Bagian 5 (Kenapa ?)

91 5 0
                                    

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Ishaani masih berusaha melepaskan genggaman tangan Ranveer.

" Ayolah, bantuin aku!! "

Ishaani merasa kesal karena Sharman dan Rithika hanya menonton, tanpa ingin membantu.

" Bukankah aku sudah membantumu, tapi apa hasilnya? Genggamannya ga bisa di lepas." Sharmaan membalas perkataan kesal Ishaani.

Rithika mengangguk setuju, atas pernyataan Sharman.

" Terus bagaimana?"

Ishaani frustasi, menatap genggaman tangan Ranveer, pria itu seakan tidak ingin Ishani pergi.

" Tetaplah disini, sampai Pak Ranveer sendiri yang melepaskannya.!"

Ishaani melotot tak terima, atas celetukan Rithika.

" Tapi,"

" Aku yang akan mengantarkanmu pulang nanti, "

Sharmaan menyambar, sekaligus meyakinkan perempuan di samping Ranveer tersebut.


Gadis itu terus menatap wajah damai Ranveer, kemudian beralih ke bekas jahitan pada luka tusukan tersebut.

" Maaf, tak seharusnya aku melakukan semua ini padamu, aku minta maaf,"

Gadis itu mengelus tangan Ranveer yang di infus, dengan lembut. Hatinya ter-selimuti rasa bersalahnya, terhadap Ranveer.

" Tapi, aku tidak akan pernah memaafkanmu, atas perbuatanmu terhadap diriku."

Ishani ingin sekali melepaskan mask oksigen itu, tapi nalurinya tak setega itu.

Namun respon airmata yang keluar dari sudut mata yang terpejam itu, membuat Ishani terhenyut untuk beberapa saat.

" Kau mendengar semuanya?"

Genggaman Ranveer tak kunjung terlepas dari tangannya, Ishani terus memikirkan cara untuk melepaskan diri.

Di liriknya arloji yang melingkar di tangannya, menunjuk pukul 07.00 PM.

'Rama pasti sudah pulang sekarang.' Pikir Ishani.


Ketika ingin mengirim chatt ke Rama, pesan dari kakaknya sudah lebih dulu masuk.

*Kak Rama*
Rithika menceritakan semuanya padaku, tentang kejadian di Rumah Sakit.
Jika masalahnya sudah selesai kabari kakak, kakak akan menjemputmu.*

Setelah membalasnya, iphone nya kembali ia masukkan ke dalam slim bag nya.


........

Arnav yang baru masuk ke ruangan, terpatung ketika gadis yang tertidur  di sebelah Ranveer, dalam posisi duduk.

Ketika Arnav akan mendekat, Sharman masuk & menatap bergantian mereka bertiga.

" ngapain kamu disini?" Tanya Sharmaan pada Arnav.

" Siapa gadis itu,?" Arnav melirik pada Sharmaan.

" Aku tidak tahu. Cuma yang ku tahu, gadis itu adalah temannya Rithika."

Sharmaan membalas tatapan Arnav.

" Rithika,?" sela Arnav pndangannya beralih menuju Ishaani.

" Tadi...."

Sharmaan menjelaskan segalanya pada Arnav.
Arnav lalu melangkah kan kaki, mendekati Ishaani.

Matanya memandang wajah polos Ishaani.

Dan tanpa sebab, ia merasakan jantung nya berdegup, hanya dengan melihat wajah gadis didepannya tersebut.

" namanya secantik orangnya." Arnav memuji kecantikan yang Ishaani miliki.

Tangannya terulur, melepaskan genggaman Ranveer dari tangan Ishaani.


" Kau tahu dimana rumahnya Ishaani? Aku akan mengantarkannya pulang,"

Sharmaan mengangguk kemudian mengirim lokasi, tempat tinggal Ishaani.

______________________________________
Ishaani duduk sendirian di meja makan.
Sementara Rama ada kegiatan di kampusnya.

" Jadi semalam kau di antar Arnav, teman Sharmaan dan Mr. Ranveer?"

Heboh seseorang langsung ikut duduk, mengambil sendiri apel di ranjang buah.

" Rithikaaaa," Ishani mengeram kesal, atas tingkah Sahabatnya yang satu ini.

" Halah Ishaani, kayak sama siapa saja! Bukankah aku sudah biasa ya keluar masuk rumahmu dan..."

" Ya ya ya, terserah kau saja lah! "

Ihaani menggigit potongan roti bakar selai kacang nya

" Jawab pertanyaan ku tadi, Ishani."

Rithika kembali mengulangi pertanyaannya yang belum mendapat kan jawaban.

" Iya, semalam Arnav yang mengantar-kan ku pulang"

Ishani kembali mengingat kejadian semalam, bagaimana sikap Arnav ketika membangunkannya yang masih tertidur.

" Apa dia ganteng?"


Parul berlari ke ruangan sang kakak, begitu mendengar kabar dari Sharmaan.

" Bagaimana kondisi kakak? Bagaimana semua ini bisa sampai terjadi, Sharmaan?"

Parul mencecar Sharmaan, dengan berbagai pertanyaan.

" Kondisi Ranveer sudah lebih baik. Dan bagaimana itu terjadi, aku belum mengetahuinya, Parul."

Sharmaan menjawab pelan.
Dan terlihat wajah syok dari Parul, di tambah Ranveer yang tak juga sadarkan diri.

" Lalu pelakunya?" Parul kembali bertanya.

" Sebelum pingsan, Ranveer sempat melarang ku, melaporkan kasus ini ke polisian."

Parul terdiam, mendengar semua penjelasan Sharmaan.

Dan mulai berpikir keras, kenapa Ranveer melarang Sharmaan mencari pelaku itu? Apa alasan dibaliknya? Pasti ada bukan.?

Bersambung
Next part 6

💞Married With Ceo💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang