," Tanya Nadia. Anaya mengangguk, menduduki salah satu kursi di sana.

"Kak, Bu Airin mana?" Tanya Anaya, mencati keberadaan Airin dan Semesta. "Oh, Bu Airin lagi nganter anak IPS yang tadi pingsan ke rumah sakit."

rumah sakit?
____________________________________

Airin

little notes :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

little notes :

Hi! Ini author, call me acha. Im sorry for this short and kinda weird chapter, tapi aku sedang dilanda writers block, dan aku punya target untuk nyelesein buku ini secepatnya, karena satu buku lagi masih ada di drafts, siap dipublish.

Rencanaku nanti setelah ini selesai, aku bakal jadiin series, lokalvity series judulnya. Menurut kalian, Should i or Should i not bikin lokalvity series? Drop your thoughts here.

Bye!

[ t e n t a n g  s e m e s t a ]

CRVITIES, 2020

tentang semesta | seongmin. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang