Setelah kejadian lalu aku sempat sedikit demam. namun sudah ku katakan aku gadis yang kuat. Dengan meminum obat pereda demam yang dejun bawakan aku sudah sembuh beberapa jam setelahnya.
Malam ini aku sedikit lapar. Aku memutuskan untuk turun mencari makanan.
Aku membuka kulkas menemukan beberapa potong kue. Tanpa tau siapa pemiliknya aku memakannya di meja makan.
"Oh my God. Kau memakan cake ku?" Heejin berteriak.
"Ini milikmu. Maaf aku tidak tau. " Ucapku hendak menaruhnya kembali. Karna aku hanya makan satu potong .
"Kau pikir aku harus memakan sisa mu?"
"Bahkan aku hanya memakan potongan yang kecil. Kenapa terlalu berlebihan sih" ucapku tidak suka.
"Aku tidak mau tau. Kau harus menggantinya sekarang juga "
"Kau Gila. Tengah malam seperti ini mana bisa" ucapku kesal. Dan beranjak membawa kue tersebut kearah kulkas untuk mengembalikannya.
Praaaang.
Heejin menepis tanganku. Membuat kue tersebut jatuh dan piringnya pecah. Aku panik situasi seperti ini pasti aku lah yang akan kena jika mereka tau.
Tak lama ayah dan mama turun menghampiri kami. Ayah menatapku tidak suka.
"Astaga ada apa heejin" joohyun menghampiri heejin .
"Maa. Dia memakan cake ku. Dan hendak memberikan sisanya padaku" adu heejin.
"Tidak ma. Aku tidak tau jika ini milik heejin. Aku hanya memakan sepotong di pinggirnya lalu aku ak..."
" Sudahlah heejin ah. Besok ayah akan membelikan yang baru. Sekarang kembalilah ke kamar" ayah memotong ucapan ku.
Aku menunduk dengan senyuman miris. Lalu aku berjongkok untuk merapihkan bekas pecahan piring tersebut . Ayah dan mama hanya menatapku.
Sungguh aku hendak menangis menyedihkan kali ini jika Han ahjumma tidak datang. Dengan segera aku memeluk bibi Han.
Siapapun yang melihatnya pasti akan sangat menyakitkan hati kalian.
"Peringatan terakhir. Jangan ganggu anakku lagi jika ku ingin tetap ku anggap anakku. " Ucap Ayah berlalu.
Aku semakin menangis dibuatnya.
"Hani ya. Ku harap kau mendengarkan apa yang suamiku katakan" kini mama ikut pergi meninggalkanku.
~~~
Pagi ini aku berencana untuk sarapan di rumah dejun. Dengan alibi merindukan masakan ibu dejun. Padahal aku hanya menghindari ayah. Selalu jika kejadian seperti semalam terjadi paginya aku akan sarapan di luar atau dirumah dejun.Aku sedang asyik membantu ibu dejun memasak.
"Aigooo istriku rajin sekali pagi pagi seperti ini" suara dejung membuatku memutarkan kedua bola mataku.
"Kau ingin ku bunuh hah?" Ancamku.
Membuat dejun pergi dengan tawanya yang keras.
"Hahaha kalian ini selalu saja membuat ibu lucu melihat kalian" ibu soojung bersuara.
"Seandainya suasana rumahku seperti ini. Aku akan sangat bahagia Bu"
"Hussh. Tidak boleh berkata seperti itu. Berdoalah semoga ayahmu cepat sadar"
Aku hanya mengangguk. Ibu soojung sangat tau keadaanku. Bahkan dulu saat masa sekolah aku pernah bertengkar hebat dengan ayah. Tengah malah aku pergi kerumah dejun dan membuat ibu soojung dan ayah Leeteuk memaksaku tinggal disini. Namun aku menghargai ibuku, ibu Yoona. Aku harus bertahan dengan sikap ayah.