3. Dont Worry.

141 14 6
                                    

Asela keluar dari kamar nya, ini sudah pukul setengah 3 sore. Baru saja turun tangga untuk ke dapur, Asela terhenti melihat tamu yang datang.

"Gaska." panggilnya, tanpa pikir panjang Asela langsung menghampiri dan memeluk pacarnya itu.

Gaska tentu saja senang melihat Asela tak lagi marah padanya. Tak lama ia melepaskan pelukan Asela padanya kemudian menatap wajah gadis itu, matanya sudah memerah menahan tanggis. Ah, Asela sangat cengeng akhir-akhir ini.

"Kenapa baru datang? Asela udah tunggu dari pagi tau."

"Kan aku udah bilang ada urusan." ujar Gaska, "Jangan nangis dong." katanya lagi seraya mengusap kedua pipi Asela.

"Asela kan sedih Gaska mau pergi jauh." ucap Asela menampilkan wajah sedihnya.

"Iya, maaf ya." kata Gaska lembut membuat Asela mengangguk begitu saja.

"Siap-siap sana, kita jalan. Aku udah bilang Mama kamu tadi."

"Okedeh."

Setelah itu Asela masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian dan segela hal yang dilakukan cewek ketika akan keluar rumah. Sekitar 10 menit Asela keluar dari kamarnya, menuju kamar Anita untuk berpamitan.

"Ma, Asela jalan sama Gaska ya."

"Iya, hati-hati. Jangan pulang malem ya, mama sendirian. Keyla nginap rumah temen soalnya." jelas Anita pada anak gadisnya itu.

"Oke, ma. Asela pergi dulu, dah."

Kemudian keduanya pergi menggunakan mobil Gaska.

"Kita mau kemana?" tanya Asela.

"Gak tau, kamu maunya kemana?"

"Kemana aja deh." kata Asela dan dibalas anggukan oleh Gaska.

"Jadi."

Gaska menyerngit saat Asela menjeda kalimatnya, "Jadi?"

"Jadi kamu pergi besok?"

"Iya"

"Kapan pulangnya?"

"Aku gak tau."

Asela tak membalas lagi, sibuk dengan pikirannya sendiri seraya menatap jalanan ramai didepannya. Sedangkan Gaska sengaja tak bersuara karena sedang malas membicarakan hal seperti ini. Aselanya pasti akan bertambah sedih jika dibahas.

Mereka sampai di pusat perbelanjaan kota Jakarta, Gaska sengaja mengajak Asela kesini agar cewek itu tidak bosan.

"Aku genggam ya." kata Gaska meraih tangan Asela untuk dia genggam. Tentu saja Asela senang, apalagi saat melihat Gaska tersenyum padanya dengan sangat tulus, Asela bisa melihat itu.

Alasan Asela suka kepada Gaska bukan hanya karena cowok ini baik dan pintar atau semacamnya tapi Gaska juga romantis dan sangat manis, Asela suka tipe pria seperti itu.

Mereka berjalan santai, melihat-lihat toko yang menurut mereka menarik dan harus disinggahi. Naik dilantai 2 Mall tersebut senyum Asela menggembang, "Gaska liat deh, gelangnya lucu banget." kata Asela menunjuk sebuah gelang saat mereka mampir ketoko aksesoris.

Gaska melihatnya, gelang bewarna soft pink dengan liontin kupu-kupu itu terlihat lucu dimata Asela. Seketika ingat saat mereka ke pameran malam minggu dan melihat gelang itu Asela mengatakan hal serupa, sekitar 1 atau 2 tahun yang lalu, saat malam itu Gaska menyatakan cintanya pada Asela.

"Ingat gak ini kayak gelang yang ada di pameran waktu itu." kata Gaska.

Asela menyerngit, "Kapan?"

ASELA || Sequel GASKA ||HIATUS||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang