02

632 71 6
                                    

Takdir memang senang mempermainkannya. Bahkan saat dia sudah berdoa dan berharap untuk tidak bertemu atau bahkan melihat orang itu, takdir tetap mempertemukan mereka. Orang yang paling tidak ingin dia temui di dunia ini, ternyata adalah teman sekamarnya.

Keduanya terdiam cukup lama sebelum sosok itu membuka suara terlebih dahulu.

"Awas" ucapnya. Singkat, padat dan tidak jelas.

Bagi Wei Ying yang mempunyai tingkat kepekaan di bawah rata-rata, dia harus memutar otaknya untuk mencerna perkataan orang ini.

Saat dia tanpa sengaja melihat ke arah kanan, dia baru paham maksud dari kata 'awas' tadi.

"Maaf, aku tidak bermaksud menghalangi jalanmu" ucapnya menyingkir sedikit dari hadapan pintu kamar asrama.

Orang di hadapannya segera membuka pintu kamarnya lalu menutup pintu itu sebelum Wei Ying ikut masuk ke dalam.

"Hei! Kenapa kau menutup pintunya!" ujarnya seraya masuk juga kedalam. Cukup membuat orang tadi kaget karna ada tamu tidak di undang masuk ke kamarnya.

"Keluar" balasnya. Tetap singkat, padat dan untuk kali ini cukup di pahami.

"Ini kamarku, kenapa aku harus keluar" tidak terima di usir rupanya.

Orang di hadapannya bingung, begitu juga dengan Wei Ying. Dia baru saja sampai dan ingin segera mengistirahatkan tubuhnya, tapi saat dia mendapatkan kamarnya, dia malah di usir. Bahkan saat dia kembali ke masa lalu, orang ini masih tetap saja membencinya.

Hening sejenak, sebelum suara ketukan pelan memasuki pendengaran mereka.

Wei Ying yang paling dekat dengan pintu tentu saja segera membuka pintu nya. Namun siapa yang menduga dia akan dihadiahi senyuman cerah yang sama menyilaukannya dengan sinar matahari.

"Xiong Zhang"

"Wangji" sapanya dengan senyuman yang tetap bertahan di wajahnya.

"Tidak perlu menatapku begitu, mulai sekarang tuan muda Wei yang akan menjadi teman sekamar mu. Kamar ku ada di sebelah, tidak perlu khawatir. Paman yang memintanya agar tuan muda Wei satu kamar dengan mu"

Tentu saja alasan tadi seratus persen kebohongan. Dia sengaja meminta pamannya yang merupakan ketua Akademi Gusu, agar menempatakan adiknya dengan saudara dari kekasihnya.

Alasannya, tentu saja hanya untuk kesenangan semata. Kapan lagi dia bisa bersama kucing manja miliknya untuk tiga tahun ke depan. Tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.

Wangji, tentu saja hanya bisa pasrah dengan keputusan pamannya tanpa tau bahwa itu hanya akal-akalan kakaknya saja.

"Tuan muda Wei tenang saja, Wangji adalah orang baik, hanya dia memang jarang bicara" ujarnya, dan segera meninggalkan kamar adiknya.

Jadi, setelah deklarasi dari orang tadi, keduanya hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Wangji segera pergi menuju meja belajarnya, mempersiapkan sesuatu untuk besok pagi.

Sementara Wei Ying, segera memindahkan isi kopernya kedalam lemari pakaian, bersiap mandi untuk berkenalan dengan kasur baru yang akan menemaninya tiga tahun ke depan.

Sementara kedua makhluk ini sibuk dengan urusan masing-masing, lain hal nya dengan penghuni kamar sebelah.

Setelah dia menemui adik tercintanya, dia segera kembali ke kamarnya, melanjutkan aksi nya menjahili kucing kesayangannya.

"La...lan Huan, kumohon hentikan"

Lan Huan atau orang-orang menyapanya dengan Xichen ini hanya tersenyum melihat wajah kekasihnya.

Together with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang