04

351 41 3
                                    

Semenjak kejadian tabrak lari dan tatap-tatapan di lorong kelas terjadi, Wei Ying selalu menghindari orang itu bahkan tidak mau menatapnya sedikitpun.

Entahlah, hanya dia merasa jantungnya tidak sehat saat mata abu-abunya bertemu dengan mata emas itu.

Tidak jauh berbeda dengan Wei Ying, Wangji yang merupakan korban tabrak lari Wei Ying pun merasa jantung nya sedikit bermasalah.

Semenjak itu, setiap kali dia melihat wujud Wei Ying ada perasaan aneh yang selalu muncul dalam dirinya. Entah itu marah, sedih, senang atau yang lainnya. Dirinya juga tidak mengerti.

Ada satu perasaan yang tidak pernah bisa dia jelaskan, rasa bersalah dan penyesalan. Sejak dia bermimpi mengenai orang misterius itu dia selalu merasakan penyesalan terhadap Wei Ying.

Penyesalan yang amat besar, dan rasa bersalah yang dia tidak ketahui alasannya. Karna kedua perasaan itu yang membuat rasa ingin melindungi muncul pada dirinya.

Wangji merasa dia harus melindungi Wei Ying, jika tidak maka rasa perasaan ini akan terus ada di dalam hatinya.

oOo oOo

Hari ini sekolah sedang libur, dan Wangji berniat untuk fokus mengerjakan tugas-tugas nya. Dia segera bangun dari kasur dan pergi mandi, lalu bersiap untuk mengerjakan tugasnya.

Selagi mandi, Wangji selalu memikirkan soal mimpi-mimpi yang dia dapatkan. Tidak ada yang salah dengan seseorang yang bermimpi, hanya saja mimpi yang Wangji alami semua nya terasa begitu nyata.

Bahkan dirinya sempat terbangun dengan air mata yang mengalir tanpa henti, karena dalam mimpinya dia melihat satu sosok yang tergeletak tidak berdaya bersimbah darah dijalanan yg dingin.

Entah apa maksud dari mimpi itu, dia hanya merasa bahwa hal yang dia lihat di mimpi kemungkinan akan terjadi. Tapi siapa sosok itu dia sama sekali tidak mengetahuinya.

Setelah mandi, Wangji segera mengenakan pakaiannya dan bersiap untuk mengerjakan tugasnya. Tetapi gerakannya tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang yang masih tertidur di kasurnya yang terlihat seperti ketakutan dan gelisah.

"Tidak .... aku mohon hentikan..." gumamnya dengan air mata yang mengalir dari mata yang tertutup itu.

Tanpa sadar tangan Wangji menghapus air mata yang mengalir dari mata yang terpejam itu.

"Wei...."

Belum sempat Wangji menyelesaikan perkataannya, mata yang sempat terpejam itu terbuka perlahan, mulai memperlihatkan manik abu-abu nya yang indah.

Keduanya terdiam sambil menatap mata masing-masing.

Cukup lama mereka saling menatap saat suara teriakan terdengar dari arah pintu.

"Wei Wuxian! Bangun! Mau sampai kapan kau tidur hah?!"

Wangji tersadar duluan saat mendengar teriakan tidak sopan tadi. Dia segera memutuskan pandangannya dan kembali ke meja belajarnya.

Wei Ying yang masih mengumpulkan nyawanya hanya diam berusaha untuk bangun walau tak ingin. Dan akhirnya setelah berdiskusi dengan otaknya, dia bangun dari kasur empuk itu untuk membuka pintu

"Jiang Cheng, apa kau tau tidak boleh berisik disini? Kau menganggu tidurku"

"Kau tidak lupa ini hari apa?! Cepat bersiap! A-Die sedang dijalan untuk menjemput!"omel Jiang Cheng

"Kau benar, aku sampai lupa, baiklah biarkan aku bersiap, kau tunggu saja di kamarmu" ucap Wei Ying dan langsung menutup pintu kamarnya, lalu bergegas pergi ke kamar mandi dan bersiap.

Together with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang