1

126 7 2
                                    

Mengagumi seseorang memanglah wajar. Namun jika membuat seorang yang dikaguminya itu merasa tidak nyaman. Apakah masih bisa dikatakan wajar?.

Disisi lain seorang gadis yang sangat tergila gila dengan sosok seorang pria populer di kampusnya. Hampir setiap hari sang gadis datang ke kelasnya hanya untuk menyapa lelaki yang disukainya. Sebut saja na jaemin.

Pria dengan perawakan tinggi dengan ukuran punggung yang lebar. Tak lupa rambut berwarna coklat tua menambah kesan tampan pada wajahnya. Satu lagi point' terpenting. Senyumannya yang membuat siapa saja lupa akan dunia. Sangat manis dengan deretan gigi putih bersih nan rapih.

Sungguh aku menyukai semua yang ada pada na jaemin. Ya walaupun hingga sekarang tidak ada respon dari pria na tersebut. Tapi aku cukup senang dengan menyapanya saja.

Terlalu senang mendeskripsikan na jaemin. Sampai aku lupa memperkenalkan diriku.
Perkenalkan. Aku choi Hani. Usiaku genap 21 tahun beberapa hari yang lalu. Aku adalah gadis yang sangat mengagumi na jaemin. Katakan saja aku gila. Ya memang begitu keadaannya. Hampir setiap hari aku datang hanya untuk menyapa jaemin. Banyak teman teman ku yang risih dengan sikapku. Namun aku tidak peduli selagi itu membuat ku senang.

Sedikit tentang keluargaku. Ibuku bernama Choi yoona. Namun ibu meninggal saat melahirkanku dulu. Membuat ayahku terpukul dan beberapa kali menyalahkanku kalau aku membunuh ibu. Ayahku adalah orang berpengaruh di Korea. Dia memiliki beberapa perusahaan, kantor cabang, hotel, resort, bahkan mall mall besar yang berdiri kokoh di pertengahan kota Gangnam itu milik ayahku. Sebut saja namanya choi Siwon. Kini ayah sudah menikah lagi dengan seorang wanita bernama Bae johyun. Wanita cantik dengan satu anak gadis seusiaku bernama Bae heejin. Sungguh aku tidak suka mereka . Mereka merebut semua milikku. Termasuk ayah. Bahkan ayah lebih menyayangi heejin dibanding kan aku. Ayah sering memeluk dan memanjakan heejin namun tidak dengan ku. Dari kecil aku hanya di urus oleh seorang pelayan di rumah. Namanya bibi Han. Dia sudah seperti ibuku.

Fakta yang tak terduga akan hadir bersama ceritaku. Dan aku tidak berjanji jika ceritaku ini menyenangkan.

~~~

Pagi ini aku terbangun seperti biasa. Karna aku mendapatkan jadwal pagi ku. Aku segera bergegas untuk mandi dan bersiap. 20 menit sudah kini aku menuruni anak tangga untuk menuju ke meja makan. Terlihat ayah duduk dengan ibu tiri ku. Ayah sedang asyik mengobrol dengan mama dan hanya melirikku sedikit. Aku menarik kursiku di samping ayah.

"Selamat pagi ayah. Mama " ucapku menyapa mereka. Namun tidak ada respon dari ayah.

Kupikir sudah terbiasa. Jadi aku kembali ke aktivitasku mengambil 2 helai roti dan mengoleskan selai coklat kesukaanku.

"Selamat pagi ayah. Mamah" ucap heejin kali ini. Disambut senyuman dari mereka.

"Bagaimana tidurmu sayang?" Kini ayah bertanya pada heejin.

Bahkan ayah lebih nyaman berbicara dengan heejin. Aku hendak menangis. Karna iri terhadap heejin. Namun sedikit seruan dari han ahjuma.

"Nona. Ini susunya. Habiskan ya" ucap bibi Han kepadaku. Aku mengangguk.

Terlihat heejin memandang remeh ke arahku.

Aku masih menikmati sarapanku. Hingga sebuah suara masuk ke indera pendengaranku.

"Nona Hani, didepan ada tuan dejun. " Ucap ahjuma. Membuatku segera bergegas menghabiskan susuku.

"Katakan tunggu sebentar ahjumma" ucapku.

Setelah selesai aku segera bangkit tak lupa berpamitan pada ayah dan mama.

"Yakk. Lama sekali sihhh" keluh dejun saat melihatku keluar rumah megahku ini.

NYAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang