Jaehyun hanya berjalan mengikuti arah kaki nya yang membawanya entah menuju kemana.
Langit seolah mendung, udara pun ikut mendingin, bisa dipastikan malam ini akan turun hujan.Jaehyun ingin sekali pergi ke rumah doyoung, namun apa mereka akan menyambut kehadiran nya dengan baik atau malah bisa sebaliknya.
Biarlah itu urusan nanti, jaehyun segera melangkah kan kakinya menuju rumah yang dihuni oleh doyoung dan mamahnya.
Selang waktu akhirnya jaehyun telah sampai di depan rumah doyoung, ia segera menekan bel rumah itu. Cukup lama jaehyun menunggu, akhirnya pintu itupun terbuka menampakan doyoung dengan kaos hitam polos nya.
Doyoung memperhatikan jaehyun dari atas hingga ke bawah, namun perhatian nya lebih tertuju pada dua tas yang jaehyun bawa dan bekas luka pada wajah jaehyun.
"Apa kabar mu baik baik saja?" Sapa jaehyun tersenyum, bahkan ia hampir menangis mengingat betapa rindu nya ia pada sang adik.
"Mau ngapain lo?" Bukannya membalas sapaan yang jaehyun berikan, doyoung malah memberikan pertanyaan pada jaehyun.
"Apa boleh aku tinggal disini? Mamah dimana?" Jaehyun menjawab sekaligus bertanya keberadaan sang ibu pada doyoung.
"Heh lo kira ini rumah kontrakan?, lagian juga mamah mana mau ketemu anak sakit mental kaya lo" ucap doyoung sembari menekan kan kata 'sakit mental' pada jaehyun.
Jaehyun tersenyum perih,
Apa semua orang membencinya?,"Apa boleh aku menginap untuk sementara saja?" Tanya jaehyun pelan.
"Lo budeg ya?!" Teriak doyoung kesal tepat si depan wajah jaehyun, saat doyoung akan menutup pintu rumah, tiba tiba seorang perempuan paruh baya muncul di belakang doyoung.
"Ada apa kamu? Kenapa teriak teriak?" Ucap perempuan itu menatap doyoung.
"Mah si penyakitan ini mau tinggal di rumah kita" ucap doyoung memandang jaehyun, jaehyun hanya bisa menunduk dan menunduk. Kemudian mamah nya itu mengikuti arah pandang doyoung.
"Jaehyun mau apa kamu kesini?" Tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah mamah jaehyun dan doyoung.
Jaehyun diam ia tak berani menjawab.
"Biarin aja jaehyun tinggal disini doyoung" ucapan wanita itu membuat doyoung heran sekaligus terkejut.
"Loh kok mah?" Doyoung menatap ibunya tak percaya.
"Suruh dia tinggal disini buat ngebersihin rumah, mamah juga sekarang sering sibuk ga bisa ngurus rumah. Dan kamu jaehyun, untuk tinggal disini tidak segratis yang kamu pikir." Ucap wanita itu menatap jaehyun.
Jaehyun mengangguk dan membungkuk kan tubuhnya, "terima kasih mah dan doyoung" ucap jaehyun dengan senyumannya.
"Mamah ngijinin dia karena mau dijadiin pembantu di rumah?" Tanya doyoung dengan senyuman yang seolah sedang meremehkan jaehyun. Namun jaehyun tak pernah menyadari itu, rasa sayang nya lebih besar pada doyoung untuk menutupi rasa benci doyoung kepadanya.
"Iyah" wanita itu pun berjalan mendahului mereka.
"Yaudah masuk lo!" Suruh doyoung dengan nada yang terdengar tinggi.
Jaehyun mengangguk ia mengikuti arah jalan doyoung.Doyoung berhenti di sebuah ruangan yang terlihat seperti gudang kosong, ruangan ini berada dekat dengan pintu belakang rumah, apa ini gudang?.
"Lo tidur disini, ini gudang. Kalo lo mau jadiin ini kamar silahkan, tapi lo bersihin sendiri." Ucap doyoung.
Jaehyun kembali mengangguk.
"Terima kasih" ucap nya sembari membungkuk kan badan.Saat akan meninggalkan jaehyun, doyoung tak lupa mengatakan pada jaehyun agar ia tak lupa untuk membersihkan rumah ini setiap hari.
Setelah selesai dengan urusan kamarnya jaehyun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang telah kotor karena debu dan keringat.
Tak membutuhkan waktu lama untuk jaehyun membersihkan badan serta berpakaian ia segera membaringkan badannya di atas kasur kecil yang ukurannya hanya cukup untuk satu orang.
Ternyata dugaan pertama jaehyun tentang ruangan ini salah, ia mengira ini gudang yang didalamnya terdapat banyak kardus kardus dan dipenuhi barang yang tidak terpakai. Namun ruangan ini sepertinya bekas kamar yang tak terpakai.
Ia melihat jam di ponselnya yang menunjukan waktu tengah malam.
Sebelum ia tidur, jaehyun menulis sesuatu dibuku kecilnya.
Dari jaehyun kepada bunda.
Apa kabar bunda?
Bunda tau?, jaehyun selalu rindu bunda setiap hari nya.Setelah menulis kan isi hatinya dibuku itu jaehyun bersiap untuk tidur.
Tetes demi tetes air mata jaehyun turun saat dirinya telah menutup mata. Jaehyun rindu bundanya yang telah tenang di alam sana.
>><<
Pukul 5 pagi, jaehyun telah menyiapkan sarapan untuk mamahnya dan doyoung, setelah itu ia segera mandi dan bersiap memakai seragam sekolah.
Waktu berlalu, jaehyun pun telah siap, ia segera pergi ke meja makan untuk sarapan, disana telah ada doyoung dan mamahnya.
Baru saja jaehyun akan mendudukan bokong nya di kursi, suara mamahnya mengintrupsi.
"Mau ngapain kamu kesini?" Tanya mamahnya.
"Jaehyun ingin bergabung untuk sarapan" ujar jaehyun dengan nada pelan.
"Gak, gak ada sarapan buat kamu udah sana pergi sekolah ntar telat" usir mamahnya, jaehyun mengangguk ia mengurungkan niat nya untuk sarapan.
"Udah sana, lo kan ke sekolah jalan, kalo kelamaan dikit ntar telat" ujar doyoung menatap jaehyun.
Lagi lagi jaehyun mengangguk, ia mengambil tas sekolah nya yang berada di kamar, tak lupa memakai hoodie hitam miliknya.
Luka luka jaehyun masih membekas, bahkan ada yang terlihat membiru dan ia harus menutupi nya agar tak seperti kejadian dulu.
Jaehyun kembali ke meja makan, untuk ijin pergi kesekolah, namun doyoung segera mengusirnya,
"Ga usah pake acara ijin ijinan segala, kita gak peduli sama lo!" Teriak doyoung pada jaehyun.
Kemudian jaehyun melangkah kan kakinya menuju pintu keluar.
Ia segera berlari dengan cepat karena kemungkinan ia memang bisa terlambat, perlu diketahui bahwa jarak rumah yang sekarang jaehyun tempati, jarak nya cukup jauh untuk sampai ke halte, dibandingkan dengan rumah dulunya.
Sesekali ia meringis karena luka nya terkena kain pakaian yang ia pakai, semalam itu jaehyun lupa untuk mengobati luka lukanya.
Sampai di halte biasanya, ia segera menaiki bus yang telah datang.
>><<Jaehyun datang kesekolah tepat waktu.
Ia berjalan di koridor sedikit lebih cepat, karena ia tidak mau mendengar obrolan serta gunjingan tentang dirinya.Baru saja jaehyun akan melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kelas, pandangan mata nya bertemu dengan mata hyera.
Namun jaehyun cepat cepat mengalihkan pandangan nya ke bawah, hyera disana yang melihat itu hanya terkekeh kecil.
"Kenapa ra?" Tanya sejeong.
"Hah? Engga papa jeong" hyera pun sama mengalihkan mata nya pada ponsel yang tengah ia genggam.
Jaehyun telah duduk di bangku nya, ia tengah mencari sesuatu di dalam tasnya namun tak kunjung ia temukan.
"Aku lupa membawa ponsel dan earphone nirkabel nya " monolog jaehyun, padahal hobinya itu adalah mendengarkan musik, namun ia malah tak membawanya.
Selang beberapa belas menit kemudian bel masuk pun terdengar, dan disusul masuknya guru pelajaran ke kelas jaehyun.
>><<
Tap to star☆
And see you the next chapter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby Jaehyun.
ФанфикAku tau jelas rasa sakit itu Tapi mengapa begitu mudah untukmu menyerah. Tidakkah kamu jadikan aku alasanmu untuk tetap bertahan. Start: 19 juni 2020 -