Anyeonghaseyooooooo.....
Chapt 4 datang.....!
Setelah acara makan malam selesai ayah menghampiriku di kamar. Tanpa mengetuk ayah masuk. manetapku yang duduk diatas ranjangku dengan wajah yang ditenggelamkan diantara lututku.
Aku masih menangis disana. Ayah berdiri di hadapanku.
"Aku tak habis pikir dimana sopan santunmu Choi Hani?"
"Aku tidak mau dengar lagi jika kau menolak perjodohan ini"
"Ayah... Aku selalu menuruti permintaan ayah. Kali ini kumohon yah. "
Ucapku desela sela tangisanku.
" Tidak ada tapi tapian. Jangan permalukan keluarga Choi kali ini"
Ayah melangkah keluar kamarku.
~~~~
Dengan mata yang masih sembab aku pergi ke kampus. Seperti biasa ada beberapa mahasiswa yang menyapaku. Namun aku hanya membalas dengan senyuman.
Daripada aku berdiam di rumah dan bertemu ayah. Akan lebih baik jika aku kuliah.
Aku menyusuri koridor pelan dengan wajah tertunduk. Hingga tak sadar aku menabrak seseorang. Dengan segera aku membungkuk minta maaf dan melanjutkan jalanku .
"Choi Hani" panggil orang tersebut. Aku sangat mengenal suaranya.
Aku mendongak dan menatap ke arah belakangku. Jeno menghampiriku.
"Omo. Kau habis menangis ?" Tanya Jeno.
"Kau tidak bersama jaemin?" Tanya ku tanpa menjawab pertanyaan Jeno.
"Jaemin sudah di kantin. Pergilah temani jaemin. Mumpung dia sendiri"
Aku tersenyum senang. Lalu mengangguk dan pergi meninggalkan Jeno. Sebelumnya aku berterima kasih. Karna Jeno sudah memberitahuku.
.~~~~
Aku meletakkan sepiring nasi goreng dan air mineral di meja jaemin. Setelah aku diberi tau Jeno jika ia sedang sarapan sendiri aku dengan segera menghampiri jaemin. Dan benar saja, ia sedang makan sendiri.
Aku duduk di hadapan jaemin.
"Memangnya tidak ada tempat lain?" Tanya jaemin sambil menyuapkan makananya.
"Menemani pacarku sarapan pagi"
Jaemin tersenyum tipis. Lalu melanjutkan makannya dan menghiraukan gadis di depannya yang banyak bicara pagi ini.
Hani terus bertanya namun jaemin hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala. Merasa lelah akhirnya Hani diam.
"Kau habis menangis?"
Tanya jaemin setelah aku berhenti berbicara.
Aku mendongak ke arah jaemin lalu tersenyum."Tidak kok. "
"Matamu membengkak"
"Aah ini karena aku alergi. Makanya wajahku terlihat membengkak"
Setelah makanan habis. Jaemin beranjak pergi ke kelasnya. Namun aku menahannya.
"Belajar yang rajin sayangku" ucapku dengan senyum mengembang. Lalu aku lebih dulu pergi ke kelasku.
Aku selalu bertanya tanya mengapa tingkahku selalu absurd di depan jaemin. Yang pasti aku tidak pernah memiliki rasa malu jika di depan jaemin.