13. #KekuatanHati

109 27 1
                                    

Jika engkau benar-benar untukku. Sejauh apa pun kamu pergi, aku adalah tempat kembalimu.

~ Kekuatan Hati ~

****

Aina berjalan menuju taman sekolah karena mendengar orang menangis. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat seorang laki-laki dan perempuan berpelukan dengan mesranya.

Parahnya lagi, si perempuan mengenakan kerudung yang lebar. Aina menyipitkan matanya, mencoba melihat mereka berdua lebih jelas.

“Zahra? Atha?” panggil Aina terkejut.

“Eh? Aina, kamu teh kenapa di sini? Bukanya tadi di kantin sama Aulia?” Zahra berdiri dari duduknya dan mengusap air matanya secara kasar.

“Seharusnya aku yang tanya! Kenapa kamu bisa di sini? Kamu izin ke aku dan Aulia buat ke kamar mandi, tapi nyatanya kamu malah berdua-duaan dengan Atha?” Aina sedikit emosi.

“Aina, aku bisa jelasin.” Zahra menggenggam tangan Aina.

“Gak ada yang perlu dijelasin.” Aina menghempaskan tangannya.

“Aina, dengerin aku. Aku, sama Atha itu saudara, kita masih ada ikatan darah. Atha itu kakak aku, tolong, jangan salah paham. Dia yang selama ini selalu mendengarkan curhatanku ketika kamu dan Aulia sibuk dengan dunia kalian masing-masing. Dia yang selalu ada buat aku.”

“Enggak, kalian pasti pacaran, ‘kan? Mana mungkin Kakak-adik bisa sedekat dan semesra itu. Kamu itu anak tunggal, kamu gak punya Aa atau Teteh.” Aina masih tak percaya.

“Aina, aku kira kamu sudah mengenal aku lebih dalam, tapi aku salah. Kamu hanya tau sebagian dari hidupku. Aku emang anak tunggal, tapi aku masih punya Aa dan Teteh, walaupun itu adik Bundaku. Tapi asal kamu tau, aku gak pernah pacaran. Aku emang bukan orang baik, tapi aku juga tau batasan antara laki-laki dan perempuan. Apa sehina itukah aku? Sampe kamu nuduh aku pacaran sama Atha?” Zahra menjeda ucapannya.

“Aku tegaskan sekali lagi, aku enggak PACARAN sama Atha. Kalo kamu masih gak percaya, silakan, itu hak kamu. Tapi aku mohon, jangan membuat aku semakin enggak percaya buat cerita ke kamu. Emang, aku gak pernah cerita soal Atha ke kalian, bahkan sekadar bilang  bahwa Atha itu saudaraku aja gak pernah. Kamu mau tau kenapa? Karna Atha yang nyuruh, Atha gak mau semua tau bahwa aku dan Atha itu saudara. Kamu tau kenapa? Karna Atha gak mau aku diejek, aku dihina hanya karna aku masih belum baik. Atha tau, kalau sewaktu-waktu semua tau bahwa aku adalah saudara Atha, mungkin semua tidak akan percaya, karna Atha terlalu baik, Atha sholeh, mana mungkin punya saudara yang bahkan dibilang baik aja gak pantas, hiks.” Zahra tak kuasa meneruskan ucapannya.

“Aina, Zahra emang saudaraku, kami masih ada ikatan darah, jika kamu gak percaya, gak apa-apa. Tapi seenggaknya, jangan bikin Zahra selalu minder ketika dekat dengan aku. Udah cukup waktu SMP saja Zahra di-bully habis-habisan. Andai kamu tau, aku sangat bahagia dengan Zahra yang sekarang. Karna dia sudah meninggalkan masa lalu yang sangat kelam, dia dulu sangat tidak percaya diri, bahkan untuk berbicara dengan orang lain saja dia enggan, dia takut, karna berlama-lama terpuruk membuat Zahra depresi. Tapi bertemu dengan kamu dan Aulia membuat Zahra berubah drastis. Tolong, jaga kepercayaan Zahra. Jangan buat Zahra seperti dulu, aku mohon.” Atha menarik Zahra ke pelukannya. Melihat perlakuan Atha ke Zahra membuat Aina perlahan yakin, bahwa Zahra dan Atha hanya sebatas kakak adik.

“Zahra? Maafin aku, ya. Iya, sekarang aku percaya kalo kamu saudara Atha. Tolong percaya sama aku, jangan hilangin kepercayaan kamu, aku mohon.” Zahra masih setia berada di pelukan Atha. Namun perlahan Atha melepas pelukan itu.

“Zahra? Maafin Aina, ya?” Atha memegang tangan Zahra yang berada di wajah. Zahra hanya mengangguk. Tak perlu menunggu lama, Aina langsung memeluk Zahra dengan erat.

Kekuatan Hati [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang