📚 Kakaknya Kaira pulang?

901 44 1
                                    

Happy reading. Jangan lupa bintangnya. Dan spam komennya🎀

"Kaira? Ngapain poster foto keluarga kita kamu bingkai, terus taruh di dinding. 'Kan itu cuma poster?" tanya mama terhadap Kaira yang sedang belajar di meja belajar.

Fokus anak gadisnya pun tertoleh ke arah mamanya sembari tersenyum manis. "Nggak papa, Ma. Untuk kenang-kenangan kita."

Mama juga tersenyum sembari mengusap puncuk kepala anaknya yang melanjutkan belajar.

'Sehat-sehat, ya, Sayang.'

Mama Kaira tersenyum lemah, saat melihat kamar putrinya yang damai. 7 bulan sudah rumahnya terasa hampa, tanpa buah hati. Seharusnya, papa mendengarkan penjelasan Kaira terlebih dahulu. Namun, mamanya juga tidak berani untuk mengutarakan pendapat kepada sang suami. Ia tidak tahu harus berbuat apa, selain menuruti papa.

Dering ponsel menyita perhatiannya. Mama Kaira, Indah, mengambil ponsel tersebut, tertera di layar 'Fajar sayang.' cepat, ia mengangkatnya.

"Hallo, Assalamu'alaikum, Ma. Fajar bentar lagi pulang, tungguin di bandara, ya."

***

Dering ponsel membuat Kaira yang sedang tertidur pulas bangun, dengan malas ia mengambil benda pipih di atas nakas lalu menempelkannya di telinga asal.

"Kai, kakakmu mau pulang hari ini." Seketika mendengar permberitahuan dari tantenya, Kaira melompat, berteriak kegirangan.

Jantungnya berdebar saat tante mengatakan itu. Kakak tersayangnya yang menempuh kuliah di Yogyakarta selama 3 tahun itu kini sudah kembali. Ia tak sabar untuk menemuinya.

Kaira turun dari kasur, menuju cermin. Ia melihat perutnya yang kini sudah membesar. Kebahagiaan di wajahnya seketika berubah menjadi haru pilu.

"Kai, kamu masih di sana?"

"Iya," jawab Kaira lemah. "Aku nggak akan ke bandara, Te." Kaira masih menatap perutnya.

"Hey! Kenapa? Kakakmu itu kangen dengan kamu. Kenapa kamu nggak mau ke bandara?" Kaira berjalan menuju benda pipih, setetes buliran air mata mengenai benda itu. Kaira menutup panggilan tantenya secara sepihak.

Mana mungkin ia akan menemui kakaknya dengan keadaan seperti ini? Apa yang ia akan katakan kepada kak Fajar. Ia hamil di luar nikah? Apa yang akan dikatakan kak Fajar nanti? Adik yang selalu ia banggakan menjadi seperti ini.

Lebih baik Kaira bersembunyi di sini. Dari pada menghadapi kakaknya sendiri. Ia sangat malu.

"Aku nggak akan ke sana, Kak. Maafin aku."

***

"Hai, Ma, Pa." Fajar menghampiri kedua orangtuanya yang senantiasa menunggu di bandara. Anak sulung dari Indah itu langsung memeluk mereka dengan bahagia.

Setelah beberapa menit bercengkerama, ia seperti mencari-cari sesuatu. Seperti ada yang kurang, entah apa itu.

"Di mana Kaira?"

Glegar!

Bagai ada yang menyambar di hati Indah, saat anak sulungnya menanyakan itu.

Tidak ada yang menjawab kata-kata dari Fajar. Membuat pemuda putih itu merasa ada sesuatu yang telah terjadi saat ia pergi.

"Kenapa kalian malah diam?

Di mana adikku?" Sama seperti yang tadi, masih tidak ada yang menjawab pertanyaan Fajar. Bungkam! Mereka diam seribu bahasa.

Fajar geram. Ia mengambil ponsel dari saku lalu menekan nama 'Tante Dahlia.'

"Hallo? Ini Fajar?" kata tante dari seberang sana.

Hilang Mahkota, Masih SMA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang