2

1.3K 201 10
                                    

Mereka berdua, Sakura dan Karin tentu saja. masih berada di kelas padahal jam pelajaran telah habis, tadi mereka sepakat akan pulang bersama memakai bus, jadi mau tak mau Sakura harus menunggu gadis ini selesai.

"Masih lama?"

"Tidak kok, Sakura memang sudah selesai yah?" tentu saja belum, dia malah tadi bersyukur bel berbunyi jadi tak harus menyelesaikan soal-soal di buku cetak, dan teman sebangkunya malah ngotot menyelesaikan, terserah saja deh.

"Aku tak percaya kau di kalahkan oleh Sasuke, dia juara umum 'kan? padahal kau terlihat lebih berusaha," Karin tersenyum tipis sambil fokus mengisi essai.

"Bukan oleh Sasuke saja, tapi oleh Neji dan Sasori,"

"Ha? Neji yang mana ya?" tanya Sakura masih terkejut dengan kenyataan ini, kalau Sasori sih tau, yang duduk dekat Sasuke, yang tadi pagi berteriak mengeluh tak mau duduk dengan Karin.

"Sepertinya hari ini dia tak masuk," Sakura menganggukan kepala sambil berusaha bersiul, kesal juga menunggu teman barunya ini.

"Sudah selesai, ayo pulang," Sakura bernapas lega, lalu mereka pun berjalan beriringan, sekolah sudah benar-benar sepi, Sakura yakin kalau membahas tentang Sasuke sekarang tak akan jadi masalah.

"Karin?"

"Hm?"

"Tentang Sasuke, aku masih penasaran. sekarang sepi kok, kurasa ini aman," Karin menengok ke kiri dan ke kanan, memastikan dengan cermat, setelah di rasa apa yang Sakura ucapkan itu benar, dia pun menarik napas banyak-banyak, ya mau bagaimana lagi? Karin sudah terlanjur bercerita.

"Apa?"

"Begini, oke aku tau dia pintar, tapi kalau sampai ditakuti begini, memangnya guru-guru tak curiga?"

"Curiga bagaimana?"

"Ya dia ditakuti pasti ada sebabnya 'kan?" Karin kembali menengok ke kanan kiri, walaupun mereka bicara sambil berjalan, tetap saja takut ada yang mendengar.

"Dia tak pernah memiliki catatan kriminal, selama ini dia hanya melawan, kalaupun ada seseorang yang babak belur karena berkelahi dengan Sasuke, pasti orang itu yang memukul duluan, atau bisa dibilang Sasuke hanya melindungi diri," Sakura menghela napas panjang, ternyata orang itu memang tak ada celah, pantas saja di takuti, dia tak memulai tapi malah menang.

"Begitu..... dengan perempuan juga?" Karin mengangguk, menatap Sakura prihatin, dia mengerti kok, pasti ada rasa takut yang tumbuh setelah mendengar cerita-cerita ini, tapi yang jelas kalau Sakura tau, setidaknya dia bisa menghindar tanpa harus berurusan panjang dengan orang itu dulu.

"Walaupun tak sampai berkelahi, Sasuke punya cara menyeramkan juga jika dia tak suka perempuan, pokoknya kau jangan sampai berurusan dengan dia ya Sak, kalau besok pagi dia tak berbicara denganmu lagi kurasa kau aman,"

"Begitu?"

"Hm, dia hanya akan memberi peringatan satu kali kalau besoknya tidak ada lagi, dia tak akan mengganggu, ku jamin, sudah sering terjadi soalnya," Sakura tersenyum senang, ye tau begini dia tidak usah overthinking, Sakura bisa kok menghindar, dia itu jagonya, lihat saja besok.

"Tapi jangan senang dulu,"

"Eh kenapa lagi?" Sakura kembali memasang wajah murung, Karin sebenarnya tak tega, tapi karena dia sudah sekelas dengan Sasuke sejak kelas sepuluh jadi sedikit banyak dia tau, bagaimana perilaku salah satu anak elit Uchiha itu.

"Karena aku baru melihat Sasuke langsung menyerang anak baru sepertimu, biasanya ada banyak alasan yang membuat Sasuke kesal pada seseorang, makanya aku tadi kebingungan saat kau menjadi target," dan entah mengapa Sakura tambah menyesal menyetujui ide gila kakaknya untuk pindah kesini, kalau saja sekarang mereka masih di rumah yang lama, pasti Sakura sedang tersenyum sambil main truth or dare bersama teman-teman tersayang.

DISASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang