"jika ada pertemuan akan ada perpisahan, walaupun kita tidak akan siap."
[ t e n t a n g s e m e s t a ]
____________________________________Setengah tahun dilalui Semesta di rumah sakit. Penyakitnya yang semakin parah, membuatnya harus menetap di rumah sakit dalam jangka waktu yang tidak sebentar.
"Bu Airin," panggil Semesta. "Kenapa, Ta?" Jawab Airin. Semesta menggeleng, "Nggak jadi Bu. Saya boleh minta kertas aja?"
____________________________________Anaya heran. Kenapa ia tidak pernah melihat Semesta lagi setelah kejadian Semesta pingsan di pelajaran olahraga.
Bahkan, hingga kini mereka sudah naik kelas dua belas, ia masih tidak melihat keberadaan Semesta di sekolah. Bahkan di tempat kerjanya juga tidak.
Semesta kenapa?
Anaya memutuskan untuk bertanya kepada Tara, sahabat Semesta. "Tara!" Panggilnya. Tara menoleh, "Kenapa Nay?" Tanya Tara.
"Semesta dari insiden pingsan emang udah nggak pernah masuk sekolah ya?" Tara menggeleng, "Iya, dia udah nggak pernah masuk. Pas gue tanya ke guru, katanya dia pindah," Jawab Tara.
Pindah?
____________________________________Anaya memutuskan untuk mengunjungi ruang kesehatan, tempat terakhir ia menemui Semesta.
Yang ia temukan di ruang kesehatan, lagi-lagi, hanya kakak kelasnya, Nadia. "Kak Nadia, Bu Airin kemana?" Tanya Anaya.
"Bu Airin udah keluar, Nay, soalnya dia harus ngurus anak yang waktu itu pingsan."
pingsan? Semesta, kan?
"Emang yang waktu itu pingsan kenapa kak kalo boleh tau?" Tanya Anaya lagi. "Setau aku sih sakit parah, udah dirawat di rumah sakit setengah tahunan lah kira kira."
"Kak Nadia tau rumah sakitnya dimana?"
____________________________________Semesta baru saja bangun dari tidurnya saat Airin memanggilnya. "Ta," Panggil Airin. "Kenapa Bu?" Tanya Semesta. "ada yang mau jenguk kamu.."
"Siapa?" Tanya Semesta.
"Semesta...."
anaya?
Anaya memasuki ruang rawat Semesta. "Anaya..lo tau darimana gue disini?" Tanya Semesta. "Kak Nadia. Kenapa lo nggak pernah bilang lo sakit, Ta?"
karena gue nggak mau lo khawatir, Nay.
____________________________________Anaya berakhir bermalam di ruang rawat Semesta. Airin juga memberinya ijin. "Ta, harusnya lo bilang," Ujar Anaya. Semesta tersenyum tipis.
"Gue udah bilang, gue nggak mau nyakitin lo," Jawab Semesta, menggengam jemari Anaya. "Lo nggak bakal nyakitin gue dengan bilang lo sakit."
tapi lo bakal sedih kalo gue pergi, Nay.
____________________________________Anaya membereskan barangnya, ia akan kembali ke rumah. "Anaya, panggil Semesta. "Kenapa, Ta?" Tanya Anaya, menghampirinya.
Semesta menggenggam jemari Anaya, "Nay, janji sama gue." Anaya menatap Semesta bingung. "Janji, walaupun gue pergi, lo nggak boleh sedih, ya?"
"Anggap aja tuhan lebih sayang sama gue," Ujar Semesta, tertawa kecil. "Janji lo bakal terus hidup bahagia ya?"
Anaya tersenyum sedih, "Gue janji, Ta."
____________________________________little notes :
hi its acha (again). sumpahnya aku nulis ini nggak mikir padahal aku nggak bisa nulis sedih sedih begini ueue jadi emang chapter ini dan chapter selanjutnya bakal weird. yep, chapter selanjutnya chapter terakhir.anyways, ada yang mau mutualan di twitter? unameku @. CRVITIESEUL
[ t e n t a n g s e m e s t a ]
CRVITIES, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang semesta | seongmin. ✔
Fiksi Penggemarini tentang semestamu, semestaku, dan semesta kita. cravity lokal!au 1975files, 2020