5

45 8 0
                                    


Kecelakaan ini cukup parah membuat jaemin kehilangan banyak darah. Hingga keadaanya kritis. Banyak luka di wajah, lengan, bahkan kaki nya. Jaemin yang kala itu menggunakan motor akan berbelok tiba tiba  dari arah berlawanan ada sebuah mobil melaju kencang yang ternyata pengemudinya mabuk. Jaemin terpental beberapa kilo meter. Helm yang jaemin gunakan terlepas begitu saja membuat pelipis nya sobek dan mengeluarkan banyak darah. Tak hanya itu lengannya yang terkena aspal membuat kulit lengannya terbuka. Sungguh ngeri melihatnya.

Aku masih menangis di depan ruang operasi. Jaemin masih ditangani dokter dan sudah terhitung 1 jam dokter masih belum keluar.

Taeyong ikut duduk di sampingku mencoba menenangkan ku. Bahkan kini iya merangkulku kedalam pelukannya. Hati merasa sakit melihat wanitanya menangis seperti ini.

Tak lama dokter keluar dari ruang operasi.

"Jaemin . Bagaimana keadaannya?" Ucapku pada sang dokter.

"Jangan khawatir Hani ssi. Jaemin baik baik saja. Hanya saja tadi ia kehilangan banyak darah. Namun kami sudah mengatasinya. Sebentar lagi kami pindahkan ke ruang rawat"

"Terimakasih dokter Bae"

Jangan tanya mengapa aku dan dokter tersebut saling kenal. Tentu saja karena ayahku pemilik RS ini.


~~~~

"Taeyong ssi. Pulanglah" ucapku pada taeyong.

"Aku akan disini menemanimu. "

"Tidak perlu. Sebentar lagi orang tua jaemin datang. Kau pulang saja. Kau pasti lelah sehabis pulang kerja". Ucapku membujuk taeyong.

Taeyong mengusak rambutku " baiklah aku pulang. Jika ada apa apa. Hubungi aku ya. Aku sudah menyimpan nomor ku disini"
Ucap taeyong memberikan ponselku.

Aku menerimanya dan kembali ke dalam ruangan saat dipastikan taeyong sudah pergi.



Jaemin masih belum bangun dari pingsannya. Aku menangis melihat keadaanya sekarang. Dengan tangan dan kepala yang diperban. Bahkan banyak luka kecil di wajahnya.

"Na jangan mati ya" ucapku menangis memeluk jemari jaemin.

Tar sadar jaemin sudah membuka matanya. Jaemin tersenyum mendapati Hani menangis dan mengatakan jangan mati berulang ulang. Jaemin menggerakkan jarinya pelan. Membuatku tersadar dan beralih menatap jaemin.

"Na. Kamu udah sadar? Mana yang sakit? Aku panggil dokter ya?"

Jaemin hanya tersenyum menanggapi Hani. Karna sungguh sekarang rasa tubuhnya seperti remuk.

Tak lama dokter datang dan memeriksa na jaemin.

"Jaemin sudah baik baik saja. Namun tetap harus dirawat. Dan mungkin akan sering pusing. Tapi tenang saja. Obat disini kualitas terbaik. Jadi sudah dipastikan jaemin akan lekas pulih"

Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada dokter Bae.

"Kekasihmu ya han" goda dokter Bae padaku.

"Dokter ishhh"


Kini aku beralih pada na jaemin . Jaemin meminta bantuanku untuk duduk. Dan aku memapah tubuh besarnya agar terduduk.

"Na. Jangan mati ya" ucapku lagi.

"Tidak han. Kau ini ada ada saja" ucap jaemin gemas.

"Kau ingin sesuatu?"

"Aku lapar Han. Apa ada yang bisa kumakan?" Tanya jaemin.

Aku menggeleng karna memang tidak ada makanan.

NYAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang