20. #KekuatanHati

161 30 6
                                    

Semakin kita dekat dengan Allah, semakin dekat juga kita dengan bahagia. Allah itu selalu bersama kita, tapi kita aja yang gak pernah menyadarinya.

~ Kekuatan Hati ~

* * *

Hari ini Zahra dan Syifa akan berkunjung ke rumah Sari, untuk mengembalikan handphone Rafa yang tertinggal.

“Teh, cadar warna merah maroonnya mana?”

“Ambil aja di lemarinya Teteh.”

“Oke.” Zahra berjalan menuju lemari dan mengambil cadar.

“Udah selesai?”

“Udah.”

“Ayo berangkat.”

“Gaskeun.”

Mereka berdua pun berangkat menggunakan mobil pribadi milik Syifa, hanya butuh lima menit saja untuk menempuh ke rumah Sari.

“Yuk, turun.” Mereka berdua turun bersamaan.

Assalamu’alaikum, Sari,” ujar Syifa sambil mengetuk pintu Sari.

Wa’alaikumussalam, eh, Syifa sama Zahra. Ayo atuh, masuk.”

“Enggak usah, soalnya kita buru-buru mau ke Jakarta.”

“Loh? Ngapain ke Jakarta?”

“Zahra minta ke sana, makanya mumpung di sini, aku ajak aja ke Jakarta.”

“Oh gitu, ya udah, keburu siang. Nanti keburu macet. Mumpung di Bandung, minta liburan sana, Zah. Jarang-jarang Teteh-mu ini baik.” Syifa siap menampol Sari, namun Sari sudah menghindar.

“Udah, ah, aku sama Zahra pamit dulu, ya. Assalamu’alaikum.”

Wa’alaikumussalam warahmatullah.”

Syifa dan Zahra mulai meninggalkan pelataran rumah Sari. Dan menuju ke Jakarta. Jarak Bandung ke Jakarta lumayan jauh, oleh karena itu, mereka berangkat pagi-pagi.

“Tidur aja, Zah. Masih lama banget, mungkin 2 jam baru sampai.”

“Iya, Teh. Emm ... aku muter lagu boleh, ‘kan?”

“Boleh, isi lagunya cuma sholawat, tapi.”

“Sholawatnya Aban, bukan?” Syifa mengangguk. Zahra langsung memutar sholawat yang divokalisi Aban. Syifa dan Zahra sesekali ikut bersenandung. Setelah beberapa sholawat terputar, kini berganti Nasyid dari Gontor terdengar.

Katakanlah Allah selalu bersama.
Mengiringi setiap langkah hidup kita.
Ingatlah selalu akan segala yang diberikan.
Niscaya Allah beri kasih sayangnya.

Zahra terenyuh mendengar Nasyid yang sedang berputar, perlahan dia memejamkan matanya dan ikut hanyut dalam lantunan Nasyid tersebut. Tak kuasa membendung, air matanya perlahan menetes. Syifa yang menyadari pun langsung menatap Zahra dengan tatapan heran dan terkejut.

“Zah? Kamu kenapa?” Zahra tak bergeming, dia masih hanyut dalam lantunan Nasyid Gontor.

“Zahra?” tanya Syifa sekali lagi, dengan menggoyang-goyangkan lengan Zahra pelan. Zahra yang sadar langsung membuka matanya dan menatap Teteh-nya.

“Kenapa?” tanya Zahra heran.

“Teteh yang seharusnya nanya, kamu tuh kenapa? Tiba-tiba nangis gitu. Teteh jadi khawatir loh.”

“Enggak apa-apa, Teh. Cuma lagi menghayati Nasyid ini aja. Zahra semakin tau, bahwa semakin kita dekat dengan Allah, semakin dekat juga kita dengan bahagia. Allah itu selalu bersama kita, tapi kita aja yang gak pernah menyadarinya. Ketika kita mengeluh, kita pasti berpikir, Allah itu jahat, tapi andaikan kita tau bahwa Allah selalu didekat kita, kita gak akan berkata kayak tadi.”

Kekuatan Hati [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang